Disebutkan dalam riwayat bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ بَدَأَ الْكَلامَ قَبْلَ السَّلامِ فَلا تُجِيبُوهُ
Barangsiapa yang memulai pembicaraan sebelum salam, maka jangan kalian menjawabnya”.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim[1] dalamHilyatul-Auliyaa’ 8/199 dan Ibnus-Sunniy[2] dalam‘Amalul-Yaum wal-Lailah hal. 109-110 no. 214; semuanya dari jalan Baqiyyah bin Al-Waliid : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Rawwaad, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaajhu ‘alaihi wa sallam : “.......(al-hadits).....”.
Sanad hadits ini tidak shahih karena faktor Baqiyyah bin Al-Waliid[3]. Sebagian ulama menjustifikasi Baqiyyah telah melakukan tadliis taswiyyah, sehingga mengharuskan adanya penyimakan dari syaikhnya dan dari syaikh dari syaikhnya (dua tingkat). Namun Ibnu Hibbaan dalam Al-Majruuhiin 1/230 menafikkan tadliis taswiyyah tersebut dengan mengatakan bahwasannya ia diuji dengan murid-muridnya yang telah menggugurkan para perawi dla’iif dari hadits Baqiyyah dan mentaswiyyahnya, sehingga tadlis taswiyyahmelekat semuanya kepadanya dengan hal tersebut.
Di sini, Baqiyyah hanya menjelaskan penyimakan haditsnya dari syaikhnya saja, tidak pada syaikh dari syaikhnya.
Permasalahannya bukan hanya itu. Hadits Baqiyyah shahih apabila ia meriwayatkan dari penduduk negerinya. Apabila ia meriwayatkan dari selainnya seperti penduduk Hijaaz dan ‘Iraaq, maka lemah karena banyaknya penyelisihan terhadap perawi tsiqaat. Ini dikatakan Ibnu ‘Adiy dalam Al-Kaamil 2/276, 'Aliy bin Al-Madiiniy dalam Tahdziibut-Tahdziib 1/478, dan Ibnu Rajab dalam Syarh Al-‘Ilal 2/774. Di sini, Baqiyyah meriwayatkan dari ‘Abdul-‘Aziiz bin Abi Rawwaad[4], penduduk Makkah. Oleh karena itu, riwayatnya lemah.
Abu Nu’aim mengatakan : “Ghariib dari hadits ‘Abdul-‘Aziiz. Kami tidak menulisnya kecuali dari hadits Baqiyyah”.
Abu Haatim berkata tentang hadits Baqiyyah di atas : “Hadits ini baathil, bukan termasuk hadits Ibnu Abi Rawwaad [Al-‘Ilal, 6/136-137 no. 2390].
Abu Zur’ah berkata : “Hadits ini tidak ada asalnya. Baqiyyah tidak mendengar hadits ini dari ‘Abdul-‘Aziiz. Hadits ini hanyalah berasal dari penduduk Himsh, dan penduduk Himsh tidak membedakannya[5]” [idem, 6/270-271 no. 2516].
Baqiyyah mempunyai mutaba’ah dari Hafsh bin ‘Umar Abu Ismaa’iil sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy[6] dalam Al-Kaamil 6/508-509 dan Abu Thaahir As-Silafiy[7]dalam Al-Masyyakhah Al-Baghdaadiyyah no. 3; akan tetapi sanadnya sangat lemah karena faktor Hafsh bin ‘Umar[8], seorang yang lemah; dan As-Sariy bin ‘Aashim, seorang yang tertuduh mencuri dan memalsukan hadits[9].
‘Abdul-‘Aziiz bin Rawwaad mempunyai mutaba’ah dari ‘Abdullah bin ‘Umar Al-‘Umariy; sebagaimana diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy[10] dalam Al-Ausath 1/136 no. 429, Al-Kharaaithiy[11] dalam Makaarimul-Akhlaaq no. 880, dan Abu Thaahir As-Silafiy[12] dalamAth-Thyuuriyaat 3/1243-1244.
Sanadnya sangat lemah karena ‘Abdullah bin ‘Umar[13] seorang yang lemah dan Haarun Abuth-Thayyib,[14] seorang pendusta sebagaimana dikatakan Ibnu Ma’iin.
Kesimpulan riwayat Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa ini adalah lemah.
Ibnu ‘Umar mempunyai syaahid dari Jaabir bin ‘Abdillah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
السَّلَامُ قَبْلَ الْكَلَامِ
Salaam (dulu) sebelum (memulai) pembicaraan”.
Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy[15] 4/428 no. 2699, Abu Ya’laa[16] no. 2059, Ibnu ‘Adiy[17] dalam Al-Kaamil 7/423, Ibnul-A’raabiy[18] dalam Mu’jam-nya 2/543-544 no. 1059, Ibnu Jamii’[19] dalam Mu’jamusy-Syuyuukh no. Ibnul-Muqri’[20] dalam Mu’jam-nya hal. 190 no. 1020, Abu Nu’aim[21] dalam Taariikh Ashbhaan 2/38, Al-Qadlaa’iy[22] dalamMusnad Asy-Syihaab 1/56 no. 34, Ibnul-Jauziy[23] dalam Al-‘Ilal Al-Mutanaahiyyah no. 1185, Al-Mizziy[24] dalam Tahdziibul-Kamaal 10/438, dan dibawakan Ibnu Hajar[25] dalamAl-Mathaalibul-‘Aaliyyah no. 2695; semuanya dari jalan ‘Anbasah bin ‘Abdirrahmaan, dari Muhammad bin Zaadzaan, dari Muhammad bin Al-Munkadir, dari Jaabir bin ‘Abdillah secaramarfuu’.
Hadits ini munkar, sebagaimana dikatakan oleh At-Tirmidziy. ‘Anbasah bin ‘Abdirrahmaan[26] dan Muhammad bin Zaadzaan[27] dalam sanad hadits ini merupakan perawi matruuk.
Kesimpulan akhir : lemah.

[abul-jauzaa’]

0 comments:

Post a Comment

 
Pusat Kajian Hadits © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top