Orang Yang Mengerjakan Shalat Dijamin Masuk Surga

<div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dari ‘Ubadah bin ash-Shâmit Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى الْعِبَادِ ، مَنْ أَتَىٰ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ </span><span style="font-weight: 700;">مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ ؛ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ </span><span style="font-weight: 700;">الْـجَنَّـةَ ، وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ ، فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ ، وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ.</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Lima shalat yang Allâh wajibkan atas hamba-</em><em>Nya. Barangsiapa mengerjakannya dan tidak </em><em>menyia-nyiakannya sedikit pun karena menganggap </em><em>enteng, maka ia memiliki perjanjian dengan Allâh untuk memasukkan dia ke surga. Dan barangsiapa tidak mengerjakannya, maka dia tidak memiliki perjanjian dengan Allâh. <span style="font-weight: 700;">Jika Allâh berkehendak, </span><span style="font-weight: 700;">maka Dia mengadzabnya dan jika Dia berkehendak Dia mengampuninya</span>.</em></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">T</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">AKHRIJ HADITS</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hadits ini <span style="font-weight: 700;">shahih</span>. Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam dalam <em>al-Muwaththa’</em>, kitab: <em>Shal</em><em>â</em><em>til Lail</em>, bab: <em>al-Amru bil Witr</em> (I/120, no. 14); Abdurrazzaq dalam <em>Mushannaf</em>-nya (no. 4575); Ahmad (V/315-316, 319, 322); Al-Humaidi (no. 388); Abu Dawud (no. 425, 1420);  An-Nasa-i (I/230); Ibnu Majah (no. 1401): Ad-Darimi (I/370); Ath-Thahawi dalam <em>Syarh Musykilil Aatsaar </em>(no. 3167 dan 3168); Al-Baihaqi (II/467); Ibnu Abi ‘Ashim dalam <em>as-Sunnah</em> (no. 967);  Al-Baghawi dalam <em>Syarhus Sunnah </em>(no. 977), dan lainnya.</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam <em>Shah</em><em>î</em><em>h Sunan Abi Dawud </em>(V/161, no. 1276).Dan dishahihkan oleh para pentahqiq <em>Maus</em><em>û</em><em>’ah Musnadil Imam Ahmad </em>(37/366-368, no. 22693).</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di awal hadits ini dikisahkan bahwa al-Mukhdaji, seorang lelaki dari Bani Kinânah mengabarkan bahwa ada seorang Anshar tinggal di Syam, ia mempunyai <em>kun-yah</em> Abu Muhammad, ia berkata, “Sesungguhnya shalat witir (hukumnya) wajib.” Al-Mukhdaji berkata, “Aku pergi menemui ‘Ubâdah bin ash-Shâmit, aku kabarkan kepada beliau (tentang pendapat Abu Muhammad), maka ‘Ubâdah bin ash-Shâmit Radhiyallahu anhu berkata, “Abu Muhammad telah berdusta (telah keliru)! Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda…. Seperti dalam hadits di atas.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">P</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">ENJELASAN HADITS</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Shalat lima waktu adalah kewajiban setiap Muslim dan Muslimah. Setiap Muslim wajib melaksanakannya sebagaimana diperintahkan oleh Allâh Azza wa Jalla dan dicontohkan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ia wajib mengerjakannya dan tidak boleh menyia-nyiakannya. Dia wajib mengerjakan shalat yang lima waktu dengan menjaga waktu pelaksanaannya, <em>thuma`ninah</em>nya dan khusyu’nya. Kewajiban melaksanakan shalat itu <span style="font-weight: 700;">sejak berumur tujuh tahun</span> dan terus berlanjut sampai wafat. Jika shalat lima waktu ini dijaga dengan semua ketentuan di atas, maka dijamin masuk surga.</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Adapun orang yang menyia-nyiakan shalat, terkadang dia shalat dan terkadang tidak, atau hanya sebagian shalat saja yang dikerjakan, atau dia shalat tetapi tidak <em>thuma`ninah</em> sama sekali dan mengerjakannya tidak sesuai dengan perintah Allâh Azza wa Jalla dan contoh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka orang yang seperti ini tidak ada jaminan dari Allâh Azza wa Jalla . Jika Allâh kehendaki, Allâh akan adzab dia, dan jika Allâh berkehendak, Allâh bisa mengampuninya.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">Orang yang meninggalkan shalat telah berbuat </span><span style="font-weight: 700;">dosa besar yang paling besar, lebih besar dosanya </span><span style="font-weight: 700;">di sisi Allâh daripada membunuh jiwa, mengambil harta orang lain. Lebih besar dosanya daripada dosa zina, mencuri dan minum <em>khamr</em>. Orang yang meninggalkan shalat akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allâh di dunia dan di Akhirat.<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn1" name="_ftnref1" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;"><span style="line-height: 0; position: relative; top: -0.5em; vertical-align: baseline;">[1]</span></a></span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “Orang yang enggan mengerjakan shalat fardhu maka ia berhak mendapatkan hukuman yang keras (berat) berdasarkan kesepakatan para Imam kaum Muslimin, bahkan menurut Jumhur ummat, seperti Imam Mâlik, asy-Syâfi’i, Ahmad, dan selain mereka. Ia wajib untuk disuruh bertaubat, jika ia bertaubat (maka ia terbebas dari hukuman) dan jika tidak maka ia dihukum mati.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Bahkan orang yang meninggalkan shalat lebih jelek daripada pencuri, pezina, peminum khamr, dan penghisap ganja.”<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn2" name="_ftnref2" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;"><span style="line-height: 0; position: relative; top: -0.5em; vertical-align: baseline;">[2]</span></a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam agama Islam, shalat memiliki kedudukan yang tinggi dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya,  karena ia tiang agama. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">…رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ ، وَعَمُوْدُهُ الصَّلَاةُ ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ </span><span style="font-weight: 700;">فِـيْ سَبِيْلِ اللهِ…</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>… Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allâh …</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn3" name="_ftnref3" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[3]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Shalat adalah sebaik-baik amal seorang Muslim, dan merupakan amal yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةُ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>D</em><em>an ketahuilah bahwa <span style="font-weight: 700;">sebaik-baik </span></em><span style="font-weight: 700;"><em>amal kalian adalah shalat</em></span><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn4" name="_ftnref4" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[4]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ.</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang </em><em>hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila </em><em>shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya </em><em>pun buruk.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn5" name="_ftnref5" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;"><span style="line-height: 0; position: relative; top: -0.5em; vertical-align: baseline;">[5]</span></a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di samping itu, shalat merupakan wasiat terakhir Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ummatnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">اَلصَّلَاةَ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ.</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>(Kerjakanlah) shalat dan (tunaikan kewajiban kalian </em><em>terhadap) hamba sahaya yang kalian miliki.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn6" name="_ftnref6" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[6]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pentingnya masalah shalat kepada para Shahabat Radhiyallahu anhum dan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menekankan hal itu. Cobalah kita melihat hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (no. 162 (259)) dari shahabat Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu tentang di<em>mi’raj</em>kannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menerima perintah shalat. Ini menunjukkan betapa pentingnya masalah shalat. Kita juga harus memperhatikan bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima perintah shalat ini setelah Beliau melakukan dakwah tauhid. Ini sama dengan yang terjadi pada ummatnya, yaitu kewajiban untuk mengucapkan dua kalimat syahadat yang merupakan kalimat tauhid terlebih dahulu, kemudian diperintahkan untuk melaksanakan shalat. Sebagaimana juga firman Allâh kepada Nabi Musa Alaihissallam ketika Allâh Azza wa Jalla menjelaskan bahwa, “Aku adalah Allâh”, langsung diperintahkan kepada Nabi Musa Alaihissasallam untuk melaksanakan shalat.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Firman Allâh Azza wa Jalla kepada Nabi Musa Alaihissallam.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sesungguhnya Aku ini adalah Allâh, tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Aku, maka beribadahlah kepada-Ku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” [Thâhâ/20:14]</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allâh memerintahkan Nabi Musa Alaihissallam mendirikan shalat setelah Allâh Azza wa Jalla menyebutkan masalah tauhid.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Yang wajib diperhatikan oleh setiap Muslim dan Muslimah yang berkaitan dengan shalat adalah:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">1. Wajib Dikerjakan pada Waktunya</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ketahuilah bahwa shalat fardhu itu wajib dikerjakan pada waktunya. