"Takbir (Allahu Akbar) itu diperpanjang."
Ibnu Hajar dan as-Sakhawi menyatakan bahwa riwayat ini tidak ada sumbernya. As-Suyuthi juga berpendapat demikian seraya berkata bahwa itu adalah ucapan Ibrahim an-Nakha'i.
Di samping itu, hadits tersebut tidak mempunyai sumber marfu'. Dilihat dari segi maknanya pun, yang dimaksud adalah takbir dalam shalat, seperti yang dapat dipahami dari keterangan as-Sayuthi yang pernah ia ungkapkan dalam kitab khusus yang berkenaan dengan hadits maudhu' ini, yang diberinya judul al-Hawi lii Fatawa II/71. Jadi, bukanlah termasuk takbir dalam azan seperti yang dipahami oleh sekelompok firqah.
Hadits 72
"Rabbi telah mendidikku dan membaikkan adabku."
Hadits ini dha'if. Demikian pernyataan Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu'ah ar-Rasa'ilul-Kubra II/336.
Maknanya memang sahih, tetapi tidak dikenal adanya sanad yang pasti. Pernyataan yang demikian dikuatkan dan disepakati oleh as-Sakhawi dan as-Suyuthi.
Hadits 73
"Barangsiapa mengusap kedua mata dengan ujung bagian dalam kedua telunjuk ketika muazin mengucapkan "asyhadu anna Muhammadan Rasulullah..." dan seterusnya, ia berhak mendapatkan syafaat Rasulullah saw."
Telah diriwayatkan oleh ad-Dailami bahwa hadits ini tidak sahih. Ibnu Thahir berkata. "Tidak benar." Bahkan asy-Syaukani telah meriwayatkannya dalam deretan hadits-hadits maudhu'.
Hadits 74
"Barangsiapa mengusap kedua mata dengan ujung bagian dalam kedua telunjuk ketika muazin mengucapkan "asyhadu anna Muhammadan Rasulullah..." dan seterusnya, ia berhak mendapatkan syafaat Rasulullah saw."
Telah diriwayatkan oleh ad-Dailami bahwa hadits ini tidak sahih. Ibnu Thahir berkata. "Tidak benar." Bahkan asy-Syaukani telah meriwayatkannya dalam deretan hadits-hadits maudhu'.
Hadits 75
"Segerakanlah shalat sebelum terlambat dan segerakanlah tobat sebelum wafat."
Ini hadits maudhu'. Ash-Saghani meriwayatkannya dalam deretan hadits-hadits maudhu', halaman 4-5.
Sumber : Silsilah Hadist Dha'if dan Maudhu' Muhammad Nashiruddin al-Albani
0 comments:
Post a Comment