Jalan Keluar Problematika Umat di Akhir Zaman

<div class="MsoBodyText" style="background: white; color: #222222; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'd</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">u</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">:</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBodyText" style="background: white; color: #222222; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Berikut pembahasan tentang jalan keluar problematika</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> umat</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> di akhir zaman, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, <i>Allahumma aamin</i>.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <b><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Tamhid (Pengantar)<o:p></o:p></span></span></b></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Idris Al Khaulani, bahwa ia mendengar Hudzaifah bin Al Yaman radhiyallahu anhu berkata,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background: white; color: #222222; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الخَيْرِ، وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي، فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ، فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الخَيْرِ، فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قُلْتُ: وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَفِيهِ دَخَنٌ» قُلْتُ: وَمَا دَخَنُهُ؟ قَالَ: «قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي، تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ» قُلْتُ: فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الخَيْرِ مِنْ شَرٍّ؟ قَالَ: «نَعَمْ، دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ، مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، صِفْهُمْ لَنَا؟ فَقَالَ: «هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا، وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا» قُلْتُ: فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ؟ قَالَ: تَلْزَمُ جَمَاعَةَ المُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ، قُلْتُ: فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ؟ قَالَ «فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الفِرَقَ كُلَّهَا، وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ، حَتَّى يُدْرِكَكَ المَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ»</span><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">“Dahulu para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang kebaikan, tetapi aku bertanya kepada Beliau tentang keburukan karena khawatir menimpa diriku, aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada di masa Jahiliyah dan dalam keburukan, lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam) ini kepada kami, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan?” Beliau menjawab, “Ya.” Aku bertanya lagi, “Apakah setelah keburukan ini ada kebaikan?” Beliau menjawab, “Ya, namun di sana ada dakhan (kabut).” Aku bertanya, “Apa kabutnya?” Beliau menjawab, “Adanya orang-orang yang mengarahkan manusia namun bukan menggunakan petunjukku, engkau kenali mereka, namun pada saat yang sama engkau ingkari.” Aku bertanya kembali, “Apakah setelah keburukan ini ada kebaikan?” Beliau menjawab, “Ya, ada penyeru-penyeru ke pintu neraka Jahannam. Siapa saja yang menyambut seruan mereka, maka mereka akan menjatuhkan ke dalam neraka.” Aku bertanya kembali, “Wahai Rasulullah, terangkanlah sifat mereka kepada kami!” Beliau menjawab, “Mereka berasal dari kalangan kita dan berbicara dengan bahasa kita.” Aku bertanya, “Apa perintahmu kepadaku ketika aku menemukan masa tersebut?” Beliau menjawab, “Engkau berpegang dengan jamaah kaum muslimin dan imam mereka.” Aku bertanya kembali, “Jika mereka tidak memiliki jamaah dan tidak pula memiliki imam (bagaimana sikapku)?” Beliau menjawab, “Tinggalkanlah semua golongan yang ada meskipun engkau harus menggigit akar pohon sampai maut datang kepadamu sedangkan dirimu di atas itu.” (Hr. Bukhari no. 3606 dan Muslim no. 1847)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <b><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Biografi Rawi<o:p></o:p></span></span></b></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Abu Abdillah Hudzaifah bin Husail (gelarnya Al Yaman) bin Jabir bin Usaid Al ‘Absiy adalah shahib sir (sahabat pemegang rahasia Rasulullah shallallahu alahi wa sallam). Ia dan ayahnya hadir bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam perang Uhud, namun ayahnya terbunuh ketika itu. Hudzaifah pernah diangkat Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu sebagai gubernur Mada’in, dan wafat 40 hari setelah terbunuhnya Utsman bin Affan radhiyallahu anhu.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Syarah </span></b><b><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">(Penjelasan)<o:p></o:p></span></b></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Dalam hadits di atas Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menerangkan, bahwa setelah datang kebaikan (Islam), maka akan datang keburukan, dan setelah keburukan itu datang, maka akan datang lagi kebaikan, namun di sana ada dakhan (kabut) yang mengeruhkan kebaikan itu.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Dakhan (kabut) </span></i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">dari kata dukhan (kabut atau asap) yang menunjukkan tidak murni kebaikan yang ada ketika itu, bahkan kebaikan itu tercampuri sesuatu yang mengotorinya. </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Ada pula yang mengartikan <i>dakhan</i> dengan hal-hal yang tidak menyenangkan.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Al Hafizh Ibnu Hajar dalam <i>Fathul Bari</i> (13/36) berkata,” Maksudnya adalah dengki. Ada yang mengatakan, bahwa maksudnya kerusakan. Dan ada pula yang mengatakan, bahwa maksudnya rusaknya hati. Ketiga arti ini saling berdekatan; yang menunjukkan bahwa kebaikan yang datang setelah keburukan itu tidak murni lagi, bahkan telah menjadi keruh. Yang lain mengatakan, bahwa ‘<i>dakhan’</i> adalah kabut, yang menunjukkan keruhnya keadaan. Ada yang berpendapat, bahwa ‘<i>dakhan’</i> adalah semua perkara yang tidak menyenangkan. Abu Ubaid berkata, “Maksud hadits tersebut ditafsirkan oleh hadits yang lain, yaitu bahwa hati manusia tidak kembali kepada keadaan semula sebelumnya. Asalnya adalah warna </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">keruh pada</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">kulit hewan, yang seakan-akan maksudnya hati mereka tidak jernih </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">lagi antara </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">yang satu dengan yang lain.”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Al Baghawi dalam <i>Syarhus Sunah</i> (15/15) berkata, “Kebaikannya tidak murni, bahkan di dalamnya mengandung kekeruhan dan kegelapan.”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Al Azhim Abadi dalam <i>Aunul Ma’bud</i> (11/316) menukil pernyataan Al Qari, bahwa arti asal <i>dakhan</i> adalah keruh dan warna yang kehitam-hitaman, sehingga kata itu menunjukkan kebaikan yang dicampuri kerusakan.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Intinya, bahwa masa tersebut tidak murni kebaikan, bahkan dicampuri sesuatu yang mengeruhkan. Demikian juga, bahwa hal yang mengeruhkan itu merusak hati, menjadikannya lemah sehingga mudah terserang penyakit, dan mudah terserang syubhat (Lihat <i>Limaadzaa ikhtartul manhajas Salafiy</i>karya Salim Al Hilaliy hal. 15).<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Syaikh Salim  Al Hilali cenderung menafsirkan maksud <i>Ad Dakhan</i> dalam bukunya <i>Limaadzaa ikhtartul manhajas Salafiy </i>dengan munculnya berbagai bid’ah (baik dalam akidah maupun syariat) sebagaima</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">n</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">a ditunjukkan oleh sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “<i>Adanya orang-orang yang mengarahkan manusia namun bukan menggunakan petunjukku</i></span><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">.</span></i><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">” </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Ia juga</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">berkata, “Berdasarkan sabda Beliau ini, maka semakin jelas, bahwa maksud dakhan yang mencampuri kebaikannya, mengeruhkan kejernihannya, serta merubah kesegarannya adalah berbagai bid’ah yang mendatangi sarang-sarang Mu’tazilah, Shufi, Jahmiyyah, Khawarij, Asy’ariyyah, Murji’ah, dan Rafidhah sejak lama, karena keadaan mereka yang hendak mencari fitnah sehingga melihat Islam dengan pandangan yang menyimpang, berkelompok, dan sikap takwil, sehingga Al Qur’an tidak tersisa selain tulisannya, Islam tinggal namanya, dan ibadah hanya jasmaninya saja. Dan dari sini juga semakin jelas, bahwa bid’ah adalah masalah yang berbahaya, karena dapat merusak hati dan badan sebagaimana penyakit merusak badan.” (<i>Limaadzaa</i> hal. 15-16).<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Di samping bid’ah, termasuk dakhan pula penyeru-penyeru ke pintu neraka Jahannam sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas, dimana lahiriah mereka sama seperti kita, namun batinnya menyelisihi syariat.