Wajib Menunjukkan Bukti


عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم : لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ، لاَدَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ، لَكِنَّ الْبَيِّنَةَ عَلَى الْمُدَّعِيْ وَالْيَمِيْنَ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ


[حديث حسن رواه البيهقي وغيره هكذا، وبعضه في الصحيحين]

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :

Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Seandainya setiap pengaduan manusia diterima, niscaya setiap orang akan mengadukan harta suatu kaum dan darah mereka, karena itu (agar tidak terjadi hal tersebut) maka bagi pendakwa agar mendatangkn bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya

(Hadits hasan riwayat Baihaqi dan lainnya yang sebagiannya terdapat dalam As Shahihain)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :

1. Seorang hakim harus meminta dari kedua orang yang bersengketa sesuatu yang dapat menguatkan pengakuan mereka.

2. Seorang hakim tidak boleh memutuskan sebuah perkara dengan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.

3. Pada dasarnya seseorang bebas dari tuduhan hingga terbukti perbuatan jahatnya.

4. Seorang hakim harus berusaha keras untuk mengetahui permasalahan sebenarnya dan menjelaskan hukumnya berdasarkan apa yang tampak baginya.

5. Bersumpah hanya diperbolehkan atas nama Allah.

==============

✏ Berkata Fadhilatus Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad حفظه الله:
💎Faedah-faedah dari hadits:
1⃣. Kesempurnaan syariat islam dalam menjaga harta dan darah umat manusia
2⃣. Penjelasan Rosululloh shallollohu alaihi wasallam tentang metode penyelesaian sebuah persengketaan antara dua orang yang bersengketa
3⃣. Jika pihak yang tertuduh tidak mengakui tuduhannya, maka sang penuduh harus mendatangkan bukti atas tuduhannya
4⃣. Jika sang penuduh tidak mampu mendatangkan bukti, maka sang tertuduh harus bersumpah sehingga lepaslah tanggung jawabnya, namun jika dia tidak mau bersumpah maka dia harus mendapatkan hukuman
******************
⬆📝 Dikutip dari Kitab Fathul Qowil Matin Fii Syarh Arbain Nawawi, karya Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahulloh

0 comments:

Post a Comment

 
Pusat Kajian Hadits © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top