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diajarkan oleh Malaikat Jibril tentang waktu-waktu shalat, mulai dari shalat Shubuh sampai shalat ‘Isya’. Kemudian, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada ummatnya untuk mengerjakan shalat pada waktunya. Karena, Allâh Azza wa Jalla telah menyuruh kita untuk mengerjakan shalat pada waktu yang telah ditentukan. Allâh Azza wa Jalla berfirman:</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman</em>.[An-Nisâ’/4:103]</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Shalat pada waktunya sangat ditekankan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ini terkandung dalam pernyataan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya oleh ‘Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhuma.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ ؟ قَالَ: اَلصَّلَاةُ عَلَىٰ وَقْتِهَا ، قُلْتُ : </span><span style="font-weight: 700;">ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ، قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ: ثُمَّ الْجِهَادُ </span><span style="font-weight: 700;">فِيْ سَبِيْلِ اللهِ.</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>“Amalan apakah yang paling dicintai Allâh?”</em><em>Rasûlullâh menjawab, “Mengerjakan shalat pada </em><em>waktunya.”Aku bertanya, “Kemudian apa?”Beliau </em><em>menjawab, “Kemudian berbakti kepada kedua </em><em>orang tua.”Aku bertanya, “Kemudian apa?”Beliau </em><em>menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allâh.”</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn7" name="_ftnref7" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[7]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam hadits lain, dari Ummu Farwah Radhiyallahu anha, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">أَيُّ الْأَعْمَـالِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : الصَّلَاةُ فِـيْ أَوَّلِ وَقْتِهَا.</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Amalan apakah yang paling baik?’ Rasûlullâh </em><em>menjawab, ‘Mengerjakan shalat di awal waktu</em><em>nya.’”</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn8" name="_ftnref8" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[8]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allâh Azza wa Jalla telah menentukan waktu shalat atas setiap Mukmin, dan Allâh pun memerintahkan kita untuk menjaga shalat pada waktu-waktunya, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Peliharalah semua shalatmu, dan peliharalah shalat wustha’. Dan berdirilah karena Allâh (dalam shalatmu) dengan khusyu’. [Al-Baqarah/2:238]</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Yang paling kuat menyentuh iman seorang Mukmin untuk memenuhi panggilan shalat adalah <span style="font-weight: 700;">panggilan adRadhiyallahu anhuan</span> yang sekaligus sebagai pengingat waktu shalat sehingga kita bisa melaksanakannya pada waktunya.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Jika Anda sudah mengetahui bahwa shalat lima waktu wajib dikerjakan pada waktunya,maka kerjakanlah shalat dimanapun Anda berada, baik ketika di kantor, di kampus maupun di pasar. Adapun bagi <em>musafir</em> (orang yang sedang safar atau orang yang dalam perjalanan) disunnahkan meng<em>qashar</em> (meringkas shalat yang empat raka’at menjadi dua raka’at) dan ia boleh men<em>jamak</em> shalatnya.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Seorang Muslim tidak boleh menunda mengerjakan shalat dengan berbagai alasan, misalnya dengan mengatakan, “Pakaian saya kotor, jadi nanti saja. Nanti di rumah juga bisa shalat.” Sebagai seorang Muslim apabila sudah tiba waktu shalat, ia akan bergegas mengerjakan shalat. Usahakan bisa melaksanakan shalat terlebih dahulu sebelum naik bus, kereta dan lainnya, jika sudah tiba waktunya. Kemudian, orang yang naik kendaraan pribadi, hendaknya ia berhenti sejenak untuk mengerjakan shalat lima waktu pada waktunya. Sungguh, di sepanjang jalan ada banyak masjid, mushalla, maupun tempat-tempat untuk shalat. Hendaklah Anda kerjakan shalat pada waktunya! Pentingkan shalat pada waktunya!</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ketahuilah, apabila tidak ada masjid maupun mushalla, maka sungguh, bumi ini merupakan tempat shalat. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">وَجُعِلَتْ لِـيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Dijadikan bumi bagiku </em><em>sebagai tempat shalat </em><em>dan  bersuci (tayammum<span style="line-height: 0; position: relative; top: -0.5em; vertical-align: baseline;">-pen.</span>)…</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn9" name="_ftnref9" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[9]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">Wahai saudaraku …</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hendaklah kita mengerjakan shalat pada waktunya dimana pun berada dan janganlah kita merasa berat. <span style="font-weight: 700;">Sesungguhnya Islam adalah agama yang mudah. </span>Hendaklah setiap orang tua, pemimpin perusahaan, kepala sekolah dan lainnya menyuruh anak-anak mereka dan para karyawan mereka untuk melakukan shalat pada waktunya.</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">2. Wajib Mengerjakan Shalat Sesuai Contoh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;"> </span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Laksanakanlah shalat lima waktu sesuai dengan tata cara yang dicontohkan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sebagaimana sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِـيْ أُصَلِّـيْ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shala</em>t<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn10" name="_ftnref10" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[10]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kita tidak mungkin bisa mengerjakan shalat sesuai dengan contoh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa belajar, tanpa datang ke majelis taklim, maupun tanpa membaca buku yang benar dan ilmiah tentang tata cara shalat. Saya anjurkan membaca buku <span style="font-weight: 700;"><em>Shifat Shalat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam</em></span>  karya Syaikh Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallamashiruddin al-Albani t karena buku ini adalah buku yang terbaik dalam pembahasan tata cara shalat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn11" name="_ftnref11" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[11]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kita <span style="font-weight: 700;">wajib ikhlas dan mencontoh Sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam</span> dalam melakukan shalat sehingga shalat kita dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">Sesung</span><span style="font-weight: 700;">guhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.</span> [Al-Ankabût/29:45]</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">3. Shalat Harus Dikerjakan dengan</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;"> </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">Thuma`ninah</em><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;"> </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">dan</span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;"> </span><em style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">Khusyu’</em></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ: رُكُوْعِـهِنَّ، وَسُجُوْدِهِنَّ، وَمَوَاقِيْتِهِنَّ ، وَعَلِمَ أَنَّهُنَّ حَقٌّ مِنْ عِنْدِ اللهِ؛ دَخَلَ الْـجَنَّةَ ، أَوْ قَالَ : وَجَبَتْ لَهُ الْـجَنَّـةُ ، أَوْ قَالَ : حَرُمَ عَلَى النَّارِ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Barangsiapa menjaga shalat lima waktu: ruku’</em><em>nya, sujudnya (dengan thuma’ninah), pada waktu-waktunya, kemudian ia mengetahui bahwa perintah ini benar-benar datangnya dari Allâh, maka ia akan masuk surga,” atau Beliau bersabda, “Wajib atasnya surga,” atau Beliau bersabda, “Ia diharamkan masuk neraka.”</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn12" name="_ftnref12" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[12]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Shalat wajib dikerjakan dengan <em>thuma`ninah </em>(tenang) dan khusyu’. Pernah di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ada seseorang shalat akan tetapi dia tidak <em>thuma`ninah</em>, maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh orang tersebut mengulangi shalatnya, kemudian dia mengulangi shalatnya, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menyuruh mengulanginya lagi. Ini terulang sampai tiga kali.<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn13" name="_ftnref13" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[13]</a>Ini menunjukkan bahwa <em>thuma`ninah </em>adalah wajib dan merupakan rukun shalat yang jika ditinggalkan maka shalatnya tidak sah. Seseorang wajib <em>thuma`ninah </em>dalam semua gerak shalatnya, wajib <em>thuma`ninah </em>ketika berdiri, ruku’, <em>i’tid</em><em>â</em><em>l</em> (sesudah bangkit dari ruku’), sujud, duduk antara dua sujud, ketika duduk tasyahhud awal dan tasyahhud akhir. Barang siapa yang tidak <em>thuma`ninah </em>maka tidak sah shalatnya.<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn14" name="_ftnref14" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[14]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Demikian juga khusyu’ dalam shalat. <em>Khusyu’</em> adalah hati seseorang tunduk, patuh, merendah, dan tenang di hadapan Allâh Azza wa Jalla . Setiap Mukmin dan Mukminah wajib khusyu’ dalam shalatnya.