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Adapun maksud kalimat “<i>Engkau kenali mereka, namun pada saat yang sama engkau ingkari,</i>” adalah engkau lihat dari mereka ada beberapa perkara yang sejalan dengan syariat, dan ada pula yang bertentangan dengannya (dari catatan kaki Syaikh  Musthafa Al Bigha).<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Kalimat, “</span><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">A</span></i><i><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">da penyeru-penyeru ke pintu neraka Jahannam. Siapa saja yang menyambut seruan mereka, maka mereka akan menjatuhkan ke dalam neraka,</span></i><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">” para ulama berkata, bahwa mereka adalah dari kalangan pemimpin yang menyeru kepada bid’ah atau kesesatan seperti kaum Khawarij, Qaramithah, dan para pembawa fitnah. (Dari catatan kaki Syaikh M. Fuad Abdul Baqi).<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Kalimat, “<i>Mereka berasal dari kalangan kita dan berbicara dengan bahasa kita,</i>” maksudnya lahiriah mereka sama seperti kita, namun batin mereka menyelisihi kita. Dalam riwayat Muslim disebutkan,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background: white; color: #222222; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm;"> <span style="font-size: medium;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;"><span dir="RTL"></span>«يَكُونُ بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ إِنْسٍ»</span><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">“Akan ada setelahku para imam yang tidak membimbing dengan petunjukku dan tidak menggunakan sunnahku, dan akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya seperti hati setan namun dengan fisik manusia.”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Hudzaifah bertanya, “Apa yang harus aku lakukan wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan zaman itu?”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Beliau menjawab,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background: white; color: #222222; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm;"> <span style="font-size: medium;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;"><span dir="RTL"></span>«تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ، وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ، وَأُخِذَ مَالُكَ، فَاسْمَعْ وَأَطِعْ»</span><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">“Engkau mendengar dan taat kepada pemimpin meskipun punggungmu dipukul dan hartamu diambil. Mendengar dan taatilah.” (Hr. Muslim no. 1847)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Menurut Syaikh Salim Al Hilaliy, para penyeru ke pintu neraka Jahannam menampakkan perhatian terhadap maslahat umat serta membuat ridha mereka dengan kata-katanya, akan tetapi hatinya tidak menghendaki selain mengarahkan umat kepada kesesatan yang mereka telah pelajari dan terima dari orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. (Lihat kitab<i>Limaadzaa</i> hal. 18)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background: white; color: #222222; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةُ الْمُضِلُّوْنَ</span><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">“Sesungguhnya yang paling aku takuti menimpa umatku adalah para imam yang menyesatkan.” (Hr. Ahmad dan Thabrani, dishahihkan oleh Al Albani dalam <i>Shahihul Jami</i> no. 1551)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Di samping pemimpin-pemimpin yang membimbing ke arah kesesatan, termasuk dakhan pula adalah terjadinya <i>sanawat khadda’ah </i>(tahun-tahun yang terdapat penipuan). Ketika itu, urusan diserahkan kepada yang bukan</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">ahlinya</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">, orang yang jujur didustakan, sedangkan orang dusta dibenarkan, orang yang amanah dikhianati, sedangkan orang yang khianat dipercaya. Hal ini berdasarkan hadits berikut,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background: white; color: #222222; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ» ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: «الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ»</span><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang menipu; orang dusta dibenarkan, orang jujur didustakan, orang khianat dipercaya, orang amanah dikhianati, dan akan berbicara ketika itu Ruwaibidhah.” Lalu ada yang bertanya, “Apa itu Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang hina yang berbicara tentang masalah masyarakat umum.”<a href="file:///D:/Mu'allafat%20Marwan/Artikel%20Islami%20(wawasankeislaman.blogspot.com)/Hadits/Syarah%20Hadits%20Hudzaifah%20(1).doc#_edn1" name="_ednref1" style="color: #2361a1; text-decoration: none;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span class="MsoEndnoteReference">[i]</span></span></a>.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <br /></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Kalimat “<i>Jamaah kaum muslimin,</i>” adalah jamaah kaum muslimin yang berpegang dengan kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (dari catatan kaki Syaikh  Musthafa Al Bigha).<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Al Hafizh dalam <i>Fathul Bari</i> (13/37) menyebutkan pendapat para ulama tentang maksud kata <i>‘jamaah’</i>, di antaranya adalah <i>as sawadul a’zham</i>(kumpulan besar kaum muslimin), para sahabat, Ahli Ilmu, dan jamaah yang berada di atas ketaatan yang berkumpul di bawah seorang pemimpin. Al Hafizh juga menerangkan, bahwa hadits di atas juga menunjukkan, bahwa ketika manusia tidak memiliki pemimpin, lalu mereka berpecah-belah menjadi beberapa kelompok, maka hendaknya seseorang tidak mengikuti kelompok yang ada dan menjauhi semua kelompok itu ketika mampu karena dikhawatirkan jatuh ke dalam keburukan. Dibawa kepada tafsir inilah semua hadits yang datang tentangnya, dan dengan cara ini dapat dipadukan semua riwayat yang lahiriahnya seakan-akan bertentangan.  <o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Menurut Syaikh Salim Al Hilali, bahwa jamaah kaum muslimin yang dimaksud adalah yang semua kaum muslimin berkumpul di bawahnya dengan dipimpin seorang imam yang menjalankan hukum Allah, dimana kita wajib menaatinya dan memberikan kesetiaan kita kepadanya; dan yang dimaksud adalah negara Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah yang menjalankan hukum Allah. Adapun jamaah-jamaah yang berusaha menegakkan negara Islam, maka itu sekedar kelompok-kelompok dari kaum muslimin yang seharusnya antara sesama mereka saling bantu-membantu dan menyingkirkan berbagai penghalang antara sesama mereka agar mereka dapat bertemu di atas satu kalimat yang sama; di atas kalimat tauhid dan sunnah dengan pemahaman generasi pertama umat ini (Lihat<i>limaadzaa</i> hal. 25).<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Kalimat “<i>Meskipun engkau harus menggigit akar pohon,</i>” maksudnya benar-benar meninggalkan golongan-golongan yang ada (ketika tidak ada jamaah keseluruhan kaum muslimin dan imam mereka) (dari catatan kaki Syaikh  Musthafa Al Bigha).<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Menurut Syaikh Salim, perintah menggigit akar pohon bukan secara zhahir, akan tetapi maksudnya tetap bersabar di atas kebenaran dan meninggalkan kelompok-kelompok sesat yang menjauhi kebenaran, atau maksudnya bahwa pohon Islam yang rindang akan terhempas oleh angin sehingga menggugurkan ranting dan daun-daunnya sehingga tidak tersisa selain akar dan batang yang tetap kokoh berhadapan dengan badai itu, ketika itulah kaum muslimin harus memeluk dengan kuat batang ini dan mengedepankannya meskipun harus mengorbankan jiwa dan sesuatu yang berharga, karena batang itu suatu saat akan berkembang (Lihat <i>Limaadzaa</i>hal. 27).</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background: white; color: #222222; direction: ltr; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px; margin: 6pt 0cm; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"> <br /></div> <div style="background-color: white; color: #222222; font-family: 'Segoe UI', Arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="edn1"> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><a href="file:///D:/Mu'allafat%20Marwan/Artikel%20Islami%20(wawasankeislaman.blogspot.com)/Hadits/Syarah%20Hadits%20Hudzaifah%20(1).doc#_ednref1" name="_edn1" style="color: #2361a1; text-decoration: none;" title=""><span class="MsoEndnoteReference"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span class="MsoEndnoteReference">[i]</span></span></span></a><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> Syaikh Salim Al Hilaliy berkata, “<i>Shahih lighairih</i>. Disebutkan Ibnu Majah (4036), Ahmad (2/291), Hakim (4/465-466, 512), Kharaithi dalam <i>Makarimul Akhlaq </i>hal. 30, Asy Syajari dalam <i>Amali</i>nya (2/256, 265) dari jalan Abdul Malik bin Qudamah Al Jumhiy, dari Ishaq bin Abi Furat dari Al Maqburiy dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “…dst.” Hakim berkata, “Shahih isnadnya.” Disetujui oleh Dzahabi. Menurutku (Syaikh Salim), sanad hadits itu tidak sesuai seperti yang mereka berdua katakan, karena isnadnya dhaif. Di dalamnya terdapat Abdul Malik bin Qudamah Al Jumhiy yang didhaifkan oleh Dzahabi <i>rahimahullah</i> dalam beberapa kitabnya, ia juga menukil pernyataan dhaifnya dari sejumlah ulama. Demikian pula terdapat Ishaq bin Abi Furat; seorang yang majhul sebagaimana disebutkan dalam <i>At Taqrib. </i>Namun hadits tersebut memiliki jalur lain yang menguatkannya, yatu riwayat Ahmad (2/338) dari jalan Fulaih bin Sulaiman dari Sa’id bin Ubaid, dari Abu Hurairah secara marfu’. Menurutku, semua perawinya adalah tsiqah selain Fulaih yang terdapat pembicaraan dari segi hapalannya, sehingga hadits Abu Hurairah tersebut karena kedua jalan ini menjadi hasan. Akan tetapi hadits ini juga memiliki syahid (penguat dari jalan lain) yang mengangkatnya ke derajat shahih, yaitu:<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Pertama</span></i><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">, hadits Anas radhiyallahu anhu yang memiliki dua jalan, yaitu:<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">a. Dari jalan Muhammad bin Ishaq dari Abdullah bin Dinar, dari Anas. Diriwayatkan oleh Ahmad (3/220), Thahawi dalam <i>Musykilul Atsar </i>(466). Pemberi catatan kaki kitab <i>Musykilul Atsar</i> (1/405) berkata, <i>“Para perawinya tsiqah, hanyajasa di dalamnya terdapat ‘an’anah Ibnu Ishaq.”</i>Haitsami dalam <i>Al Majma’</i> (7/844) berkata, “Diriwayatkan oleh Al Bazzar, dan Muhammad bin Ishaq menyebutkan dengan tegas ‘mendengarnya’ dari Abdullah bin Dinar, sedangkan para perawi lainnya adalah tsiqah.” Menurutku, sesuai dengan pernyataannya itu, karena hadits tersebut dalam<i>Kasyful Astar</i> <i>‘an Zawaidil Bazzar</i> (3373) disebutkan pernyataan ‘<i>haddatsana’</i> oleh Ibnu Ishaq.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">b. Dari jalan Muhammad bin Ishaq, dari Muhammad bin Al Munkadir, dari Anas. Disebutkan oleh Ahmad (3/220). Menurutku, di dalamnya terdapat Ibnu Ishaq, sedangkan ia seorang mudallis, dan telah melakukan ‘an’anah.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Dari sini dapat diketahui, bahwa Muhammad bin Ishaq memiliki dua orang guru dalam meriwayatkan hadits tersebut, yaitu: (1) Abdullah bin Dinar, dan ia menegaskan pernyataan <i>haddatsana</i>. (2) Muhammad bin Al Munkadir, namun tidak menegaskan ‘mendengar darinya’.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-size: medium;"><i><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Kedua, </span></i><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">hadits Auf bin Malik Al Asyja’i radhiyallahu anhu. Disebutkan oleh Al Bazzar (3373), Thabrani dalam <i>Al Kabir</i> (18/56-57), <i>Musnad Asy Syamiyin</i>(47, 48), dan Thahawi dalam <i>Musykilul Atsar</i> (464) dari beberapa jalan, dari Ibrahim bin Abi Ablah, dari ayahnya, dari Auf. Menurutku (Salim Al Hilali), di dalamnya terdapat Syamr bin Yaqzhan, ayah Ibrahim bin Abi Ablah yang hanya diriwayatkan oleh anaknya, dan tidak ditsiqahkan selain oleh Ibnu Hibban, sehingga sebagai orang yang majhul.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Kesimpulannya, hadits tersebut shahih berdasarkan jalur-jalur dan syahid-syahidnya sesuai yang ditetapkan dalam Musthalul Hadits dan Qawaidnya (<i>Limaadza</i> karya Salim Al Hiali hal. 20-21). </span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">=================</span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></div> <div class="MsoEndnoteText" style="margin: 6pt 0cm; text-align: justify;"> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <b><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Busyra (Kabar Gembira)<o:p></o:p></span></span></b></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Meskipun keadaan manusia </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">setelah masa kenabian semakin </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">jauh dari agama dan kebaikan yang ada tidak murni lagi, tetapi Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan agama-Nya dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia berfirman,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; text-align: left;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.”</span></i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> (Qs. At Taubah: 32)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; text-align: left;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”</span></i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> (Qs. Yusuf: 21)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Hal ini menunjukkan masih tetapnya ada di tengah umat ini segolongan orang yang berjalan di atas kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tanpa peduli orang-orang yang menelantarkan mereka dan menyelisihi mereka sampai datang keputusan Allah Azza wa Jalla. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; text-align: left;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">لاَ يَزَالُ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">“Akan senantiasa ada beberapa manusia dari kalangan umatku yang tampil (menegakkan kebenaran) sampai datang keputusan Allah sedangkan mereka dalam keadaan unggul.” (Hr. Bukhari dan Muslim)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Kelompok ini akan senantisa ada hingga generasi terakhir mereka berhasil memerangi Dajjal bersama Nabi Isa alaihis salam.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Jalan keluar terhadap perselisihan yang </span></b><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">terjadi</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> di tengah umat</span></b><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></b></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ   وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ</span><span dir="LTR" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">“</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">B</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">arang siapa yang hidup di antara kalian (sepeninggalku), maka ia akan menyaksikan banyak perselisihan. Oleh karena itu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah <i>Khulafaur rasyidin</i> yang mendapatkan petunjuk, gigitlah  dengan geraham (genggamlah dengan kuat). Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena semua perkara bid’ah adalah sesat.“ (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam <i>Shahihul Jami’</i> no. 2549).</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Dalam hadits Hudzaifah, kita diperintahkan meninggalkan kelompok-kelompok yang ada meskipun harus menggigit akar pohon, sedangkan dalam hadits Irbadh bin Sariyah di atas kita diperintahkan berpegang dengan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan sunnah khulafa rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali yang mewakili para sahabat secara umum) serta menjauhi perkara yang diada-adakan dalam agama. Jika kita padukan kedua hadits di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa jalan keluar dari perselisihan, banyaknya golongan-golongan, dan tidak adanya jamaah kaum muslimin secara menyeluruh di bawah pimpinan seorang imam adalah Berpegang dengan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan pemahaman para sahabat <i>ridhwanullah alaihim ajma’in</i> atau pemahaman <i>As Salafush Shalih</i>.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <b><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Mengenal istilah As Salafush Shalih<o:p></o:p></span></span></b></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Ibnu Manzhur dalam Lisanul Arab (9/159) berkata, “Salaf juga adalah orang yang mendahuluimu dari kalangan orang tuamu dan kerabatmu yang berada di atasmu dalam hal usia dan keutamaan. Oleh karena itu, generasi pertama dari kalangan tabi’in disebut sebagai <i>As Salafus Shalih</i>.”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">pernah bersabda </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">ke</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">p</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">ada puterinya, yaitu Fathimah Az Zahra radhiyallahu anha,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; text-align: left;"> <span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;"><span style="font-size: medium;">فَإِنَّهُ نِعْمَ السَّلَفِ أَنَا لَكِ<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span dir="LTR"></span>“Sesungguhnya seba</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">ik-baik salaf bagimu adalah aku.” (Hr. Muslim)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Secara istilah, salaf adalah sifat yang ketika dimutlakkan tertuju kepada para sahabat, dan yang lain ikut pula ke dalamnya mengikuti.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Al Qalasyani dalam <i>Tahrirul Maqalah min Syarhir Risalah</i> Qaaf 36 berkata, “Salafush shalih adalah generasi pertama (umat ini) yang dalam ilmunya, berpegang dengan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan menjaga sunnahnya. Allah Ta’ala memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam, memilih mereka untuk menegakkan agama-Nya, dan meridhai mereka sebagai para pemimpin umat. Mereka berjihad di jalan Allah dengan sebenar-sebenarnya, meluangkan waktunya untuk memberikan nasihat dan manfaat kepada umat, dan mereka korbankan diri mereka untuk meraih keridhaan Allah. Allah memuji mereka dalam kitab-Nya,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; text-align: left;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.”</span></i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> (Qs. Al Fath: 29)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; text-align: left;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">“Bagi orang</span></i><i><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">-orang</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.”</span></i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> (Qs. Al Hasyr: 8)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Dalam ayat di atas (dan ayat setelahnya) Allah memuji kaum Muhajirin dan Anshar, kemudian memuji orang yang mengikuti jejak mereka, Dia juga ridha terhadap mereka dan terhadap orang-orang yang mengikuti jejak mereka.”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Bahkan Dia men</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">gancam</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> azab bagi mereka yang menyelisihi mereka dan mengikuti jalan selain mereka, Dia berfirman,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; text-align: left;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">“Dan barang siapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu.”</span></i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> (Qs. An Nisaa’: 115)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Imam Al Ghazali dalam <i>Iljamu ‘Awam ‘An Ilmil Kalam</i> hal. 62 berkata ketika mendefinisikan ‘<i>salaf’</i>, “Maksudku adalah madzhab sahabat dan tabi’in.”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Abdullah Ibnul Mubarak berkata, “Tinggalkanlah hadits Amr bin Tsabit, karena dia mencela salaf.”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Maksudnya adalah para sahabat.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Al Auza’i rahimahullah berkata, <i>“Tahanlah dirimu agar tetap berada di atas Sunnah, berhentilah di tempat mereka berhenti, ucapkanlah seperti yang mereka katakan, dan tahanlah dirimu sebagaimana mereka menahan diri, tempuhlah jalan kaum salafush shalih sebelummu, karena cukup bagimu apa yang cukup bagi mereka.”</i> (Disebutkan oleh Al Ajurri dalam <i>Asy Syari’ah</i>hal. 58)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Mereka di sini adalah para sahabat.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Adapun dari sisi masa, maka istilah salaf digunakan untuk generasi terbaik dan layak diikuti, yaitu tiga generasi pertama yang dinyatakan kebaikannya oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" dir="RTL" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; text-align: left;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif;">ثُمَّ يَجِيءُ أَقْوَامٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ، وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ</span><span dir="LTR" lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian setelahnya, dan setelahnya, kemudian akan datang kaum yang persaksiannya mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya (bersegera bersaksi atau bersumpah meskipun tidak diminta).” (Hr. Bukhari dan Muslim)<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Akan tetapi, karena pada masa-masa tersebut telah bermunculan beberapa kelompok yang menyimpang, sehingga keberadaan seseorang di masa-masa itu tidak cukup dihukumi di atas manhaj salaf sampai sejalan dengan para sahabat dalam memahami Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam, maka para ulama membatasi dengan kata-kata “<i>As Salafush Shalih</i>” (generasi pertama umat ini yang saleh yang mengikuti pemahaman para sahabat).<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Dan tidak mengapa menyandarkan diri kepada Salaf sebagaimana yang dinyatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam <i>Majmu Fatawa</i> 4/149,</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">“Tidak ada celaan bagi orang yang menampakkan madzhab salaf</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> dan</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">mensibatkan diri</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> kepadanya</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">, bahkan wajib menerima hal itu berdasarkan kesepakatan, karena madzhab salaf tidak lain merupakan kebenaran.”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Imam Dzahabi dalam <i>Siyar A’lamin Nubala</i> (16/547) menukil pernyataan Al Hafizh Daruquthi, “Tidak ada sesuatu yang paling aku benci daripada ilmu Kalam.”</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Selanjutnya </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Dzahabi</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"> berkata, “Beliau tidak pernah masuk ke dalam Ilmu Kalam dan jidal (perdebatan), serta tidak </span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">pernah </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">mendalaminya, bahkan ia adalah seorang salafi.”<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Dr. Nashir bin Abdul Karim Al ‘Aql berkata, “Salaf adalah generasi pertama umat ini yang terdiri dari kalangan sahabat, tabi’in, para imam yang menunjuki umat di tiga abad yang utama. Demikian pula tertuju kepada setiap oang yang mengikuti mereka itu dan berjalan di atas manhaj (cara beragama) mereka sepanjang masa. Istilah ‘Salafi’ adalah nisbat kepada mereka.” (<i>Mujmal Ushul Ahlissunnah fil Aqidah</i> hal. 5)</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya penulis telah mensyarah kitab<i>Mujmal Ushul Ahlissunnah wal Jama’ah</i> <i>Fil ‘Aqidah </i>karya Dr. Nashir Al ‘Aql dalam bahasa Indonesia, yang di sana terdapat gambaran secara jelas dan gamblang seperti apa manhaj (cara beragama) para sahabat radhiyallahu anhum, silahkan buka linknya di sini:<a href="http://wawasankeislaman.blogspot.co.id/p/aqidah_5.html" style="color: #2361a1; text-decoration: none;">http://wawasankeislaman.blogspot.co.id/p/aqidah_5.html</a> , kemudian klik Aqidah Islam (1) sd Aqidah Islam (26), <i>falillahil hamdu wal minnah</i>.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><b><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Fawaid</span></b><b><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"> dari hadits Hudzaifah</span></b><b><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">:<o:p></o:p></span></b></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">1. Bukti kebenaran kenabian Muhammad shallallahu alahi wa sallam, karena terja</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">dinya apa yang Beliau beritakan.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">2. Faedah bertanya tentang keburukan, yaitu agar dapat menjauhinya.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">3</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">. Kebaikan yang ada setelah masa Rasul shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu anhum </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">tidak murni lagi</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">, bahkan dicampuri sesuatu yang mengeruhkannya.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">4</span><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">. Tidak terpukau oleh penampilan dan lahiriah.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">7. <i>Dakhan</i> bisa berupa bid’ah dalam akidah maupun bid’ah dalam syariat, demikian pula dalam ibadah. Termasuk <i>dakhan</i> pula adalah para pemimpin dan tokoh yang tidak membimbing umat di atas Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Demikian pula <i>sanawat khadda’ah</i>(tahun-tahun yang terdapat penipuan) sebagaimana telah diterangkan maksudnya.</span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">4. Kewajiban mengikuti jamaah kaum muslimin secara keseluruhan dan imam mereka, wajib menaatinya meskipun fasik dan mengerjakan berbagai kemaksiatan, seperti mengambil harta dan lain sebagainya, selama perintahnya bukan maksiat.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">5. Jika kaum muslimin tidak bersatu di bawah sebuah imam, maka hendaknya ia meninggalkan kelompok-kelompok yang ada, dan berpegang dengan sumber rujukan agama ini, yaitu Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam dengan memahaminya seperti pemahaman para sahabat serta menjalankan agama seperti mereka menjalankannya.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">6. Jalan keluar menghadapi problematika umat di akhir zaman.<o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBlockText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; direction: ltr; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; unicode-bidi: embed;"> <span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">7. Di tengah-tengah umat Nabi Muhammad shallallahu alahi wa sallam tetap akan senantiasa ada yang berpegang teguh dengan kebenaran hingga datang keputusan Allah. </span><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></div> <div class="MsoBodyText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm;"> <i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.<o:p></o:p></span></span></i></div> <div align="right" class="MsoBodyText" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-size: 14px; margin: 6pt 0cm; text-align: right;"> <span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: medium;">Marwan bin Musa<o:p></o:p></span></span></div> <span style="font-size: medium; text-align: left;"><b><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Maraji’: </span></b><i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">Limaadza ikhtartul manhajas salafiy </span></i><span lang="IN" style="font-family: Calibri, sans-serif;">(Salim Al Hilaliy), <i>Mausu’ah Ruwathil Hadits</i> (Markaz Nurul Islam li Abhatsil Qur’ani was Sunnah),<i>Tahdzibul Kamal</i> (Imam Al Mizziy), <i>Maktabah Syamilah</i> versi 3.45, dll.</span></span></div> </div> </div>

