"Allah yang menghidupkan dan mematikan sedang Ia Maha Hidup, tidak akan mati. Ampunilah ibuku Fatimah binti Asad, bimbinglah hujjahnya, luaskanlah tempat masuknya, atas hak Nabi-Mu dan para Nabi sebelumku karena Engkau-lah Maha Pengasih dan Maha Penyayang."
Hadits ini dha'if dan diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam kitab al-Kabir dan Anas dalam al-Ausath. Abu Naim meriwayatkannya dalam kitab Haliyyatul-Auliya III/121. Haitsami menyebutkan dalam kitab Mujma' az-Zawaid IX/257 bahwa dalam sanad hadits tersebut terdapat Rauh bin Shalah yang oleh Ibnu Hibban dan al-Hakim dipercaya, namun ada kelemahan dalam meriwayatkan. Adapun selain Rauh bin Shalah semua rijal sanadnya adalah sahih.
Setelah saya teliti dalam riwayat ath-Thabrani yang diriwayatkan oleh Abu Naim dalam Haliyyatul Auliya III/121 terdapat pula sanad bernama Zughbah. Orang ini tidak termasuk deretan rijal sahih. Bahkan tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali Imam Nasa'i, kendatipun ia (Nasa'i) tsiqah (dapat dipercaya).
Kini tinggal Rauh bin Shalah yang oleh Abu Naim dinyatakan merupakan sanad tunggal, sedangkan Ibnu Hibban menyatakannya kuat. Barangkali hadits tersebut termasuk salah satu dari hadits-hadits Israiliat yang mauquf sanadnya.
Sumber : Silsilah Hadist Dha'if dan Maudhu' Muhammad Nashiruddin al-Albani
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment