Takut tentang Kefakiran

<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRGmR3FLhzUgw0leGCnjmKpM4_1Yz-KnBQX0CamvCWeHbr_MJS9Sg"><img alt="" border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRGmR3FLhzUgw0leGCnjmKpM4_1Yz-KnBQX0CamvCWeHbr_MJS9Sg" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 251px; height: 201px;" /></a>حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى بْنِ سُمَيْعٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْأَفْطَسُ عَنْ الْوَلِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْجُرَشِيِّ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ<br /><h4 style="text-align: right;"><br />خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَذْكُرُ الْفَقْرَ وَنَتَخَوَّفُهُ فَقَالَ أَالْفَقْرَ تَخَافُونَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتُصَبَّنَّ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا صَبًّا حَتَّى لَا يُزِيغَ قَلْبَ أَحَدِكُمْ إِزَاغَةً إِلَّا هِيهْ وَايْمُ اللَّهِ لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ<br /><br />قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ صَدَقَ وَاللَّهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَنَا وَاللَّهِ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ</h4>Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin ‘Ammar Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa bin Sumai’ berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sulaiman Al Afthas dari Al Walid bin Abdurrahman Al Jurasyi dari Jubair bin Nufair dari Abu Darda` ia berkata;<p style="text-align: justify;">“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar menemui kami, sementara kami sedang memperbincangkan masalah kefaqiran dan kami merasa takut darinya. Lalu beliau bersabda:</p><p style="text-align: justify;">” <em>Apakah kalian takut kepada kemiskinan? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh akan diberikan kepada kalian dunia, hingga hati salah seorang dari kalian tidak bisa berpaling kecuali akan menemuinya. Sungguh, telah aku tinggalkan untuk kalian perkara terang benderang, malam dan siangnya sama.</em>“</p><p style="text-align: justify;">Abu Darda` berkata; “Demi Allah benar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah meninggalkan bagi kita perkara yang terang benderang, malam dan siangnya sama.”</p><p style="text-align: justify;"><strong>Sanad hadits:</strong><br /></p><ol style="text-align: justify;"><li>Hisyam bin ‘Ammaar bin Nushair Ad Dimasyqi, shaduq dan haditsnya terdahulu lebih shahih, ia menjadi tua renta sehingga menerima talqin, 245H.</li><br /><li>Muhamad bin Isa bin Al Qasim bin Sumai’ ad dimasyqi, shaduq yukhthi dan mudallis, 206H.</li><br /><li>Ibrahim bin Sulaiman Al Afthas Ad dimasyqi, tsiqah tsabt namun suka memursalkan.</li><br /><li>Al Waliid bin Abdurrahman Al Jurasyi Al Himshi, tsiqah.</li><br /><li>Jubair bin Nufair bin Malik bin Amir Al Hadlrami Al Himshi, tsiqah jaliil mukhadlram, wafat 80H.</li><br /><li>Abu Darda Uwaimir bin Zaid bin Zaid Al Anshari, shahabat mulia, wafat di akhir khilafah utsman.</li></ol><strong>Derajat hadits:</strong><p style="text-align: justify;">Sanad hadits ini hasan, Hisyam bin Ammar dan gurunya <em>shaduuq yukhthi’</em>. Dan imam Ahmad meriwayatkan dari hadits ‘Auf bin Malik tanpa lafadz: <em>wa aimullah</em>..dst.</p><p style="text-align: justify;">Di dalam sanadnya ada Baqiyyah, ia dikatakan <em>mudallis tadlis taswiyah</em>.. Namun syaikh Al-Albani memandang bahwa tuduhan ini tidak benar. Dan beliau memandang sanad hadits ahmad hasan, sehingga menjadikan hadits Abu Darda shahih.</p><p style="text-align: justify;"><strong> </strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>Faedah Hadits :</strong></p><ol style="text-align: justify;"><li>Nabi tidak khawatir kefaqiran menimpa umat islam, yg beliau khawatirkan adalah dibukanya pintu kesenangan dunia yg membuat umat islam tertipu lalu belomba-lomba mencarinya dan enggan utk memperjuangkan agama Allah.</li><br /><li>Adapun hadits: <em>kaadal faqru an yakuuna kufran</em> (Hampir-hampir kefaqiran membuat pelakunya kafir) adalah hadits <em>maudlu’.</em></li><br /><li>Nabi meninggal dalam keadaan islam telah sempurna, malamnya seperti siangnya artinya semua telah dijelaskan.</li><br /><li>Tercelanya bid’ah, karena bid’ah tuduhan terhadap Rasulullah dan tikaman thd kesempurnaan islam.<br /><br />Imam Malik berkata: “<em>Siapa yang berbuat sebuah bid’ah, maka ia telah menuduh Nabi berkhianat</em>…”.</li><br /><li>Setiap manusia takut faqir, sebagaimana para shahabat takut faqir.</li><br /><li>Kewajiban berhati-hati dari dunia, karena banyak melalaikan manusia.</li><br /><li>Tercelanya berlomba-lomba mencari kekayaan dunia, selayaknya umat islam berlomba-lomba dalam kebaikan dan amal shalih.</li></ol><div style="text-align: justify;">Oleh : Ustadz Badru Salam, Lc.</div>