Jalan Keluar Problematika Umat di Akhir Zaman

Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du: Berikut pembahasan tentang jalan keluar problematika umat di akhir zaman, semoga Allah menjadikan penyusuna…

Read more »

Manhaj Dakwah Di Jalan Allah Subhanahu Wa Ta'la

<div style="text-align: justify;"> Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengutus Mu’adz Radhiyallahu anhu ke Yaman Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> إِنَّكَ سَتَأْتِيْ قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَىْهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ– وَفِيْ رِوَايَةٍ – : إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ – فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَـمْسَ صَلَوَاتٍ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ ، فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ ، فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْـمَظْلُوْمِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), maka hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa anna Muhammadar Rasûlullâh -dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allâh.’- Jika mereka telah mentaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh Azza wa Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir. Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dari harta terbaik mereka, dan lindungilah dirimu dari do’a orang yang teraniaya karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara do’anya dan Allâh.”</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> TAKHRIJ HADITS.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Al-Bukhâri, no. 1395, 1496, 4347, 7372; Muslim, no. 19 [29]; At-Tirmidzi, no. 625; Abu Dawud, no. 1584; An-Nasa-i, V/55; Ibnu Majah, no. 1783; Ad-Dârimi, I/405; Ahmad, I/233, dan lainnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> KOSA KATA HADITS.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> قَوْمٌ : Pada asalnya bermakna sekumpulan laki-laki, tidak mencakup perempuan. Tetapi dalam keumuman al-Qur’an, yang dimaksud dengan kata “kaum” yaitu laki-laki dan perempuan semuanya.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn1">[1]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> أَهْلُ الْكِتَابِ : Mereka adalah orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kita. Yang dimaksud yaitu kaum Yahudi dan Nashrani. Walaupun di Yaman ada kelompok lain selain ahlul kitab, tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut mereka karena mereka mayoritas dan juga memberi perhatian ke mereka karena mereka adalah orang berilmu. Jadi berbicara dengan mereka tidak seperti berbicara dengan para penyembah berhala.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn2">[2]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> كَرَائِمُ : Jamak dari كَرِيْمَة, yakni berupa barang-barang berharga.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> حِجَابٌ : Penghalang. Yaitu yang menghalangi sampainya doa seorang hamba kepada Rabb-nya.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn3">[3]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> SYARH (PENJELASAN)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengutus Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu ke daerah Yaman (pada tahun 10 Hijriyyah) untuk berdakwah kepada Allâh dan mengajar, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh Mu’adz dalam dakwahnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa dia akan menghadapi kaum Yahudi dan Nashrani yang berilmu dan pandai berdebat. Pemberitahuan ini bertujuan agar Mu’adz Radhiyallahu anhu siap berdialog dan membantah syubhat-syubhat mereka, kemudian juga memulai dakwah dengan perkara terpenting lalu yang penting. Yang pertama kali adalah menyeru manusia untuk memperbaiki akidahnya karena akidah merupakan pondasi. Jika mereka telah menerima hal tersebut, mereka diperintahkan untuk menegakkan shalat karena shalat adalah kewajiban yang paling agung setelah tauhid. Jika mereka telah melaksanakannya, maka orang-orang kaya diperintahkan untuk membayar zakat harta-harta mereka (yang dibagikan) kepada orang-orang fakir sebagai rasa kebersamaan dan rasa syukur kepada Allâh Azza wa Jalla . Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan Mu’adz Radhiyallahu anhu agar tidak mengambil harta terbaik dalam zakat karena yang wajib adalah harta yang biasa.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Setelah itu, Mu’adz dianjurkan untuk berbuat adil dan meninggalkan kezhaliman supaya ia tidak terkena doa orang yang terzhalimi, karena doa orang tersebut akan Allâh Azza wa Jalla kabulkan.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn4">[4]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> إِنَّكَ سَتَأْتِيْ قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani)</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan keadaan mereka kepada Mu’adz Radhiyallahu anhu agar ia siap menghadapi mereka. Karena orang yang berdebat dengan ahlul Kitab harus memiliki hujjah yang lebih banyak dan lebih kuat daripada orang yang berdebat dengan orang-orang musyrik penyembah berhala. Karena orang musyrik itu bodoh, sedangkan mereka yang diberikan al-Kitab memiliki ilmu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberitahu keadaan mereka agar Mu’adz Radhiyallahu anhu menyesuaikan diri dengan keadaan mereka, sehingga bisa mendebat mereka dengan cara yang lebih baik, mendakwahkan ahlul Kitab, dan mengajak mereka kepada tauhid. Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak beribadah kepada selain Allâh dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allâh. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.” [Ali ‘Imrân/3:64]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَيهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> maka hendaklah pertama kali yang kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa anna Muhammadar Rasûlullâh</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan pengarahan kepada Mu’adz Radhiyallahu anhu bahwa hal yang pertama kali harus diserukan kepada mereka yaitu tauhid dan kerasulan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Makna Kalimat[لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn5">[5</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Makna yang benar dari kalimat Tauhid لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ adalah:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> لَا مَعْبُوْدَ بِـحَقٍّ إِلَّا اللهُ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allâh</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Lafazh لَا إِلٰـهَ (lâ ilâha) adalah penafian terhadap semua yang disembah selain Allâh, dan lafazh إِلَّا اللهُ (illallâh) adalah penetapan segala bentuk ibadah yang ditujukan hanya kepada Allâh semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam peribadatan kepada-Nya, sebagaimana tidak ada sekutu bagi Allâh dalam kekuasaan-Nya.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn6">[6]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Apabila seseorang bersaksi bahwa tidak ada ilâh yang berhak diibadahi kecuali Dia, maka ia telah memberitakan, menjelaskan, dan mengabarkan bahwa selain-Nya bukan ilah yang berhak diibadahi, dan Allâh satu-satunya yang berhak diibadahi.”<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn7">[7]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Ini merupakan kalimat yang paling agung yang mengandung peniadaan peribadatan kepada selain Allâh dan menetapkan peribadatan hanya kepada-Nya dengan segala sifat yang istimewa. Penunjukan kalimat ini akan penetapan bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi selain Allâh, lebih besar daripada sekedar perkataan kita Allâh adalah Ilâh, dan tidak ada satupun yang meragukan ini.”<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn8">[8]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sesungguhnya sesembahan-sesembahan yang disembah selain Allâh dinamakan آلِهَة (tuhan-tuhan) karena mereka memang disembah oleh manusia, meskipun pada hakikatnya mereka tidak berhak diibadahi tetap saja namanya tuhan. Akan tetapi, semua itu adalah tuhan yang bathil. Jadi, penyematan nama إِلٰـهٌ (ilâh) untuk sesembahan selain Allâh diakui dari satu segi dan dinafikan dari segi yang lain. Diakui dari sisi kenyataan yang ada dan ditiadakan dari sisi keberhakan untuk diibadahi.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn9">[9]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rukun-Rukun Kalimat لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kalimat syahadat lâ ilâha illallâh memiliki dua rukun: yaitu al-itsbât (penetapan) dan an-nafyu (peniadaan).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Lafazh lâ ilâha berarti peniadaan atau penolakan (an-nafyu) terhadap segala ilah (sesembahan) selain Allâh.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan lafazh illallâh berarti penetapan (al-itsbât) bahwa segala bentuk ibadah (penghambaan) itu hanya bagi Allâh Azza wa Jalla semata, tidak ada sesuatu apa pun yang boleh dijadikan sebagai sekutu dalam peribadahan kepada-Nya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Hal ini ditopang dengan dalil-dalil yang sangat banyak, di antaranya, firman Allâh Azza wa Jalla :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allâh, maka sungguh ia telah berpegang pada tali yang sangat kuat. Allâh Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” [Al-Baqarah/2:256]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rukun an-nafyu pada ayat ini adalah lafazh,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Imam Malik rahimahullah mengatakan, “Thaghut adalah semua yang diibadahi selain Allâh Azza wa Jalla .”<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn10">[10]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan rukun al-itsbaat pada ayat ini adalah lafazh,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan beriman kepada Allâh</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Demikianlah (kebesaran Allâh) karena Allâh, Dia-lah (Tuhan) Yang Haqq (untuk diibadahi). Dan apa saja yang mereka ibadahi selain Dia, itulah yang bathil. Dan sungguh Allâh, Dia-lah Yang Mahatinggi, Mahabesar.” [Al-Hajj/22:62]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> مَنْ قَالَ لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَرُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Barangsiapa yang mengucapkan lâ ilâha illallâh (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allâh) dan mengingkari (sesembahan-sesembahan) selain Allâh, maka haramlah harta dan darahnya, dan hisab (perhitungan amal)nya diserahkan kepada Allâh Azza wa Jalla .<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn11">[11]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Konsekuensi dari rukun لَا إِلٰـهَ إِلَّا اللهُ, yaitu seorang Muslim yang sudah jelas mengucapkan kalimat tauhid ini, maka ia wajib menolak dan mengingkari semua yang diibadahi selain Allâh Azza wa Jalla . Semua yang diibadahi selain Allâh adalah bathil. Dan ia pun wajib menetapkan bahwa satu-satunya yang benar dan yang wajib diibadahi hanya Allâh saja. Kita wajib beribadah hanya kepada Allâh Azza wa Jalla dan tidak boleh kepada selain-Nya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Adapun ucapan syahadat:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> أَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah Rasul (utusan) Allâh</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Maka konsekuensi dari ucapan tersebut adalah:</div> <div style="text-align: justify;"> Wajib beriman kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allâh dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad), niscaya Allâh memberikan rahmat-Nya kepada dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu. Dan Allâh Maha Pengampun, Maha Penyayang.” [Al-Hadîd/57:28]</div> <div style="text-align: justify;"> Mentaati Perintah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Itulah batas-batas (hukum) Allâh. Barangsiapa taat kepada Allâh dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung.” [An-Nisâ’/4:13]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allâh. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka.” [An-Nisâ’/4:80]</div> <div style="text-align: justify;"> Membenarkan apa-apa yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa. [Az-Zumar/39: 33]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan firman Allâh Azza wa Jalla :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٣﴾ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al-Qur`an) menurut keinginannya. Tidak lain (al-Qur`an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [An-Najm/53:3-4]</div> <div style="text-align: justify;"> Menjauhkan diri dari apa-apa yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam larang</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allâh. Sesungguhnya Allâh amat keras hukuman-Nya.” [Al-Hasyr/59:7]</div> <div style="text-align: justify;"> Tidak beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla kecuali dengan cara yang telah disyariatkan</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Artinya, kita wajib beribadah kepada Allâh menurut apa yang disyari’atkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita wajib ittibâ’ kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allâh, ikutilah aku, niscaya Allâh mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allâh itu Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” [Ali ‘Imrân/3:31]<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn12">[12]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allâh Azza wa Jalla kepada golongan jin dan manusia, dan kita diperintahkan untuk beriman kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ittiba’ kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan nikmat yang besar dan agung bagi kaum Mukminin, sebagaimana Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sungguh Allâh telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allâh mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allâh, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur`an) dan al-Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. [Ali ‘Imrân/3:164]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sungguh, nikmat paling besar yang Allâh Azza wa Jalla karuniakan kepada para hamba-Nya adalah diutusnya Rasul yang mulia. Dengan diutusnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Allâh Azza wa Jalla selamatkan manusia dari kesesatan dan Allâh Azza wa Jalla menjaga mereka dari kebinasaan.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn13">[13]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika mereka telah mentaati hal itu</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Yaitu jika mereka telah bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allâh dan bahwasanya Muhammad adalah Rasûlullâh, maka:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَـمْسَ صَلَوَاتٍ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Yaitu shalat wajib yang lima waktu, yaitu Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya, dan Shubuh. Selain kelima shalat tersebut, tidak termasuk dalam shalat wajib. Adapun shalat-shalat sunnah rawatib, shalat witir, shalat dhuha, semua itu tidak wajib.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Peliharalah semua shalatmu, dan peliharalah shalat wustha’. Dan berdirilah karena Allâh (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” [Al-Baqarah/2:238]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. [An-Nisâ’/4:103]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dalam Islam, shalat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Sebab, ia merupakan tiang agama, tidak akan tegak agama ini kecuali dengannya. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ ، وَعَمُوْدُهُ الصَّلَاةُ ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ فِـيْ سَبِيْلِ اللهِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allâh<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn14">[14]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Shalat adalah sebaik-baik amal seorang Muslim, dan merupakan amal yang pertama kali akan dihisab. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> سَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا، وَاعْمَلُوْا وَخَيِّـرُوْا، وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةُ، وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوْءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Luruslah dalam beragama (sesuai dengan contohku) dan mendekatlah dalam beragama, beramallah dan pilihlah (yang terbaik). Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat. Dan tidaklah menjaga wudhu’, melainkan seorang Mukmin.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn15">[15]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ada juga diriwayatkan dengan lafazh yang lain,</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> اِسْتَقِيْمُوْا وَلَنْ تُحْصُوْا، وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةُ، وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوْءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Istiqamahlah kalian dan kalian pasti tidak akan mampu. Ketahuilah, sesungguhnya sebaik-baik amalan kalian adalah shalat. Dan tidak ada yang senantiasa menjaga wudhu’nya melainkan seorang Mukmin.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn16">[16]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Di samping itu, shalat adalah wasiat terakhir Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ummatnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> اَلصَّلَاةَ ، وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Kerjakanlah shalat, dan tunaikan kewajiban kalian terhadap hamba sahaya yang kalian miliki.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn17">[17]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Shalat merupakan perkara yang pertama kali akan dihisab pada hari Kiamat. Sebagaimana sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun buruk.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn18">[18]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Orang yang meninggalkan shalat telah berbuat dosa besar yang paling besar, lebih besar dosanya di sisi Allâh daripada membunuh jiwa, mengambil harta orang lain. Lebih besar dosanya daripada dosa zina, mencuri dan minum khamr. Orang yang meninggalkan shalat akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allâh di dunia dan di akhirat.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn19">[19]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “Orang yang enggan mengerjakan shalat fardhu maka ia berhak mendapatkan hukuman yang keras (berat) berdasarkan kesepakatan para Imam kaum Muslimin, bahkan menurut jumhur ummat, seperti Imam Mâlik, asy-Syâfi’i, Ahmad, dan selain mereka, ia wajib untuk disuruh bertaubat, jika ia bertaubat (maka ia terbebas dari hukuman) dan jika tidak maka ia dibunuh.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Bahkan orang yang meninggalkan shalat lebih jelek daripada pencuri, pezina, peminum khamr, dan penghisap ganja.”<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn20">[20]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika mereka telah melaksanakan shalat wajib yang lima waktu, maka perintahkan kepada mereka untuk menunaikan zakat.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Zakat yaitu sedekah wajib yang diambil dari orang kaya dan diberikan kepada orang fakir. Orang kaya yang dimaksud di sini yaitu yang memiliki harta dan sudah mencapai nishab zakat, meskipun ia tidak memiliki harta banyak. Jika seseorang hanya memiliki satu nishab, maka dia dikatakan kaya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ [Al-Baqarah/2:43]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allâh Maha Mendengar, Maha Mengetahui. [At-Taubah/9 :103]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak meminta. [Adz-Dzâriyât/51:19]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka.” Yaitu orang-orang fakir di negeri mereka, karena mereka lebih berhak untuk diberi sedekah oleh penduduk (yang kaya) di negeri tersebut. Mustahiq (orang yang berhak menerima) zakat ada delapan, Allâh Azza wa Jalla berfirman:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allâh dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allâh. Allâh Maha Mengetahui, Mahabijaksana. [At-Taubah/9:60]</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Disebut orang fakir dalam hadits, karena jumlah mereka lebih banyak dibanding yang lain. Artinya orang fakir miskin jumlahnya banyak di masyarakat dan mereka sangat membutuhkan harta dan bantuan dari kaum Muslimin.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Karena inilah, salah jika orang-orang kaya mengirim sedekah mereka ke negeri yang jauh, padahal di negeri mereka banyak yang membutuhkan. Orang-orang terdekat lebih utama untuk berbuat baik kepada mereka, karena mereka mengetahui harta yang dimiliki oleh orang kaya di sekitarnya. Jika mereka tidak mendapat manfaat dari harta tersebut, maka akan timbul rasa tidak suka dan benci kepada orang kaya tersebut. Jika mereka melihat orang kaya mengirim sedekahnya ke negeri yang jauh padahal mereka juga membutuhkan, maka bisa jadi mereka akan memusuhi dan merusak harta-harta orang kaya. Karena inilah, termasuk dari hikmah yaitu selama ada dalam penduduk negeri itu yang membutuhkan maka jangan memberi sedekah kepada yang lain yang lebih jauh.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لَكَ بِذٰلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِم</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dari harta terbaik mereka.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Jika mereka telah tunduk dan sepakat dalam menunaikan zakat, maka janganlah mengambil harta-harta terbaik mereka. Tetapi ambillah yang pertengahan, jangan menzhalimi mereka.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Maksud Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mengambil harta terbaik dan berharga yaitu agar hati orang-orang kaya tidak dendam kepada orang fakir karena mengambil dan menerima harta-harta yang berharga dari mereka. Dan juga agar tidak timbul rasa hasad (iri, dengki) dan kebencian di antara individu masyarakat, serta agar seorang Muslim memberikan zakat hartanya dengan hati yang ridha, tangan terbuka yang menginginkan kebaikan dan berbuat baik untuk semua orang.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْـمَظْلُوْمِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Dan lindungilah dirimu dari do’a orang yang teraniaya</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Yakni jika engkau mengambil harta berharga mereka, maka engkau berbuat zhalim kepada mereka. Bisa jadi mereka mendo’akan keburukan padamu, maka takutlah terhadap do’a mereka.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara do’anya dan Allâh</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Yaitu do’a mereka naik ke sisi Allâh, lalu Allâh Azza wa Jalla mengabulkannya. Oleh karena itu, hindarilah kezhaliman agar engkau tidak dido’akan keburukan oleh orang yang dizhalimi. Sebab, do’a orang yang dizhalimi pasti dikabulkan oleh Allâh meskipun diucapkan oleh seorang kafir atau fajir (suka berbuat jahat).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> اِتَّقُوْا دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ وَإِنْ كَانَ كَافِرًا فَإِنَّهُ لَيْسَ دُوْنَهَا حِجَابٌ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Lindungilah dirimu dari doa orang yang terzhalimi, walaupun dia kafir. Karena sesungguhnya tidak ada penghalang doanya tersebut.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn21">[21]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ مُسْتَجَابَةٌ وَإِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُوْرُهُ عَلَى نَفْسِهِ</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> Doa orang yang terzhalimi itu terkabul walaupun dia seorang fajir (jahat), adapun kejahatannya itu ditanggung dirinya sendiri.<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn22">[22]</a></div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> FAWA-ID (FAEDAH-FAEDAH)</div> <div style="text-align: justify;"> Pentingnya dakwah dalam Islam yaitu pentingnya mengajak manusia ke jalan Allâh, kepada agama Islam yang benar berdasarkan al-Qur`an dan as-Sunnah menurut pemahaman salafush shalih.</div> <div style="text-align: justify;"> Dakwah merupakan perkataan yang paling baik.</div> <div style="text-align: justify;"> Disyari’atkannya mengutus para da’i yang mengajak manusia ke jalan Allâh Azza wa Jalla .</div> <div style="text-align: justify;"> Keutamaan Muadz bin Jabal Radhiyallahu anhu</div> <div style="text-align: justify;"> Syahadat Lâ Ilâha Illallâh merupakan kewajiban pertama dan materi dakwah yang pertama kali disampaikan kepada manusia.</div> <div style="text-align: justify;"> Tadarruj (bertahap) dalam berdakwah, dengan memulai dari yang paling penting kemudian yang penting, dan seterusnya.</div> <div style="text-align: justify;"> Makna Lâ Ilâha Illallâh adalah mentauhidkan Allâh Azza wa Jalla dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allâh Azza wa Jalla dan meninggalkan peribadahan kepada selain-Nya.</div> <div style="text-align: justify;"> Seorang kafir tidak dihukumi menjadi Muslim kecuali dengan mengucapkan dua kalimat syahadat</div> <div style="text-align: justify;"> Kadang seorang itu berilmu, akan tetapi tidak mengetahui makna Lâ Ilâha Illallâh, atau mengenal maknanya akan tetapi tidak mengamalkannya</div> <div style="text-align: justify;"> Berbicara dengan orang berilmu tidak sama dengan berbicara dengan orang bodoh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz Radhiyallahu anhu , ‘Kamu akan mendatangi kaum Ahlul Kitab’. Karena Ahlul Kitab secara umum adalah orang-orang yang berilmu sehingga berbicara dengan mereka tidak bisa disamakan dengan berbicara dengan orang-orang bodoh dari para penyembah berhala.</div> <div style="text-align: justify;"> Hendaknya seorang (khususnya da’i) berada di atas bashîrah (ilmu) tentang agamanya agar terbebas dari syubhat<a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftn23">[23]</a> yang diberikan oleh orang-orang yang menyimpang. Oleh karena itu dia wajib menuntut ilmu syar’i.