Haditsnya secara lengkap berbunyi:

” من صلى علي يوم الجمعة ثمانين مرة غفر الله له ذنوب ثمانين عاما، فقيل له: وكيف الصلاة عليك يا رسول الله ؟ قال: تقول: اللهم صل على محمد عبدك ونبيك ورسولك النبى الأمي ، وتعقد واحدا “

Artinya: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku hari Jum’at sebanyak 80 kali niscaya Allah mengampuninya selama 80 tahun,” lalu beliau ditanya: “Lalu bagaimanakah bershalawat atasmu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Allahumma shalli ‘ala Muhammadin ‘abdika wa rasulika an nabiyyil ummiy, ini dihitung sekali.”
Derajat Hadits: Palsu
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Khathib (di dalam kitab Tarikh Baghdad -pent) dari jalan Wahb bin Daud bin Sulaiman Adh Dharir, dia berkata: “Ismail bin Ibrahim telah meriwayatkan kepada kami, bahwa Abdul Aziz bin Shuhaib mendapatkan riwayat dari Anas bin Malik secara marfu’ (tersambung sanadnya sampai kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam -pent).
Al Khathib menyebutkan di dalam biografi Wahb bin Daud bin Sulaiman Adh Dharir ini: bahwa dia bukan orang tsiqah. As Sakhawi di dalam kitab Al Qaulul Badi’ berkata: “Disebutkan oleh Ibnul Jauzy di dalam Al Ahadits Al Wahiyah, no. 796.
Al Albani mengomentari: “Dan hadits ini disebutkan oleh Ibnul Jauzi di dalam kitabnya yang lain yaitu Al Ahadits Al Maudhu’ah, dan ini lebih utama (untuk dijadikan patokan-pent), karena siratan-siratan kepalsuan terhadap hadits ini jelas, dan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang keutamaan mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sudah sangat cukup dari pada hadits ini, contohnya yaitu sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا.

Artinya: “Barangsiapa yang bershalawat atas Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sekali niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” Hadits riwayat Muslim dan yang lainnya, dan juga disebutkan di dalam kitab Shahih Abi Daud, no: 1369.
Kemudian hadits ini disebutkan oleh As Sakhawi di tempat lain, hal: 147 dari riwayat Ad Daruquthni yaitu dari hadits Abu Hurairah secara marfu’ (tersambung sanadnya sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam -pent), lalu beliau berkata: “Hadits ini dihasankan oleh Al ‘Iraqy dan sebelumnya Abu Abdillah bin An Nu’man, dan penghasanan ini perlu penelitian, dan telah disebutkan sebelum ini seperti riwayat ini yaitu dari riwayat Anas.”
Al Albani mengomentari: “Aku mengatakan bahwa hadits yang dimaksudkan (yaitu hadits yang di Ad Daruquthni) dari riwayat Ibnul Musayyab, beliau berkata: “Saya mengira riwayat ini dari Abu Hurairah”, sebagaimana yang disebutkan yang disebutkan di dalam kitab Al Kasyf (maksudnya Kasyful Khafa’ , karya Al ‘Ajluni -pent) (1/167). Selesai jawaban dari Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albanirahimahullah. (Kitab Silsilatul Ahadits Adh Dha’ifah, no: 215).
Di bawah ini teks berbahasa Arabnya:

موضوع

أخرجه الخطيب (13 / 489) من طريق وهب بن داود بن سليمان الضرير حدثنا إسماعيل ابن إبراهيم، حدثنا عبد العزيز بن صهيب عن أنس مرفوعا .

ذكره في ترجمة الضرير هذا وقال : لم يكن بثقة ، قال السخاوي في ” القول البديع ” (ص 145): وذكره ابن الجوزي في ” الأحاديث الواهية ” (رقم 796)

قلت: وهو بكتابه الآخر”الأحاديث الموضوعات” أولى وأحرى، فإن لوائح الوضع عليه ظاهرة، وفي الأحاديث الصحيحة في فضل الصلاة عليه صلى الله عليه وسلم غنية عن مثل هذا ، من ذلك قوله صلى الله عليه وسلم: “من صلى علي مرة واحدة صلى الله عليه بها عشرا” رواه مسلم وغيره، وهو مخرج في “صحيح أبي داود” (1369 ) ، ثم إن الحديث ذكره السخاوي في مكان آخر (ص 147 ) من رواية الدارقطني يعني عن أبي هريرة مرفوعا ، ثم قال : وحسنه العراقي ، ومن قبله أبو عبد الله بن النعمان ، ويحتاج إلى نظر ، وقد تقدم نحوه من حديث أنس قريبا يعني هذا . قلت : والحديث عند الدارقطني عن ابن المسيب قال : أظنه عن أبي هريرة كما في الكشف (1 / 167)

سلسلة الأحاديث الضعيفة والموضوعة وأثرها السيئ في الأمة [1 /383]

Kemudian, dari pertanyaan bapak di atas, dilihat ada kata-kata yang tidak disebutkan di dalam hadits yang disebutkan di atas, seperti kalimat “Sayyidina dan “baca setelah sholat ashar.”
Saya tidak tahu apakah ada riwayat lain di dalam sunan Ad Daruquthni atau tidak, tetapi sepengetahuan saya di dalam kitab Sunan Ad Daruquthni tidak ada kalimat “Sayyidina” dan “setelah sholat ashar,” dan ini juga berarti mengada-ada di dalam riwayat ini.
Adapun silsilah yang dimaksudkan dalam pertanyaan (saya tuliskan dalam bahasa Arab):

العلامة العارف بالله المسند الحافظ الحبيب عمر بن محمد بن سالم بن حافظ بن عبد الله بن أبي بكر بن العيدروس بن الحسين بن الشيخ أبي بكر بن سالم بن عبد الله بن عبد الرحمن بن عبد الله بن الشيخ عبد الرحمن السقاف بن محمد مولى الدويلى بن علي بن علوي بن الفقيه المقدم محمد بن علي محمد صاحب المرباط بن علي الخالي قسم بن علوي بن محمد بن علوي بن عبيد الله بن الإمام المهاجر إلى الله أحمد بن عيسى بن محمد بن علي العريدي بن جعفر الصادق بن محمد الباقر بن علي زين العابدين بن الحسين حفيد رسول الله ولد علي بن أبي طالب و طامة الزهراء بنت رسول الله صلى الله عليه و سلم

adalah silsilah yang menerangkan bahwa beliau:

العلامة العارف بالله المسند الحافظ الحبيب عمر بن محمد

Adalah keturunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tetapi bukan berarti hadits ini diriwayatkan dari jalur ini. Karena yang kita dapatkan di kitab-kitab hadits sebagaimana yang disebutkan di dalam jawaban di atas, bukan dari jalur shahabat Husein atau shahabat Ali bin Abi Thalib atau shahabat Fathimah Az Zahraradhiyallahu ‘anhum wa ardhahum ajma’in, tetapi dari jalur shahabat Anas dan shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma wa ardhahuma.
Jadi harus dibedakan antara silsilah keturunan dengan sanad hadits, semoga bisa dipahami.

0 comments:

Post a Comment

 
Pusat Kajian Hadits © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top