عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ «أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ تَابَعَ الْوَحْيَ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ وَفَاتِهِ، حَتَّى تُوُفِّيَ، وَأَكْثَرُ مَا كَانَ الْوَحْيُ يَوْمَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»
(115) Dari Anas bin Malik ia berkata, “Allah Azza wa Jalla menurunkan wahyu kepada Rasulullah berturut-turut sebelum Beliau wafat hingga wafat, dan wahyu yang paling banyak diturunkan adalah pada hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan wafat.” (HR. Muslim)
Fawaid:
1. Turunnya wahyu secara berturut-turut di akhir-akhir kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Allah meninggikan derajat seorang hamba karena banyak membaca kitab-Nya.
3. Banyaknya wahyu yang turun di akhir-akhir kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai tanda telah dekatnya ajal Beliau shallallahu alaihi wa sallam, dan untuk menyempurnakan syariat Islam.
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ»
(116) Dari Jabir radhiyalahu ‘anhu ia berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap hamba dibangkitkan sesuai keadaannya ketika meninggal dunia.” (HR. Muslim)
Fawaid:
1. Dorongan bagi manusia untuk memperbaiki amal, senantiasa mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengikhlaskan amal agar seseorang meninggal dunia di atas keadaan yang terpuji ini, wabillahit taufiq.
2. Dorongan menambahkan ketaatan kepada Allah di akhir hayat.
Bab: Tentang Banyaknya Jalan-Jalan Kebaikan
عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الْإِيمَانُ بِاللهِ وَالْجِهَادُ فِي سَبِيلِهِ» قَالَ: قُلْتُ: أَيُّ الرِّقَابِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «أَنْفَسُهَا عِنْدَ أَهْلِهَا وَأَكْثَرُهَا ثَمَنًا» قَالَ: قُلْتُ: فَإِنْ لَمْ أَفْعَلْ؟ قَالَ: «تُعِينُ صَانِعًا أَوْ تَصْنَعُ لِأَخْرَقَ» قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ ضَعُفْتُ عَنْ بَعْضِ الْعَمَلِ؟ قَالَ: «تَكُفُّ شَرَّكَ عَنِ النَّاسِ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى نَفْسِكَ»
(117) Dari Abu Dzar ia berkata, “Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya.” Aku bertanya kembali, “Budak mana yang lebih utama dimerdekakan?” Beliau menjawab, “Lebih berhak di sisi pemiliknya dan lebih mahal harganya.“ Aku bertanya, “Jika aku tidak mampu melakukannya (apa yang perlu aku lakukan)?” Beliau menjawab, “Engkau menolong pekerja atau mengerjakan sesuatu (yang bermanfaat) untuk orang yang tidak pandai bekerja.” Aku bertanya pula, “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika aku tidak mampu melakukan sebagian pekerjaan?” Beliau menjawab, “Tahanlah keburukan dirimu dari menimpaorang lain. Yang demikian adalah sedekah darimu untuk dirimu.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Shani’ (lihat lafaz haditsnya) dengan huruf shad tanpa titik, iniah yang masyur. Diriwayatkan pula dengan lafaz “dha’i” ada titik, sebagai ganti lafaz shani’, sehingga artinya ‘Engkau menolong orang yang kehilangan,’ baik karena miskin atau kehilangan keluarga, dsb. Adapun akhraq artinya orang yang tidak pandai dalam pekerjaannya.”
Fawaid:
1. Banyaknya jalan-jalan kebaikan
2. Seseorang ketika tidak sanggup melakukan amalan tertentu, bisa melakukan amalan yang lain.
3. Jika tidak mampu melakukan beberapa amalan, ia bisa menahan diri dari mengganggu orang lain.
4. Jika tidak dapat mengejar semuanya, maka jangan tinggalkan sebagian besarnya atau sebagiannya.
5. Dorongan berjihad fi sabilillah.
6. Dorongan membantu orang yang butuh bantuan.
7. Memberikan pengajaran yang baik kepada orang lain.
8. Menahan gangguan diri sendiri merupakan sedekah.
9. Anjuran agar seorang guru bersabar terhadap muridnya.
10. Upaya Islam untuk memerdekakan budak.
11. Kemudahan ajaran Islam.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى»
(118) Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Pada pagi hari setiap persendian salah seorang di antara kamu perlu bersedekah. Setiap tasbih (ucapan Subhaanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan Laailaahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu akbar) adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, dan nahi munkar juga sedekah, namun hal itu dicukupkan oleh dua rakaat yang ia lakukan pada waktu Dhuha.” (HR. Muslim)
Fawaid:
1. Keutamaan tasbih dan semua dzikr lainnya, serta keutamaan amar ma’ruf dan nahi munkar.
2. Sedekah tidak selalu berupa harta.
3. Luasnya makna sedekah.
4. Keutamaan shalat Dhuha.
5. Dorongan untuk melakukan amal saleh yang bisa dilakukan.
6. Banyaknya jalan-jalan kebaikan.
7. Luasnya karunia Allah Ta’ala.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «عُرِضَتْ عَلَيَّ أَعْمَالُ أُمَّتِي حَسَنُهَا وَسَيِّئُهَا، فَوَجَدْتُ فِي مَحَاسِنِ أَعْمَالِهَا الْأَذَى يُمَاطُ عَنِ الطَّرِيقِ، وَوَجَدْتُ فِي مَسَاوِي أَعْمَالِهَا النُّخَاعَةَ تَكُونُ فِي الْمَسْجِدِ، لَا تُدْفَنُ»
(119) Dari Abu Dzar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Ditampakkan kepadaku amal-amal umatku, yang baik dan yang buruk, lalu kutemukan di antara amalnya yang baik adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan kutemukan di antara amalannya yang buruk adalah berdahak di masjid yang tidak ditanam.” (HR. Muslim)
Fawaid:
1. Keutamaan semua yang bermanfaat bagi manusia.
2. Keutamaan menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan.
3. Amalan yang baik maupun buruk meskipun kecil dicatat dan diberi balasan.
4. Tidak meremehkan amal saleh meskipun kecil.
5. Dorongan mengerjakan perbuatan yang bermanfaat bagi manusia dan menjauhi hal yang membahayakan mereka.
6. Sepatutnya memuliakan masjid, membersihkannya, dan beradab di dalamnya.
7. Dorongan menyingkirkan hal yang mengganggu dari jalan, seperti duri, kotoran, dsb.
Marwan bin Musa
Maraji': Tathriz Riyadh Ash Shalihin (Syaikh Faishal bin Abdul Aziz An Najdiy), Syarh Riyadh Ash Shalihin (Muhammad bin Shalih Al Utsaimin), Bahjatun Nazhirin (Salim bin ’Ied Al Hilaliy), Al Maktabatusy Syamilahversi 3.45, dll.
0 comments:
Post a Comment