</div> <div style="text-align: justify;"> Shalat wajib lima waktu sehari semalam merupakan kewajiban terbesar setelah dua kalimat syahadat</div> <div style="text-align: justify;"> Sebaik-baik amal adalah shalat dan shalat yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat</div> <div style="text-align: justify;"> Setiap Muslim wajib mengajak shalat lima waktu dalam keadaan bagaimanapun dan dimanapun dia berada</div> <div style="text-align: justify;"> Orang yang meninggalkan shalat wajib lima waktu, maka ia berdosa dengan dosa besar yang paling besar</div> <div style="text-align: justify;"> Bagi laki-laki wajib mengerjakan shalat lima waktu berjama’ah di masjid</div> <div style="text-align: justify;"> Shalat wajib dikerjakan sesuai dengan contoh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan wajib shalat dengan thuma`ninah dan khusyu’</div> <div style="text-align: justify;"> Zakat diambil dari orang-orang Muslim dan dibagikan kepada kaum Muslimin</div> <div style="text-align: justify;"> Zakat adalah rukun Islam terbesar setelah shalat</div> <div style="text-align: justify;"> Penjelasan salah satu mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) yaitu orang-orang miskin dan boleh mencukupkan kepada mereka saja tanpa ashnaf (golongan) yang lain</div> <div style="text-align: justify;"> Tidak boleh bagi amil zakat untuk mengambil zakat dari harta yang terbaik kecuali dengan ridha pemiliknya</div> <div style="text-align: justify;"> Peringatan dari berbuat zhalim</div> <div style="text-align: justify;"> Do’a orang yang terzhalimi adalah mustajab, walaupun orang yang terzhalimi tersebut merupakan ahli maksiat</div> <div style="text-align: justify;"> Diterimanya khabar ahad (hadits ahad) yang shahih dan wajib mengamalkannya</div> <div style="text-align: justify;"> Menggunakan bahasa dan cara yang sesuai dalam mendakwahkan manusia</div> <div style="text-align: justify;"> Wajibnya saling menyayangi di antara individu masyarakat Islam</div> <div style="text-align: justify;"> Wajib saling tolong menolong dan membantu sesama kaum Muslimin, salah satunya dengan sedekah dan zakat</div> <div style="text-align: justify;"> Wajibnya seorang dai atau ustadz memiliki ilmu syar’i, paham tentang agama, terutama berkaitan dengan aqidah yang benar, manhaj yang benar dan hukum-hukum fiqih sebelum dia berdakwah</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> MARAAJI’</div> <div style="text-align: justify;"> Kutubus sittah dan kitab hadits lainnya.</div> <div style="text-align: justify;"> Musnad Imam Ahmad bin Hanbal.</div> <div style="text-align: justify;"> Majmû’ Fatâwâ Syaikhil Islam Ibni Taimiyyah.</div> <div style="text-align: justify;"> Ash-Shalâh wa Hukmu Târikiha, karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.</div> <div style="text-align: justify;"> Badâ`i’ul Fawâ`id, tahqiq Basyir Muhammad ‘Uyun, cet. Maktabah Daril Bayan.</div> <div style="text-align: justify;"> Fat-hul Bâri Syarh Shahîh al-Bukhâri, al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani.</div> <div style="text-align: justify;"> Al-Ushûl ats-Tsalâtsah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.</div> <div style="text-align: justify;"> Fat-hul Majiid Syarh Kitâbit Tauhîd, Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Aalu Syaikh.</div> <div style="text-align: justify;"> Al-Mulakhkhash fii Syarh Kitâbit Tauhîd, Syaikh Shalih al-Fauzan.</div> <div style="text-align: justify;"> Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhish Shâlihîn, Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaly.</div> <div style="text-align: justify;"> Syarh Riyâdhis Shâlihîn, Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin.</div> <div style="text-align: justify;"> Syahâdatu an Lâ Ilâha Illallâh, Syaikh DR. Shalih bin Abdul Aziz ‘Utsman as-Sindy.</div> <div style="text-align: justify;"> Manhajud Da’wati Ilallâh ‘ala Dhau`i Washiyyatin Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam li Mab’ûtsihi Ilal Yaman -Mu’adz bin Jabal I, Abdurrahim bin Muhammad al-Maghdzawi.</div> <div style="text-align: justify;"> Dan lainnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <div> Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله</div> <div> <br /></div> </div> <div style="text-align: justify;"> [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XIX/1436H/2015.]</div> <div style="text-align: justify;"> _______</div> <div style="text-align: justify;"> Footnote</div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref1">[1]</a> Al-Mufradât fii Gharibil Qur`ân, hlm. 418</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref2">[2]</a> Fat-hul Bâri (III/358), cet. Darul Fikr.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref3">[3]</a> Bahjatun Nâazhirîn Syarh Riyâdhish Shâlihîn, I/303-304</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref4">[4]</a> Al-Mulakhkhash fii Syarh Kitâbit Tauhîd hlm. 55. Lihat Fat-hul Bâri (III/358-359 dan XIII/349).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref5">[5]</a> Dinukil dari Al-Ushûl Ats-Tsalâtsah karya Syaikh Al-Mujaddid Muhammad bin ‘Abdul Wahhab, Fat-hul Majîd Syarh Kitâbit Tauhîd karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alusy Syaikh, Taisîr ‘Azîzil Hamîd karya Syaikh Sulaiman bin ‘Abdillah Alusy Syaikh, Al-Qaulul Mufîd ‘ala Kitâbit Tauhîd karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, ‘Aqiidatut Tauhîdkarya Syaikh DR. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan , serta Syahâdatu an Lâ Ilâha illallâh karya Syaikh DR. Shalih bin ‘Abdil ‘Aziz ‘Utsman As-Sindy, dan kitab-kitab lainnya.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref6">[6]</a> Syarh Tsalâtsatil Ushûl, hlm. 71</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref7">[7]</a> Majmû’ Al-Fatâwâ (XIV/171).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref8">[8]</a> Badâ`i’ul Fawâ`id (hlm. 416), tahqiq Basyir Muhammad ‘Uyun, cet. Maktabah Daril Bayan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref9">[9]</a> Syahâdatu An Lâ Ilâha illallâh, hlm. 22</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref10">[10]</a> Fat-hul Majîd Syarh Kitâbut Tauhîd (I/88), tahqiq DR. Al-Waalid bin ‘Abdurrahman bin Muhammad Aalu Furayyan.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref11">[11]</a> Shahih: HR. Muslim (no. 23 (37)), dari Abu Mâlik, dari ayahnya, yaitu Thariq bin Asy-yam Radhiyallahu anhu</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref12">[12]</a> Lihat Syarh Ushûl Ats-Tsalâtsah oleh Syaikh Muhammad bin Shâlih Al-‘Utsaimin, hlm. 75 dan Al-Qaulul Mufîd fii Adillatit Tauhîd, hlm. 36-39</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref13">[13]</a> Taisir Karîmirrahmân fii Tafsîri Kalâmil Mannân, hlm. 155, cet. Daarus Sunnah.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref14">[14]</a> Shahih: HR. Ahmad (V/231, 237, 245-246), at-Tirmidzi, no. 2616; dan Ibnu Mâjah, no. 3973. Dari Shahabat Muadz bin Jabal Radhiyallahu anhu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref15">[15]</a> Shahih: HR. Ahmad (V/282) dari Sahabat Tsaubân Radhiyallahu anhu. Diriwayatkan juga oleh ad-Dârimi (I/168) dan Ibnu Hibban (no. 164-Mawaariduzh Zham-aan) dari Sahabat al-Walid Radhiyallahu anhu . Lihat Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, no. 115</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref16">[16]</a> Shahih: HR. Ahmad (V/277) dan Ibnu Majah, no. 277. Hadits ini dinilai shahih oleh syaikh Al-Albâni dalam Irwâ`ul Ghalîl, no. 412</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref17">[17]</a> Shahih: HR. Ahmad (III/117) dari Anas bin Malik z dan Ibnu Mâjah, no. 1625 dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref18">[18]</a> Shahih: HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath (II/512, no. 1880) dari Sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr, no. 2573 dan Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, no. 1358</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref19">[19]</a> Lihat kitab ash-Shalâh wa Hukmu Târikihâ, hlm. 29 karya Imam Ibnul Qayyim. Lihat juga Majmû’ Fatâwâ Syaikhil Islam Ibni Taimiyyah (XXII/50).</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref20">[20]</a> Majmû’ Fatâwâ, XXII/50</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref21">[21]</a> Hasan: HR. Ahmad (III/153), dari Anas bin Malik t . Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, no. 767</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref22">[22]</a> Hasan: HR. Ahmad, II/367 dan ath-Thayalisi, no. 2450 dan lainnya dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fat-hul Bâri (III/360) dan Syaikh al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr, no. 3382 dan Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, no. 767</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: justify;"> <a href="https://almanhaj.or.id/6300-manhaj-dakwah-di-jalan-allah-subhanahu-wa-taala.html#_ftnref23">[23]</a> Syubhat adalah penyakit hati yang menyerang keilmuan seeorang sehingga menjadi rusak dan pengetahuannya terhadap agama menjadi rancu.</div> <div style="text-align: justify;"> <br /></div> <div style="text-align: center;"> <img height="123" src="http://ilmuanmalaysia.com/wp-content/uploads/2012/10/bukan-jalan-mudah1.jpg" width="200" /></div>

Manhaj Dakwah Di Jalan Allah Subhanahu Wa Ta'la

Dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhuma, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengutus Mu’adz Radhiyallahu anhu ke Yaman Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِنَّكَ سَتَأْتِيْ قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ ، فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَىْهِ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلٰـهَ إ…

Read more »