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">Bagaimana meraih khusyu’ dalam shalat? Berikut beberapa kiat untuk meraih khusyu’ dalam shalat</span>:<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn15" name="_ftnref15" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;"><span style="font-weight: 700;">[15]</span></a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">1. Mengingat kematian</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dari Anas Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">اُذْكُرِ الْمَوْتَ فِـيْ صَلَاتِكَ ، فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا ذَكَرَ الْمَوْتَ فِـيْ صَلَاتِهِ ؛ لَـحَرِيٌّ أَنْ يُـحْسِنَ صَلَاتَهُ ، وَصَلِّ </span><span style="font-weight: 700;">صَلَاةَ رَجُلٍ لَا يَظُنُّ أَنَّهُ يُصَلِّـي صَلَاةً غَيْرَهَا</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Ingatlah kematian dalam shalatmu! Jika </em><em>seseorang mengingat kematian dalam shalatnya </em><em>niscaya ia akan melakukan shalatnya dengan baik. </em><em>Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka </em><em>bahwa ia akan melakukan shalat yang lainnya </em><em>(karena meninggal)</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn16" name="_ftnref16" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[16]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">صَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ كَأَنَّكَ تَرَاهُ ، فَإِنْ كُنْتَ لَا تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak </em><em>berpisah seakan-akan engkau melihat Allâh. Jika </em><em>engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allâh melihatmu.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn17" name="_ftnref17" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[17]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">2. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">Merenungkan makna dari bacaan-bacaan yang </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">ada dalam shalat</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ketika seorang hamba sedang mengucapkan, <em>“All</em><em>â</em><em>hu Akbar,”</em> dia akan selalu membayangkan makna kalimat tersebut dan segala sesuatu yang menyangkut keagungan-Nya. Ketika dia meminta perlindungan, ia akan selalu memikirkan makna yang terkandung dalam perlindungan tersebut, yaitu berharap dan memohon perlindungan kepada Allâh Yang Maha Mendengar, Dialah Dzat yang mendengar hamba-Nya, Yang Mahatahu, Dialah yang mengetahui apa yang dibisikkan setan. Ia juga membayangkan bahwa dengan apa yang ia lakukan itu, berarti membuka semua pintu kebaikan dan menutup semua pintu kejelekan. Demikianlah seorang hamba merenungkan makna-makna yang terkandung di dalam <em>basmalah, </em><em>tasb</em><em>î</em><em>h,</em> dan <em>shalawat</em> untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam hal ini ia dituntut untuk membuka kitab-kitab tafsir dan penjelasan para Ulama agar ia benar-benar memahami apa yang diucapkannya. Semua itu dilakukan di dalam shalat sesuai dengan kemampuan yang ia miliki dengan kerja keras.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">3. Meninggalkan dosa dan maksiat</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allâh Azza wa Jalla berfirman:</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Sesungguhnya Allâh tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri</em> [Ar-Ra’d/13:11]</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kemaksiatan merupakan penghalang yang merintangi kekhusyu’an dalam shalat, sebaliknya memperbanyak kebaikan dapat menjadikan shalat lebih baik dan lebih <em>khusyu’</em>.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">4. Tidak banyak tertawa, </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">karena banyak tertawa </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">dapat mematikan hati</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">لَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ ؛ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Janganlah banyak tertawa karena banyak ter</em><em>tawa itu dapat mematikan hati.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn18" name="_ftnref18" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[18]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">5. </span><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">Memilih pekerjaan yang sesuai</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hal ini dengan mempertimbangkan beberapa segi:</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;"><em>Pertama </em></span>:  Dari segi kehalalan, karena Allâh tidak menerima kecuali yang <em>thayyib</em> (halal), sedang makan barang yang haram menjadikan do’a tidak terkabul dan kekhusyu’an sirna.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;"><em>Kedua</em></span>: Pekerjaan tersebut tidak bentrok dengan waktu-waktu shalat.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;"><em>Ketiga</em></span>: Diusahakan mencari pekerjaan yang tidak terlalu melelahkan sehingga ketika tiba waktu shalat, ia pun dapat menghadap Rabb-nya dengan hati yang <em>khusyu’</em>.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">6. Tidak terlalu sibuk dengan urusan dunia</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Sibuk terhadap dunia dapat mengurangi perhatian terhadap akhirat. Ambillah dunia sekedar untuk menutupi kebutuhanmu dan keluarga. Jika pekerjaan pada waktu pagi sudah cukup, tidak usah bekerja pada waktu sore. Jika sudah sukses dalam bisnis tertentu, tidak usah sibuk dalam bisnis lain yang dapat menghilangkan konsentrasi pikiran dan membuat kita lupa kepada Allâh Azza wa Jalla , juga melupakan diri sendiri dan keluarga.</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Itulah beberapa antara kiat-kiat khusyu’</em>.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">Hukum Shalat Berjama’ah Bagi Laki-Laki</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Hukum shalat berjama’ah bagi laki-laki adalah wajib, berdasarkan firman Allâh Azza wa Jalla:</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’</em>. [Al-Baqarah/2:43]</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Para ulama berdalil dengan ayat ini saat menjelaskan tentang wajibnya shalat berjama’ah.<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn19" name="_ftnref19" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[19]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Juga berdasarkan riwayat dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu , dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">مَنْ سَمِعَ الِنّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ، فَلَا صَلَاةَ لَهُ إِلَّا مِنْ عُذْرٍ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Barangsiapa mendengar adzan kemudian tidak </em><em>mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya </em><em>(shalatnya tidak sempurna<span style="line-height: 0; position: relative; top: -0.5em; vertical-align: baseline;">-pent</span>), kecuali karena ada </em><em>udzur.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn20" name="_ftnref20" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[20]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Di antara <em>udzur</em> yang membolehkan kita untuk meninggalkan shalat berjama’ah adalah sakit, bepergian (safar), hujan lebat, cuaca sangat dingin, dan <em>udzur</em> lainnya yang dijelaskan oleh syari’at.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberikan keringanan untuk meninggalkan shalat berjama’ah bagi orang lelaki yang buta dan tidak ada yang menuntunnya ke masjid, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn21" name="_ftnref21" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[21]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Pada kesempatan lain, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berniat untuk membakar rumah orang-orang yang tidak melakukan shalat berjama’ah di masjid. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ لِيُحْطَبَ ، ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ ، ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَىٰ رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوْتَهُمْ. وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ ، لَوْ يَعْلَمُ أَحَدُهُمْ أَنَّهُ يَجِدُ عَرْقًا سَمِيْنًا أَوْ مِرْمَاتَيْنِ حَسَنَتَيْنِ ، لَشَهِدَ الْعِشَاءَ.</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Demi Dzat yang </em><em>jiwa</em><em>ku berada di tangan-Nya. </em><em>Sesungguhnya aku berniat </em><em>menyuruh mengumpul</em><em>kan kayu bakar, lalu aku menyuruh adzan untuk </em><em>shalat</em><em>. Kemudian kusuruh seorang laki-laki meng</em><em>imami orang-orang. Setelah itu, kudatangi orang-orang yang tidak menghadiri shalat jama’ah dan kubakar rumah-rumah mereka. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, andai salah seorang di antara mereka tahu bahwa ia akan memperoleh daging gemuk atau (dua kaki hewan berkuku belah) yang baik, niscaya ia akan mendatangi shalat ‘Isya’.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn22" name="_ftnref22" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[22]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu pernah berkata, “<em>Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allâh di hari kiamat kelak dalam keadaan Muslim, hendaklah ia menjaga shalat lima waktu dimanapun ia diseru kepadanya.Sungguh, Allâh telah mensyari’atkan kepada Nabi kalian n , sunnah-sunnah yang merupakan petunjuk. </em><em>Shalat lima</em><em>waktu termasuk sunnah-sunnah yang merupakan </em><em>petunjuk. Seandainya kalian shalat di rumah kalian </em><em>sebagaimana orang yang tertinggal ini shalat di </em><em>rumahnya (dia tidak shalat berjama’ah </em><em>di masjid) niscaya kalian akan meninggalkan sunnah Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan sunnah-sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan sesat.</em><em>.. </em><em>Dan </em><em>saya melihat (pada zaman) kami (para Shahabat), tidak ada yang meninggalkan shalat berjama’ah kecuali seorang munafik, yang telah diketahui kemunafikannya.