Hadits 101


 أما إني لاأنسى ولكن أنسى لأشرع . ( باطل لا أصل له ) _ وهو مخالف لما ثبت في الصحيحين وغيرهما من حديث ابن مسعود مرفوعا إنما أنا بشر أنسى كما تنسون فإذا نسيت فذكروني .

Aku tidak lalai, akan tetapi dilalaikan agar aku membimbing (merintis) jalan. [batil dan tidak ada asalnya] maknanya juga bertentangan dengan yang diriwayatkan dalam Shahihain dan selain nya, dari haditsnya Ibnu Mas'ud secara marfu, "sesungguhnya aku ini tidak lain hanyalah manusia, yang lupa sebagaimana kalian lupa. Karena itu bila aku lupa, ingatkanlah!"

Hadits ini batil dan tidak ada sumbernya. Telah diriwayatkan oleh al-Ghazali dalam Ihya IV/38, seraya memastikan nisbatnya kepada Rasulullah , sebagai hadits sahih.

Kemudian al-Iraqi dalam Takhrij Ahaditsal-Ihya berkata, "Telah disebutkan oleh Imam Malik dalam kitabnya al-Muwaththa'sebagai penyampaian (hanya berita) tanpa dibarengi sanad." Begitu juga yang dinyatakan oleh Hamzah al-Kinani.

Menurut saya, barangkali zahir makna hadits adalah bahwa Rasulullah  tidak lupa (lalai) ditinjau sebagai manusia, akan tetapi dilalaikan oleh Allah SWT dalam rangka merintis jalan (amalan). Bila maknanya demikian, maka dapat dipastikan sebagai riwayat yang tertolak, sebab nyata bertentangan dengan hadits-hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Ashhabush Sunan, dari Abdullah bin Mas'ud yang bersabda:

"Sesungguhnya aku ini tidak lain hanyalah manusia, yang lupa sebagaimana kalian lupa. Karena itu bila aku lupa, ingatkanlah!"

Jadi, jelaslah bahwa hadits di atas bertentangan dengan hadits sahih tadi. Artinya, kemungkaranlah riwayat yang dimuat al-Ghazali dalam Ihya-nya.

Hadits 102


الناس نيام فإذا ماتوا انتبهوا (لا أصل له)

Manusia itu dalam keadaan tertidur, bila mereka mati, maka berubahlah mereka (sadar).


Hadits ini tidak ada sumber aslinya. 

Telah diriwayatkan oleh al-Ghazali dalam Ihya IV/20, seraya memarfu'kannva kepada Rasulullah Karena itu, al-Iraqi dalam kitabnya Takhrij Ahadits al-Ihya IV/170 berkata, "Saya tidak mendapati hadits tersebut bersanad marfu' hingga Rasulullah, akan tetapi menganggap berasal dari Ali bin Abi Thalib 

Hadits 103


 جالسوا التوابين فإنهم أرق أفئدة (لا أصل له)

Bergaulah dengan orang-orang yang banyak bertaubat, karena sesungguhnya mereka orang yang paling lembut hatinya. 


Riwayat ini tidak ada sumber aslinya. Telah diriwayatkan oleh al-Ghazali dalam Ihya seraya menyatakan nisbatnya kepada Rasulullah. Adapun al-Iraqi dalam Takhrij-nyz berkata, "Saya tidak menjumpai sanadnya marfu' hingga Rasulullah, namun ucapan tersebut adalah kata-kata Aun bin Abdullah, dan telah diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya."

Hadits 104


من لم يكن عنده صدقة فليلعن اليهود (موضوع)

Barangsiapa tidak memiliki sesuatu untuk sedekah, hendaknya melaknat orang Yahudi. 

Hadirs ini maudhu'. Telah diriwayatkan oleh al-Khatib dalam Tarikh Baghdad XIV/270, dari sanad Ali bin Husain Ibnu Hibban. Ibnu Muin berkata, "Ini adalah riwayat dusta dan batil. Sungguh tidak ada seorang perawi waras yang meriwayatkan hadits yang tidak masuk akal ini."

Ibnul Jauzi meriwayatkannya dalam deretan hadits-hadits maudhu', dan ia berkata, "Sanad dari Ya'qub bin Muhammad, telah dinyatakan oleh Imam Ahmad sebagai perawi sanad yang tidak dapat diterima."


Adapun adz-Dzahabi dalam mengetengahkan biografi Ya'qub bin Muhammad ini berkata, "Sungguh salah, barangsiapa berkata bahwa dia telah meriwayatkan dari Hisyam bin Urwah. Sebab, Ya'qub bin Muhammad tidak menjumpai Hisyam, bahkan ketika Hisyam meninggal, Ya'qub bin Muhammad belum pula lahir."

Hadits 105


من وافق من أخيه شهوة غفر الله له ] . ( موضوع ) _

Barangsiapa dapat memenuhi keinginan saudaranya, Allah mengampuni dosanya.


Hadits ini maudhu'. Telah diriwayatkan oleh aI-Uqaili dalam deretan hadits-hadits dha'if, halaman 436-437, juga oleh Abu Naim dalam kitab Akhbar Ashbahan U/66, dari sanad Nashr bin Nujaih al-Bahili, dari Umar Abu Hafhs, dari Ziyad an-Numairi.


Al-Uqaili berkata, "Nashr dan Umar adalah majhul, dan haditsnya tidak dihafal (dijaga)." Bahkan Ibnul Jauzi dalam al-Maudhu'at menyatakan riwayat tersebut adalah maudhu', dan Umar Abu Hafsh adalah matruk (ditinggalkan) riwayatnya.



0 comments:

Post a Comment

 
Pusat Kajian Hadits © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top