Takut tentang Kefakiran

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ الدِّمَشْقِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى بْنِ سُمَيْعٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْأ...

Read more »

Utusan Yang Meminta Penjelasan Dari Nabi

<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQn9Oc3J5mNyiuX0xIHtgxVyaf1mgZHfD2-5d3aWqDRBSSlmLcy"><img alt="" border="0" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQn9Oc3J5mNyiuX0xIHtgxVyaf1mgZHfD2-5d3aWqDRBSSlmLcy" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 263px; height: 192px;" /></a><br /><strong></strong><p></p><h3 style="text-align: right;">حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ بُكَيْرٍ النَّاقِدُ حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ<br /><br />نُهِينَا أَنْ نَسْأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَيْءٍ فَكَانَ يُعْجِبُنَا أَنْ يَجِيءَ الرَّجُلُ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ الْعَاقِلُ فَيَسْأَلَهُ وَنَحْنُ نَسْمَعُ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَتَانَا رَسُولُكَ فَزَعَمَ لَنَا أَنَّكَ تَزْعُمُ أَنَّ اللَّهَ أَرْسَلَكَ قَالَ صَدَقَ قَالَ فَمَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ قَالَ اللَّهُ قَالَ فَمَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ قَالَ اللَّهُ قَالَ فَمَنْ نَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ وَجَعَلَ فِيهَا مَا جَعَلَ قَالَ اللَّهُ قَالَ فَبِالَّذِي خَلَقَ السَّمَاءَ وَخَلَقَ الْأَرْضَ وَنَصَبَ هَذِهِ الْجِبَالَ آللَّهُ أَرْسَلَكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِنَا وَلَيْلَتِنَا قَالَ صَدَقَ قَالَ فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا زَكَاةً فِي أَمْوَالِنَا قَالَ صَدَقَ قَالَ فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ فِي سَنَتِنَا قَالَ صَدَقَ قَالَ فَبِالَّذِي أَرْسَلَكَ آللَّهُ أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَ وَزَعَمَ رَسُولُكَ أَنَّ عَلَيْنَا حَجَّ الْبَيْتِ مَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقَ قَالَ ثُمَّ وَلَّى قَالَ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَا أَزِيدُ عَلَيْهِنَّ وَلَا أَنْقُصُ مِنْهُنَّ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ صَدَقَ لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّ</h3><br /><p>Telah menceritakan kepada kami Amru bin Muhammad bin Bukair an-Naqid telah menceritakan kepada kami Hasyim bin al-Qasim Abu an-Nadlr telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin al-Mughirah dari Tsabit dari Anas bin Malik dia berkata,<span id="more-1092"></span></p>“Kami terhalangi untuk bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang sesuatu, yaitu kekaguman kami terhadap kedatangan seorang laki-laki dari penduduk gurun yang berakal (cerdas), lalu dia bertanya, sedangkan kami mendengarnya, lalu seorang laki-laki dari penduduk gurun datang seraya berkata, ‘Wahai Muhammad, utusanmu mendatangi kami, lalu mengklaim untuk kami bahwa kamu mengklaim bahwa Allah mengutusmu.’<br /><p>Rasulullah menjawab: ‘Benar’.</p>Dia bertanya, ‘Siapakah yang menciptakan langit? ‘<br /><p>Rasulullah menjawab: ‘Allah.’</p>Dia bertanya, ‘Siapakah yang menciptakan bumi? ‘<br /><p>Rasulullah menjawab: ‘Allah.’</p>Dia bertanya, ‘Siapakah yang memancangkan gunung-gunung ini dan menjadikan isinya segala sesuatu yang Dia ciptakan? ‘<br /><p>Beliau menjawab: ‘Allah.’