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn23" name="_ftnref23" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[23]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-weight: 700;">Keutamaan Shalat Berjama’ah</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Shalat lima waktu harus kita kerjakan dengan berjama’ah, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita shalat berjama’ah. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan keutamaan shalat berjama’ah, sebagaimana hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">صَلَاةُ الرَّجُلِ فِـي الْـجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَىٰ صَلَاتِهِ فِـيْ بَيْتِهِ ، </span><span style="font-weight: 700;">وَفِـيْ سُوْقِهِ ، خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ ضِعْفًا ، وَذٰلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ ،لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةٌ ، فَإِذَا صَلَّىٰ  لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّـيْ عَلَيْهِ مَا دَامَ فِـيْ مُصَلَّاهُ:اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ ، اَللّٰهُمَّ ارْحَمْهُ ، وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِـيْ صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ.</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Shalat seseorang dengan berjama’ah akan dilipat-</em><em>gandakan 25 (dua puluh lima) kali lipat daripada shalat yang dilakukan di rumah dan di pasarnya. Yang demikian itu, apabila seseorang berwudhu’, ia menyempurnakan wudhu’nya, kemudian keluar menuju ke masjid, tidak ada yang mendorongnya keluar menuju masjid kecuali untuk melakukan shalat. Tidaklah ia melangkahkan kakinya, kecuali dengan satu langkah itu derajatnya diangkat, dan dengan langkah itu dihapuskan kesalahannya. Apabila ia shalat dengan berjama’ah, maka Malaikat akan senantiasa bershalawat atasnya, selama ia tetap di tempat shalatnya [dan belum batal], ‘Ya Allâh, berikanlah shalawat kepadanya. Ya Allâh, berikanlah rahmat kepadanya.’Salah seorang di antara kalian tetap dalam keadaan shalat (mendapatkan pahala shalat) selama ia menunggu datangnya waktu shalat.</em>’”<a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn24" name="_ftnref24" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[24]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dalam hadits lain, dari Shahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Shalat berjama’ah itu </em><em>lebih utama 27 (dua puluh tujuh) derajat daripada shalat sendirian.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn25" name="_ftnref25" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[25]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنَ الْـجَنَّةِ كُلَّمَا </span><span style="font-weight: 700;">غَدَا أَوْ رَاحَ.</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Barangsiapa pergi ke masjid lalu kembali, maka Allâh </em><em>menyediakan baginya hidangan di surga saat dia pergi dan kembali.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn26" name="_ftnref26" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[26]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dari Anas Radhiyallahu anhu , ia mengatakan bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">مَنْ صَلَّى لِلهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فِـيْ جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيْرَةَ اْلأُوْلَى </span><span style="font-weight: 700;">كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ : بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Barangsiapa shalat jama’ah dengan ikhlas karena Allâh selama empat puluh hari dengan mendapati </em><em>takbir pertama (takbiiratul ihram), maka ia dibebaskan dari dua perkara: dibebaskan dari Neraka dan dibebaskan dari kemunafikan.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn27" name="_ftnref27" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[27]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkan bagi laki-laki untuk mengerjakan shalat dengan berjama’ah di masjid dan menganjurkan wanita untuk shalat di rumahnya karena rumah bagi wanita adalah lebih baik. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengerjakan shalat ber-jama’ah di masjid, bahkan ketika Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang sakit, hingga Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dipapah ke masjid untuk mengerjakan shalat berjama’ah.</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda:</span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">لَا تَمْنَعُوْا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ، وَبُيُوْتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ</span></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Janganlah kalian melarang istri-</em><em>istri kalian mendatangi masjid. Dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftn28" name="_ftnref28" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[28]</a></span></div> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">F</span><span style="font-weight: 700;">AWAA-ID</span></span></div> <ol style="background-color: white; list-style: none; padding: 0px;"> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allâh Azza wa Jalla memerintahkan para Nabi dan para Rasul untuk melaksanakan shalat.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Allâh Azza wa Jalla mewajibkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ummatnya shalat lima waktu dalam sehari semalam.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Shalat memiliki kedudukan yang tinggi dan merupakan sebaik-baik amal.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Shalat merupakan tiang agama dan cahaya bagi seorang Mukmin di dunia maupun di akhirat.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Shalat yang lima waktu sudah ditentukan waktunya dan wajib dikerjakan pada waktunya; Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan ‘Isya.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Shalat yang lima waktu ini mudah dikerjakan oleh setiap Muslim dan Muslimah.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setiap Muslim wajib mengerjakan dan menjaga shalat yang lima waktu seumur hidupnya dan tidak boleh baginya menyia-nyiakannya. Shalat wajib dikerjakan dalam keadaan bagaimanapun juga dan dimanapun juga sampai dia wafat.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Setiap Muslim wajib belajar tentang wudhu, shalat, karena dia wajib mengerjakan shalat sesuai dengan contoh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Seorang Muslim wajib shalat dengan <em>thuma`ninah</em> dan <em>khusyu’</em>, tidak boleh terburu-buru, dan tidak boleh tergesa-gesa. Dia wajib tenang dan <em>khusyu’</em>.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Laki-laki wajib mengerjakan shalat berjama’ah di Masjid. Adapun wanita, yang terbaik baginya mengerjakan shalat di rumah.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Orang yang mengerjakan shalat, menjaganya, dikerjakan dengan khusyu’ dan <em>thuma`ninah</em>, dan mengerjakan dengan ikhlas serta sesuai dengan contoh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka orang tersebut dijamin oleh Allâh masuk surga.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Orang yang tidak menjaga shalat lima waktu, atau terkadang dia shalat dan terkadang tidak, atau shalatnya tidak thuma`ninah sama sekali, maka orang yang seperti ini tidak ada jaminan bagi Allâh Azza wa Jalla untuk memasukkannya ke surga-Nya.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Orang yang meninggalkan shalat dosanya lebih besar dari membunuh jiwa, mengambil harta orang lain, zina, mencuri dan minum <em>khamr</em>.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Orang yang meninggalkan shalat tidak akan mengalami ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Orang yang meninggalkan shalat akan disiksa oleh Allâh di neraka Saqa</span></li> </ol> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">M</span><span style="font-weight: 700;">ARAAJI</span><span style="font-weight: 700;">’</span></span></div> <ol style="background-color: white; list-style: none; padding: 0px;"> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><em><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Kutubus sittah.</span></em></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Ash-shal</em><em>â</em><em>tu wa Hukmu T</em><em>â</em><em>rikiha,</em> karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Tafs</em><em>î</em><em>r Ibni Kats</em><em>î</em><em>r,</em> Daar Thaybah.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Silsilah al-A<u>h</u></em><em>â</em><em>d</em><em>î</em><em>ts ash-Sha<u>h</u></em><em>î</em><em><u>h</u></em></span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Ash-Shal</em><em>â</em><em>h wa Atsaruh</em><em>â</em><em> fii </em><em>Ziy</em><em>â</em><em>datil Im</em><em>â</em><em>n wa Tah</em><em>dz</em><em>î</em><em>bin Nafs, </em>karya Syaikh Husain al-‘Awayisyah.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Shal</em><em>â</em><em>tul Mu’min, </em>karya Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"><em>Sebaik-baik Amal adalah Shalat, </em>Pustaka at-Taqwa-Bogor.</span></li> </ol> <div style="background-color: white; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XVIII/1436H/2015M. ]</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"></span><br /> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">_______</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> </span> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;">Footnote</span></div> <span style="font-family: "verdana" , sans-serif;"> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref1" name="_ftn1" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[1]</a> Lihat kitab <em>ash-Shalâh wa Hukmu Târikiha</em> (hlm. 29) karya Imam Ibnul Qayyim. Lihat juga <em>Majmû’ Fatâwâ Syaikhil Islam Ibni Taimiyyah</em> (XXII/50)</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref2" name="_ftn2" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[2]</a> <em>Majmû’ Fatâwâ</em> (XXII/50)</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref3" name="_ftn3" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[3]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih</span>: HR. Ahmad (V/231, 237, 245-246), at-Tirmidzi (no. 2616), dan Ibnu Mâjah (no. 3973), dari shahabat Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref4" name="_ftn4" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[4]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih</span>: HR. Ahmad (V/282) dari Shahabat Tsaubân Radhiyallahu anhu . Diriwayatkan juga oleh ad-Dârimi (I/168) dan Ibnu Hibbân (no. 164-<em>Mawâriduzh </em><em>Zham-ân</em>) dari Shahabat al-Walid Radhiyallahu anhu .Lihat <em>Silsilah al-A<u>h</u>âdîts ash-Sha<u>h</u>î<u>h</u>ah</em> (no. 115).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref5" name="_ftn5" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[5]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih:</span> HR. Ath-Thabrani dalam <em>al-Mu’jamul Ausath</em> (II/512, no. 1880) dari Shahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu . Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam <em>Sha<u>h</u>î<u>h</u> al-Jâmi’ish Shaghîr</em> (no. 2573) dan <em>Silsilah al-A<u>h</u>âdîts ash-Sha<u>h</u>î<u>h</u>ah</em> (III/343, no. 1358)</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref6" name="_ftn6" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[6]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih:</span> HR. Ahmad (III/117) dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu dan Ibnu Majah (no. 1625) dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref7" name="_ftn7" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[7]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih</span>: HR. Al-Bukhâri (no. 527) dan Muslim (no. 85 (139)) dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref8" name="_ftn8" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[8]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih</span>: HR. Abu Dawud (no. 426), at-Tirmidzi (no. 170), dan al-Hakim (I/189). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam <em>Sha<u>h</u>îh Sunan Abi Dâwud</em> (II/303, no. 453)</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref9" name="_ftn9" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[9]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih:</span> HR. Al-Bukhâri (no. 335) dan Muslim (no. 521) dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah al-Anshâri Radhiyallahu anhu . Lafazh ini milik Al-Bukhâri</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref10" name="_ftn10" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[10]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih: </span>HR. Al-Bukhâri (no. 631) dan lainnya.</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref11" name="_ftn11" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[11]</a> Penulis juga menyusun tentang Sifat Wudhu dan Shalat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , cet. I, th. 2014, Pustaka Imam asy-Syafi’i-Jakarta.</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref12" name="_ftn12" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[12]</a> <span style="font-weight: 700;">Hasan:</span> HR. Ahmad (IV/267) dengan sanad <em>jayyid</em>, dan rawi-rawinya terpercaya. Diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dalam <em>al-Mu’jamul Kabîr</em> (no. 3494, 3495) dengan tambahan ((عَلَى وُضُوْئِهَـا)) “Menjaga wudhu’nya.”Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam <em>Sha<u>h</u>î<u>h</u> at-Targhîb </em><em>wat Tarhîb</em> (no. 381).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref13" name="_ftn13" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[13]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih: </span>HR. Al-Bukhâri (no. 757), Muslim (no. 397), Abu Dawud (no. 856), an-Nasa-i (II/124), at-Tirmidzi (no. 303), Ibnu Majah (no. 1060), dan Ahmad (II/437), dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref14" name="_ftn14" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[14]</a> <em>Tas-hîlul Ilmâm bifiqhil Â<u>h</u>âdîts min Bulûghil Marâm </em>(II/204), karya Syaikh DR. Shalih bin Fauzan bin Abdillah al-Fauzan حفظه الله تعالى.</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref15" name="_ftn15" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[15]</a> Diringkas dari <em>ash-Shalâh wa Atsaruha fii Ziyâdatil Îmân wa Tahdzîbin </em><em>Nafs</em> (hlm. 11-24) karya Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah<span style="font-weight: 700;"> حَفِظَهُ اللهُ.</span></div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref16" name="_ftn16" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[16]</a> <span style="font-weight: 700;">Hasan:</span> HR. Ad-Dailami dalam <em>Musnad Firdaus</em>. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam <em>Silsilah al-A<u>h</u>âdîts ash-Sha<u>h</u>î<u>h</u>ah</em> (no. 1421).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref17" name="_ftn17" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[17]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih:</span> HR. Ath-Thabrani dalam <em>al-Mu’jamul Ausath</em> (no. 4424), al-Baihaqi dalam <em>az-Zuhd</em>, dan lainnya, dari shahabat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma Lihat <em>Silsilah al-A<u>h</u>âdîts ash-Sha<u>h</u>î<u>h</u>ah</em> (no. 1914).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref18" name="_ftn18" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[18]</a> <span style="font-weight: 700;">Hasan:</span>HR. Ahmad (II/310), at-Tirmidzi (no. 2305), dan lainnya, dari shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu . Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam <em>Silsilah al-A<u>h</u>âdîts ash-Sha<u>h</u>î<u>h</u>ah</em> (no. 930)</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref19" name="_ftn19" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[19]</a> Lihat <em>Tafsîr Ibnu Katsir</em> (I/249).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref20" name="_ftn20" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[20]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih:</span> HR. Ibnu Majah (no. 793), al-Hakim (I/245), dan al-Baihaqi (III/ 174). Dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi. Lihat <em>Irwâ-ul Ghalîl</em> (II/337)</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref21" name="_ftn21" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[21]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih</span>: HR. Muslim (no. 653).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref22" name="_ftn22" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[22]</a> <span style="font-weight: 700;">Muttafaq ‘alaih:</span> HR. Al-Bukhâri (no. 644), Muslim (no. 651), Abu Dawud (no. 548), an-Nasa-i (II/107), dan Ibnu Majah (no. 791)</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref23" name="_ftn23" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[23]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih:</span> HR. Muslim (no. 654 (257)) kitab <em>al-Masâjid wa Mawâdhi’ ash-Shalâh</em> bab <em>Shalâtul Jamâ’ah min Sunanil Huda</em>, Abu Dawud (no. 550), dan an-Nasa-i (II/108-109).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref24" name="_ftn24" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[24]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih:</span> HR. Al-Bukhâri (no. 647), Muslim (no. 649 (272)), at-Tirmidzi (no. 603), Ibnu Majah (no. 281), dan Abu Dawud (no. 471).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref25" name="_ftn25" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[25]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih</span>: HR. Al-Bukhâri (no. 645) dan Muslim (no. 650 (249)).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref26" name="_ftn26" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[26]</a><span style="line-height: 0; position: relative; top: -0.5em; vertical-align: baseline;">  </span><span style="font-weight: 700;">Muttafaq ‘alaih:</span> HR. Al-Bukhâri (no. 662) dan Muslim (no. 669).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref27" name="_ftn27" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[27]</a><span style="line-height: 0; position: relative; top: -0.5em; vertical-align: baseline;">  </span><span style="font-weight: 700;">Hasan:</span> HR. At-Tirmidzi (no. 241). Lihat <em>Silsilah al-A<u>h</u>âdîts ash-Sha<u>h</u>î<u>h</u>ah</em> (no. 2652)</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref28" name="_ftn28" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;"></a><a href="https://almanhaj.or.id/12468-orang-yang-mengerjakan-shalat-dijamin-masuk-surga-2.html#_ftnref28" name="_ftn28" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[28]</a> <span style="font-weight: 700;">Shahih:</span> HR. Abu Dawud (no. 567). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam <em>Takhrîj Hidâyatur Ruwât</em> (I/467, no. 1020).</div> </span><br /> <div style="text-align: justify;"> <br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2KWc4_SYJJ11t9olPmX_2Ne8xE3AhlDHAoP1X1QZeu_pcEoMOzPjeeWpHvhYIxpB46R5leS2TAqlQ68zu5LhrKwQrs67hU6RvbYOFSi3vLRwgjh-d1wGG-8rCgF5ph57swCtFoQqARiVE/s1600/a1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="119" data-original-width="282" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2KWc4_SYJJ11t9olPmX_2Ne8xE3AhlDHAoP1X1QZeu_pcEoMOzPjeeWpHvhYIxpB46R5leS2TAqlQ68zu5LhrKwQrs67hU6RvbYOFSi3vLRwgjh-d1wGG-8rCgF5ph57swCtFoQqARiVE/s1600/a1.png" /></a></div> <br /> <br /> </div>

Orang Yang Mengerjakan Shalat Dijamin Masuk Surga

Dari ‘Ubadah bin ash-Shâmit Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى الْعِبَادِ ، مَنْ أَتَىٰ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ ؛ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ أَنْ ي…

Read more »

Wajib Mengikuti Manhaj Para Shahabat Radhiyallahu Anhum

<div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">صَلَّيْنَا الْـمَغْرِبَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  ثُمَّ قُلْنَا : لَوْ جَلَسْنَا حَتَّى نُصَلِّيَ مَعَهُ الْعِشَاءَ. قَالَ : فَجَلَسْنَا، فَخَرَجَ عَلَيْنَا فَقَالَ: (( مَازِلْتُمْ هَاهُنَا؟ )) قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللَّـهِ ، صَلَّيْنَا مَعَكَ الْـمَغْرِبَ. ثُمَّ قُلْنَا : نَجْلِسُ حَتَّى نُصَلِّيَ مَعَكَ الْعِشَاءَ. قَالَ: ((أَحْسَنْتُمْ ، أَوْ أَصَبْتُمْ)) ، قَالَ: فَرَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّماءِ. وَكَانَ  كَثِيْرًا مِمَّا يَرْفَعُ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ. فَقَالَ: ا</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">َ</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">لنُّجُوْمُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ. فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُوْمُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوْعَدُ. وَأَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِـيْ. فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِـيْ مَا يُوْعَدُوْنَ. وَأَصْحَابِـيْ أَمَنَـةٌ لِأُمَّتِيْ. فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِـيْ أَتَى أُمَّتِـيْ مَا يُوْعَدُوْنَ.</span></div> <br /> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <em><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kami shalat Maghrib bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu kami berkata, ‘Seandainya kita duduk-duduk sampai shalat ‘Isya bersama beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam .’ Lalu kami duduk sampai Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui kami dan bertanya, ‘Kalian masih disini ?’ Kami menjawab, ‘Wahai Rasûlullâh, kami telah shalat bersamamu, kemudian kami berkata, kita akan tetap duduk sampai shalat ‘Isya bersamamu.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Kalian bagus atau kalian benar.’ Berkata (shahabat yang meriwayatkan hadits ini yaitu Abu Musa al-Asy’ari), ‘’Kemudian  beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepala ke langit dan hal itu sering beliau lakukan. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bintang-bintang itu sebagai penjaga langit, apabila bintang-bintang itu hilang maka datanglah apa yang dijanjikan atas langit itu. Dan aku adalah penjaga bagi para shahabatku, apabila aku telah pergi (meninggal dunia) maka akan datang kepada shahabatku apa yang dijanjikan kepada mereka. Dan para shahabatku adalah penjaga bagi umatku, apabila shahabatku telah pergi (meninggal dunia) maka akan datang apa yang dijanjikan kepada mereka.’</span></em></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">T</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">AKHRIJ HADITS</span></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><div style="text-align: justify;"> Hadits ini <span style="font-weight: 700;">shahih.</span> Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2531; Ahmad (IV/398-399); ‘Abdu bin Humaid dalam <em>musnad</em>nya (no. 538); Abu Bakar al-Khallaal dalam kitab <em>as-Sunnah </em>(no. 772) ; al-Baghawi dalam <em>Syarhus Sunnah </em>(no. 3861); Ibnu Abi Syaibah dalam <em>Mushannaf </em>(no. 32964) secara ringkas dari shahabat Abu Musa al-Asy’ari.</div> </span><br /> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">S</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">YARAH HADITS</span></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><div style="text-align: justify;"> Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dalam hadits ini a<em>sh-h</em><em>â</em><em>b</em><em>u</em> artinya para Shahabat. Shahabat adalah orang yang bertemu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beriman kepadanya, dan meninggal dalam keadaan Muslim.</div> </span><br /> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">al-Hâfizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata, “Pendapat paling benar yang aku pegang ialah bahwa Shahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan beriman kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meninggal dalam keadaan Muslim. Masuk dalam pengertian ini setiap orang (beriman) yang bertemu dengan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam baik waktu perjumpaan itu lama maupun sebentar, baik yang meriwayatkan (hadits) dari beliau maupun yang tidak, yang ikut berperang bersama beliau maupun tidak, yang pernah melihat beliau walau hanya sekali meskipun tidak ikut duduk bersama beliau, dan yang tidak pernah melihat beliau karena suatu penghalang seperti orang yang buta.”<a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn1" name="_ftnref1" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[1]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Beliau rahimahullah juga menjelaskan bahwa para shahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan beriman dan mati dalam keadaan Islam meskipun dia pernah murtad dan kembali masuk Islam, seperti asy’ats bin Qais, menurut pendapat yang kuat.<a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn2" name="_ftnref2" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[2]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Imam al-Bukhâri rahimahullah berkata, “Siapa saja dari kalangan kaum Muslimin yang pernah menyertai dan melihat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka ia terhitung sebagai shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .”<a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn3" name="_ftnref3" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[3]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Abu Muhammad bin Hazm rahimahullah (wafat th. 456 H) berkata, “Shahabat ialah semua orang yang telah duduk bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam meski hanya sesaat dan mendengar perkataan beliau meski hanya satu kalimat atau lebih, atau menyaksikan beliau secara langsung, dan tidak termasuk kaum munafik yang telah dikenal kemunafikannya dan mati dalam keadaan munafik…”<a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn4" name="_ftnref4" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[4]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Allâh Azza wa Jalla berfirman :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat </em><em>Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi </em><em>atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) </em><em>menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…”</em> [al-Baqarah/2:143]</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">al-Hâfizh Abu Bakar Ahmad bin ‘Ali bin Tsabit yang terkenal dengan al-Khathib al-Baghdadi rahimahullah (wafat th. 463 H) membuat pasal khusus di dalam kitabnya <span style="font-weight: 700;">“<em>Pujian Allâh dan Rasul-Nya tentang Keadilan Para Shahabat dan Tidak Perlu Ditanyakan Lagi Tentang </em></span><span style="font-weight: 700;"><em>Mereka. Sesungguhnya yang Wajib Adalah Menanyakan </em></span><span style="font-weight: 700;"><em>(Memeriksa) Perawi Hadits Sesudah Mereka</em></span><span style="font-weight: 700;">” </span>kemudian beliau menjelaskan, “…Wajib memperhatikan keadaan para perawi selain shahabat yang meriwayatkan hadits dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena keadilan para shahabat telah shahih dan telah diketahui melalui pujian Allâh terhadap mereka dan Allâh Azza wa Jalla mengabarkan tentang kesucian mereka serta Allâh telah memilih mereka berdasarkan nash (dalil) dari al-Qur’ân.” Kemudian beliau rahimahullah membawakan firman Allâh Azza wa Jalla :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk </em><em>manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah </em><em>dari yang mungkar, dan beriman kepada Allâh…“ </em>[Ali ‘Imrân/3:110]</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dalam ayat ini, yang dimaksud dengan “<em>kamu adalah umat yang terbaik</em>” adalah para shahabat Radhiyallahu anhum . Dan kaum Muslimin sepeninggal mereka akan dikatakan sebaik-baik umat pula apabila mereka mengikuti para shahabat Radhiyallahu anhum .</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selanjutnya beliau mengatakan, “Ayat ini meskipun umum, tetapi yang dimaksud adalah khusus, yaitu para Shahabat.”<a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn5" name="_ftnref5" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[5]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dari ayat ini, para ulama Ahli Hadits mengambil kesimpulan bahwa :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">اَلصَّحَابَةُ كُلُّهُمْ عُدُوْلٌ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-weight: 700;"><em>Para shahabat semuanya adalah adil</em></span><span style="font-weight: 700;">.</span><a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn6" name="_ftnref6" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[6]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">al-Hâfizh Ibnu Hajar al-‘Asqalâni rahimahullah (wafat th. 852 H) berkata, “Ahlus Sunnah telah sepakat bahwa seluruh shahabat adalah adil dan tidak ada yang menyalahi (kesepakatan ini), kecuali sedikit dari ahlul bid’ah.”<a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn7" name="_ftnref7" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[7]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sisi pengambilan dalil dari hadits (yang ada di awal pembahasan) ini ialah bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan kedudukan para shahabat bagi orang setelah mereka seperti kedudukan beliau bagi para shahabatnya, dan juga seperti keberadaan bintang bagi langit. Dan telah diketahui bahwa permisalan ini memberikan arti <span style="font-weight: 700;">wajibnya umat ini mengambil </span><span style="font-weight: 700;">petunjuk mereka,</span> sebagaimana para shahabat yang telah mengambil petunjuk Nabi mereka Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagaimana penduduk bumi yang mengambil petunjuk (jalan/arah) dari bintang. Juga, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa keberadaan mereka di tengah-tengah umat menjadi pelindung umat serta membentengi mereka dari berbagai kejelekan dan sebab-sebab kejelekan.<a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn8" name="_ftnref8" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[8]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa para shahabat adalah hujjah bagi kita dalam memahami Islam. Para Shahabat bagaikan bintang di langit. Dalam al-Qur’ân, bintang memiliki tiga fungsi:</span></div> <ol style="background-color: white; font-size: 17px; list-style: none; padding: 0px;"> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sebagai hiasan langit,</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pelempar setan,</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Petunjuk arah.</span></li> </ol> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maka para shahabat adalah sebagai:</span></div> <ol style="background-color: white; font-size: 17px; list-style: none; padding: 0px;"> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hiasan bagi umat ini,</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pelempar bintang api (berupa hujjah yang nyata) terhadap orang-orang yang menyimpang, mengikuti hawa nafsu, dan ahlul bid’ah,</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Petunjuk untuk meluruskan pemahaman.</span></li> </ol> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Maka shahabat adalah sebagai pengintai bagi orang-orang jahil yang mentakwil  sifat-sifat Allâh Azza wa Jalla , ajaran orang yang bathil, menolak orang-orang yang menyeleweng dan yang melampui batas. Shahabat adalah sebagai mercusuar, apabila kaum Muslimin ingin selamat, maka para shahabat harus dijadikan sebagai rujukan dalam memahami agama Islam ini (atau dengan kata lain kita wajib beragama menurut cara beragama para shahabat Radhiyallahu anhum).</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan kedudukan para shahabat dibandingkan dengan generasi setelah mereka dari umat Islam sebagaimana kedudukan beliau kepada para Shahabatnya dan sebagaimana kedudukan bintang terhadap langit.</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jelaslah <span style="font-weight: 700;">perumpamaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam</span> <span style="font-weight: 700;">ini menjelaskan kewajiban mengikuti pemahaman shahabat dalam agama Islam </span><span style="font-weight: 700;">sama </span><span style="font-weight: 700;">dengan kewajiban </span><span style="font-weight: 700;">umat Islam kembali kepada Nabi mereka,</span> karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang menjelaskan al-Qur’ân, sedangkan para shahabatnya Radhiyallahu anhum adalah penyampai dan penjelas bagi umat. Demikianlah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang <em>ma’shum</em> yang tidak berbicara dengan hawa nafsu dan beliau hanya mengucapkan petunjuk dan hidayah, sedangkan para shahabatnya adil, yang tidak berkata-kata kecuali dengan kejujuran dan tidak mengamalkan sesuatu kecuali kebenaran.</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dan demikian juga Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan bintang-bintang sebagai alat pelempar setan ketika mencuri kabar sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ</span> <span style="font-weight: 700;">﴿٦﴾</span><span style="font-weight: 700;"> وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ</span> <span style="font-weight: 700;">﴿٧﴾</span><span style="font-weight: 700;"> لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَىٰ وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ</span> <span style="font-weight: 700;">﴿٨﴾</span> <span style="font-weight: 700;">دُحُورًا</span><span style="font-weight: 700;"> ۖ</span><span style="font-weight: 700;"> وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ</span> <span style="font-weight: 700;">﴿٩﴾</span><span style="font-weight: 700;"> إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia (yang terdekat) dengan hiasan bintang-bintang. Dan Kami telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka, mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru untuk mengusir mereka dan mereka akan mendapat adzab yang kekal, kecuali (setan) yang mencuri (pembicaraan); maka ia dikejar oleh bintang yang menyala.”</em> [ash-Shâffât/37:6-10]</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dan firman-Nya :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Dan sungguh, Kami menghiasai langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami menjadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan</em>…” [al-Mulk/67:5]</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Demikian juga para Shahabat adalah hiasan umat Islam yang menghancurkan takwil orang-orang bodoh, ajaran bathil dan penyimpangan orang yang menyimpang yang mengambil sebagian al-Qur’ân dan membuang sebagiannya, mengikuti hawa nafsu mereka lalu bercerai-berai ke kanan dan ke kiri lalu mereka menjadi berkelompok-kelompok.</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Demikian juga bintang-bintang menjadi tanda bagi penduduk bumi agar mereka gunakan sebagai alat petunjuk di kegelapan darat dan laut, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">وَعَلَامَاتٍ</span><span style="font-weight: 700;"> ۚ</span><span style="font-weight: 700;"> وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Dan (Dia menciptakan) tanda-tanda (petunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.</em> [an-Nahl/16:16]</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dan firman-Nya :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut…</em> [al-An’âm/6:97]</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Demikian pula para Shahabat, mereka dicontoh untuk menyelamatkan diri dari kegelapan syubhat dan syahwat, maka orang yang berpaling dari pemahaman mereka berada dalam kesesatan yang membawanya kepada kegelapan yang sangat kelam, seandainya dia mengeluarkan tangannya maka tidak terlihat lagi.</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dengan pemahaman para shahabat, kita membentengi al-Kitab dan as-Sunnah dari kebid’ahan setan jin dan manusia yang menginginkan fitnah dan takwilnya untuk merusak apa yang dimaksud Allâh dan Rasul-Nya. Sehingga pemahaman para shahabat merupakan pelindung dari kejelekan dan sebab-sebabnya. Seandainya pemahaman mereka bukan hujjah, tentunya pemahaman orang setelah mereka menjadi penjaga dan pelindung mereka, dan ini mustahil.<a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn9" name="_ftnref9" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[9]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tentang wajibnya mengikuti pemahaman para shahabat banyak ayat-ayat dan hadits yang menjelaskan hal ini. Di antaranya Allâh Azza wa Jalla berfirman :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ</span><span style="font-weight: 700;"> ۖ</span><span style="font-weight: 700;"> وَسَاءَتْ مَصِيرًا</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.</em> [an-Nisâ’/4:115]</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dan firman-Nya :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا</span><span style="font-weight: 700;"> ۚ</span><span style="font-weight: 700;"> ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allâh ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allâh, dan Allâh menyediakan bagi mereka Surga-Surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”</em> [at-Taubah/9:100]</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">Hukum Orang </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">Y</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">ang </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">M</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">encaci-</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">M</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">aki Para Shahabat</span></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><div style="text-align: justify;"> Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :</div> </span><br /> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">لَا تَسُبُّوْا أَصْحَابِـيْ فَوَالَّذِيْ نَفْسِـيْ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ </span><span style="font-weight: 700;">أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيْفَهُ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Janganlah kamu mencaci-maki Shahabatku, demi Dzat </em><em>yang diriku berada di tangan-Nya, jika seandainya </em><em>salah seorang dari kalian infaq sebesar gunung Uhud </em><em>berupa emas, maka belum mencapai nilai infaq mereka </em><em>meskipun (mereka infaq hanya) satu mud (yaitu sepe</em><em>nuh dua telapak tangan) dan tidak juga separuhnya.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn10" name="_ftnref10" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[10]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hal ini menunjukkan kemuliaan dan keutamaan para shahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam <em>.</em></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-weight: 700;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي، فَعَلَيْهِ لَعْنَـةُ اللهِ، وَالْـمَلَائِكَةِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ.</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Barangsiapa mencaci-maki para Shahabatku, maka ia akan terkena laknat Allâh, Malaikat, </em><em>dan manusia seluruhnya.