</p>Dia bertanya, ‘Maka demi Dzat yang menciptakan langit, menciptakan bumi, dan memancangkan gunung-gunung ini, apakah Allah yang mengutusmu? ‘<br /><p>Beliau menjawab: ‘Ya.’</p>Dia bertanya, ‘Utusanmu mengklaim bahwa kami wajib melakukan shalat lima waktu sehari semalam, (apakah ini benar)? ‘<br /><p>Beliau menjawab: ‘Benar’.</p>Dia bertanya, ‘Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah menyuruhmu untuk melakukan ini? ‘<br /><p>Beliau menjawab: ‘Ya’.</p>Dia bertanya, ‘Utusanmu mengklaim bahwa kitab wajib melakukan puasa Ramadlan pada setiap tahun kita, (apakah ini benar)? ‘<br /><p>Beliau menjawab: ‘Ya’.</p>Dia bertanya, ‘Demi Dzat yang mengutusmu, apakah Allah menyuruhmu untuk melakukan ini? ‘<br /><p>Beliau menjawab: ‘Ya’.</p>Dia bertanya, ‘Utusanmu mengklaim bahwa kami wajib melakukan haji bagi siapa di antara kami yang mampu menempuh jalan-Nya, (apakah ini benar)? ‘<br /><p>Beliau menjawab, ‘Ya benar’.</p>Kemudian dia berpaling dan berkata, ‘Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan menambah atas kewajiban tersebut dan tidak akan mengurangi darinya’.<br /><p>Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika benar (yang dikatakannya), sungguh dia akan masuk surga’.” [HR Muslim]<br /><br /><strong>SANAD HADITS:</strong></p><ul><li> Amru bin Muhammad bin Bukair An Naaqid abu Utsman Al Baghdadi, <em>tsiqah hafidz</em>, 232H.</li><br /><li> Hasyim bin Al Qasim bin Muslim abu Nadlr Al Baghdadi Qaishar, tsiqah tsabt, 207H.Sulaiman bin Al Mughirah Abu Sa’I'd Al Bashri, <em>tsiqah tsiqah,</em> 165H.</li><br /><li> Tsabit bin Aslam Al Bunani Abu Muhamad Al Bashri, <em>tsiqah ‘aabid</em>, wafat thn 120H lebih.</li><br /><li> Anas bin Malik bin Nadlr, shahabat mulia yang didoakan agar banyak anak dan hartanya dan dipanjangkan umurnya. 92H.</li><br /></ul><strong>Fawaid hadits</strong>:<br /><ol><li>Para shahabat dilarang oleh Nabi untuk banyak bertanya, ini dalam rangka <em>saddu dzari’ah</em> artinya menutup pintu yg dapat menjerumuskan kepada kesalahan, karena banyak bertanya membuka pintu setan untuk bertanya yang dilarang.</li><br /><li> Hadits ahad adalah hujjah, karena nabi mengutus para utusan ke kabilah-kabilah dan para raja seorang diri.</li><br /><li> Ketawadlu’an Rasulullah yang tidak menghalangi dirinya dari para shahabatnya dan orang-orang badui yg ingin bertanya kepadanya.</li><br /><li> Nabi tidak berpakaian yang berbeda dengan shahabatnya, karena karena org arab ini masuk ke masjid, ia bertanya: siapa diantara kalian yg bernama Muhammad? dan apa yg dilakukan orang tasawuf yg mengkhususkan pakaian kiyainya dgn pakaian yg berbeda dari muridnya bertentangan dengan petunjuk Nabi.</li><br /><li> Sucinya kotoran unta, karena orang arab badui ini masuk dengan untanya ke masjid dan mengikatnya di tiang masjid.</li><br /><li> Bolehnya mencukupkan diri dengan amal-amal yang wajib saja, namun tentunya bagi para penuntut ilmu aib jika selalu meninggalkan amalan sunnah.</li><br /><li> Sunnahnya rihlah dalam menuntut ilmu, dan ini menjadi sunnah para ahli hadits dalam mencari hadits, mereka rihlah ke negeri-negeri yang jauh.</li><br /><li> Hadits ini dijadikan dalil oleh imam Bukhari bolehnya membacakan hadits kepada syaikh, dan ini salah satu dari tata cara talaqqi dalam periwayatan hadits.</li></ol>Ust. Badru Salam, Lc.