</em><a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn11" name="_ftnref11" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[11]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Imam Abu Zur’ah ar-Razi rahimahullah (wafat th. 264 H) mengatakan :</span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَنْتَقِصُ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ </span> <span style="font-weight: 700;">صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  فَاعْلَمْ أَنَّهُ زِنْدِيْقٌ، وَذَلِكَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  عِنْدَنَا حَقٌّ، وَالْقُرْآنُ حَقٌّ، وَإِنَّـمَـا أَدَّى إِلَيْنَا هَذَا الْقُرْآنَ وَالسُّنَنَ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  ، وَإِنَّـمَـا يُرِيْدُوْنَ أَنْ يَجْرِحُوْا شُهُوْدَنَا؛ لِيُبْطِلُوا الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ، وَالْـجَرْحُ بِهِمْ أَوْلَـى، وَهُمْ زَنَادِقَةُ</span></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em>Apabila engkau melihat seseorang mencaci-maki </em><em>salah seorang shahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka ketahuilah bahwa ia zindiq. Karena menurut (‘aqidah) kita bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah haq dan al-Qur’</em><em>â</em><em>n itu haq, dan </em><em>hanya para shahabatlah yang menyampaikan al-</em><em>Qur’</em><em>â</em><em>n ini kepada kita. Mereka hendak mencela saksi-</em><em>saksi kita (para shahabat) agar dapat membatalkan </em><em>al-Qur’</em><em>â</em><em>n dan as-Sunnah, padahal celaan itu lebih </em><em>pantas bagi mereka, dan mereka adalah orang-orang zindiq (munafik)</em>.<a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn12" name="_ftnref12" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[12]</a></span></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-weight: 700;">F</span><span style="font-weight: 700;">AWAA-ID</span><a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftn13" name="_ftnref13" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;"><span style="font-weight: 700;">[13]</span></a><span style="font-weight: 700;">:</span></span></div> <ol style="background-color: white; font-size: 17px; list-style: none; padding: 0px;"> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang mulia yang paling dalam ilmu dan hujjahnya.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sumber rujukan saat perselisihan dan sebagai pedoman dalam memahami al-Qur’ân dan as-Sunnah</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mengikuti manhaj Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah jaminan mendapat keselamatan dunia dan akhirat. (lihat an-Nisâ’/4:115)</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Para shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang berpegang teguh kepada agama Islam yang berarti mereka telah mendapat petunjuk, dengan demikian mengikuti mereka adalah wajib.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Para shahabat merupakan hujjah bagi ummat Islam dalam memahami agama Islam, karena itu wajib mengikuti pemahaman para shahabat Radhiyallahu anhum .</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Wajib bagi umat Islam mengikuti cara beragamanya para Shahabat Radhiyallahu anhum.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Wajibnya bagi umat Islam mengambil petunjuk para shahabat, sebagaimana mereka yang mengambil petunjuk Nabi mereka <em>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</em>, dan sebagaimana penduduk bumi yang mengambil petunjuk dari bintang.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Para Shahabat adalah hiasan umat Islam yang menghancurkan takwil orang-orang bodoh, ajaran bathil dan penyimpangan orang yang menyimpang.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mengikuti pemahaman salaufus shalih adalah pembeda antara <em>manhaj </em>(cara beragama) yang haq dengan yang batil, antara golongan yang selamat dan golongan-golongan yang sesat.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mereka yang menyelisihi <em>manhaj </em>para shahabat pasti akan tersesat dalam beragama, <em>manhaj</em> dan aqidah mereka.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Para shahabat sebagai pelempar bintang api (berupa hujjah yang nyata) terhadap orang-orang yang menyimpang, mengikuti hawa nafsu, dan ahlul bid’ah.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Para shahabat merupakan petunjuk untuk meluruskan pemahaman.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mencintai para Shahabat adalah iman dan membencinya adalah kemunafikan.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dilarang keras mencaci-maki para shahabat.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Orang yang mencaci-maki para shahabat akan mendapat laknat Allâh, malaikat, dan seluruh manusia.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hukum mencaci-maki para Shahabat adalah dosa besar dan berhak mendapat hukum dari Ulil Amri.</span></li> <li style="list-style: decimal; margin-left: 1.25em; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Orang yang mencaci-maki para shahabat adalah zindiq (munafik).</span></li> </ol> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px; text-align: justify;"> <em><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Wallaahu a’lam</span></em></div> <div style="background-color: white; font-size: 17px; margin-bottom: 27.2px;"> </div> <div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;">[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XVIII/1433H/2012M. </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Oleh </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-weight: 700;">حفظه الله</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">]</span></div> <span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><div style="text-align: justify;"> _______</div> <div style="text-align: justify;"> Footnote</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref1" name="_ftn1" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[1]</a>  <em>al-Ish</em><em>âbah f</em><em>î Tamy</em><em>îzish Shah</em><em>âbah </em>(I/7).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref2" name="_ftn2" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[2]</a>  Lihat <em>an-Nukat ‘ala Nuzhatin Nazhar fii Taudh</em><em>îhi Nukhbatil Fikr</em> (hlm. 149-150).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref3" name="_ftn3" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[3]</a>  <em>Fathul B</em><em>âri </em>(VII/3).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref4" name="_ftn4" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[4]</a>  <em>Al-Ihk</em><em>âm fii Ush</em><em>ûlil Ahk</em><em>âm </em>(V/89).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref5" name="_ftn5" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[5]</a>  <em>al-Kif</em><em>âyah fii Ma’rifati Ush</em><em>ûli ‘Ilmir Riw</em><em>âyah </em>(I/180) <em>tahqiq</em> Abu Ishaq Ibrahim bin Mushthafa Alu Bahbah ad-Dimyati.</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref6" name="_ftn6" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[6]</a>  Lihat <em>Irsy</em><em>âdul Fuh</em><em>ûl ilaa Tahq</em><em>îqil Haqqi min ‘Ilmil Ush</em><em>ûl </em>(I/228) karya Imam asy-Syaukani tahqiq Dr. Sya’ban Muhammad Isma’il.</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref7" name="_ftn7" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[7]</a>  <em>Al-Ish</em><em>âbah fii Tamyiizish Shah</em><em>âbah </em>(I/9).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref8" name="_ftn8" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[8]</a>  <em>I’l</em><em>âmul Muwaqqi’iin </em>(V/575-576).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref9" name="_ftn9" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[9]</a>   Lihat <em>Lim</em><em>âdza Ikhtartu al-Manhajas Salafi </em>(hlm. 94-95)</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref10" name="_ftn10" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[10]</a>  <span style="font-weight: 700;">Shahih:</span> HR. al-Bukhari (no. 3673), Muslim (no. 2541), Abu Dawud (no. 4658), at-Tirmidzi (no. 3861), Ahmad (III/11), al-Baghawy dalam <em>Syarhus </em><em>Sunnah</em> (XIV/69 no. 3859) dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam <em>As-Sunnah </em>(no. 988), dari Shahabat Abu Sa’id al-Khudry Radhiyallahu anhu. Lihat <em>Fat-hul B</em><em>âri</em> (VII/34-36).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref11" name="_ftn11" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[11]</a>   <span style="font-weight: 700;">Hasan:</span> HR. Ath-Thabrani dalam al-<em>Mu’jamul Kabiir</em> (XII/111 no. 1270), dari Shahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma. Lihat <em>Shahih al-J</em><em>âmi’ush Shaghiir wa Ziy</em><em>âdatuhu</em> (no. 6285) dan <em>Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah</em> (no. 2340).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref12" name="_ftn12" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[12]</a>  <em>Al-Kif</em><em>âyah fii Ma’rifati ‘Ilmir Riw</em><em>âyah </em>(II/188, no. 104).</div> <div style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-align: justify; text-decoration-line: none;"> <a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref13" name="_ftn13" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;"></a><a href="https://almanhaj.or.id/12483-wajib-mengikuti-manhaj-para-shahabat-radhiyallahu-anhum-2.html#_ftnref13" name="_ftn13" style="background-color: transparent; color: #090a0b; text-decoration-line: none;">[13]</a>  Silakan merujuk  buku penulis “Mulia dengan Manhaj Salaf”, penerbit Pustaka At-Taqwa-Bogor.</div> </span><br /> <div style="text-align: justify;"> <br /></div>

Wajib Mengikuti Manhaj Para Shahabat Radhiyallahu Anhum

صَلَّيْنَا الْـمَغْرِبَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  ثُمَّ قُلْنَا : لَوْ جَلَسْنَا حَتَّى نُصَلِّيَ مَعَهُ الْعِشَاءَ. قَالَ : فَجَلَسْنَا، فَخَرَجَ عَلَيْنَا فَقَالَ: (( مَازِلْتُمْ هَاهُنَا؟ )) قُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللَّـهِ ، صَلَّيْنَا مَعَكَ الْـمَغْرِبَ. ثُمَّ قُلْنَا …

Read more »