Utusan Yang Meminta Penjelasan Dari Nabi

حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ بُكَيْرٍ النَّاقِدُ حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ ...

Read more »

Thaifah al-Manshurah

<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQNfLLyQ0BWHFBNr9XMt9zpeLdP7FXXEJp_I4VEFgTv24_mX5lfjA"><img alt="" border="0" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQNfLLyQ0BWHFBNr9XMt9zpeLdP7FXXEJp_I4VEFgTv24_mX5lfjA" style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 259px; height: 194px;" /></a><br /><h3 style="text-align: justify;">حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ<br /><br />قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي مَنْصُورِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ</h3><div style="text-align: justify;">Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Mu’awiyah bin Qurrah dari Bapaknya ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:<br /></div><p style="text-align: justify;">“<em>Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku mendapat pertolongan. Orang-orang yang menghinakannya tidak akan membahayakan mereka hingga terjadi hari kiamat</em>.”<strong></strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>Sanad hadits:</strong></p><ol style="text-align: justify;"><li>Muhammad bin Basyar bin Utsman Al Abdi Al Bashri Abu Bakar Bundaar, tsiqah 252H.</li><br /><li>Muhammad bin Ja’far Al Hudzali Al Bashri ghundar, tsiqah 193H.</li><br /><li>Syu’bah bin Hajjaaj bin Al Ward Abu Bistham Al Wasithi, tsiqah hafidz mutqin, sufyan Ats Tsauri menganggapnya sebagai amiirul mukminin dalam hadits, ia yang pertama kali memeriksa hadits di iraq dan membela sunnah, 160H.</li><br /><li>Mu’awiyah bin Qurrah bin Iyaas Abu Iyaas Al Bashri, tsiqah, 113H.</li><br /><li>Qurrah bin Iyaas bin Hilaal abu Mu’awiyah, shahabat mulia, 64H.<br /><strong></strong></li></ol><p style="text-align: justify;"><strong>Derajat hadits:</strong></p><p style="text-align: justify;">Sanad hadits ini shahih, dan hadits ini dikeluarkan juga oleh Bukhari dan Muslim.</p><div style="text-align: justify;"><strong>Fawaid hadits:</strong></div><ol style="text-align: justify;"><li>Bahwa kebenaran itu tidak akan pernah sirna dan akan terus bersinar disetiap zaman dan generasi.</li><br /><li>Akan adanya sekelompok umat Muhammad yang senantiasa membela sunnahnya dan berpegang kepada kebenaran di setiap zaman, semoga kita termasuk dalam golongan mereka. Amiin</li><br /><li>Mereka adalah firqah naajiyah dan thaaifah manshurah yang selalu berpegang kepada jalan Rasulullah dan para shahabatnya.</li><br /><li>Imam Ahmad mengatakan bahwa mereka adalah ahlul hadits yang selalu berpegang kepada hadits dan menapaki jejak kakinya.</li><br /><li>Bahwa mereka akan terus berjalan dan menebar walaupun dicemoohkan oleh orang yang mencemooh dan dimusuhi oleh ahlul bida’</li><br /><li>Mereka akan senantiasa ditolong oleh Allah baik dengan kekuatan fisik maupun kekuatan hujjah dan keterangan.</li><br /><li>Mereka akan senantiasa ada sampai ditiupkan angin yang lembut yang mencabut nyawa setiap muslim sebelum ditiupnya sangkakala.</li><br /></ol>

Thaifah al-Manshurah

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ قُرَّةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ ق...

Read more »