Dicatat oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir (5672), juga Ar Ruyani dalam Musnad nya (1041),
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي الطَّاهِرِ بْنِ السَّرْحِ الْمُضَرِيُّ ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ ح ، وَحَدَّثَنَا أَبُو حُصَيْنٍ الْقَاضِي ، ثنا يَحْيَى الْحِمَّانِيُّ ، قَالا : أَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَسْلَمَ ، حَدَّثَنِي أَبُو حَازِمٍ ، حَدَّثَنِي سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ خَسْفٌ ، وَقَذْفٌ ، وَمَسْخٌ ” ، قِيلَ : وَمَتَى ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَالْقَيْنَاتُ ، وَاسْتُحِلَّتِ الْخَمْرُ “
‘Amr bin Abi Ath Thahir bin As Sarh Al Mudharri menuturkan kepadaku, Sa’id bin Abi Maryam dan Abu Hushain Al Qadhi menuturkan kepadaku, Yahya Al Himmani menuturkan kepadaku bahwa mereka berdua berkata, Abdurrahman bin Aslam mengabarkan kepada kami, Abu Hazim menuturkan kepadaku, Sahl bin Sa’ad menuturkan kepadaku, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Di akhir zaman nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan diubah wajahnya menjadi buruk”.
Beliau ditanya, “Kapankah hal itu terjadi wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ketika alat-alat musik dan para penyanyi wanita telah merajalela, serta khamr di anggap halal”.
Derajat Hadits
Semua perawi hadits ini tsiqah kecuali Yahya Al Himmani dan Abdurrahman bin Aslam. Yahya bin Abdil Hamid Al Himmani, perawi yang terpengaruh pemikiran syi’ah, ditsiqahkan oleh Yahya bin Ma’in namun banyak para ulama yang men-jarh beliau dengan keras diantaranya Imam Ahmad berkata: “terkadang ia berdusta terang-terangan”. Namun yang tepat insya Allah, statusnya dhaif, sebagaimana dinyatakan oleh Adz Dzahabi, Al Bukhari dan An Nasa-i. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam statusnya dhaif sebagaimana dikatakan Yahya bin Ma’in, Al Bukhari dan An Nasa-i.
Diriwayatkan dengan jalan lain oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Ausath (7083),
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُعَافَى بْنِ أَبِي حَنْظَلَةَ الصَّيْداويُّ ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ صَدَقَةَ الْجُبْلانِيُّ ، نَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ الْوَهْبِيُّ ، عَنْ زِيَادِ بْنِ أَبِي زِيَادٍ ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” يَكُونُ فِي هَذِهِ الأُمَّةِ خَسْفٌ ، وَقَذْفٌ ، وَمَسْخٌ ، فِي مُتَّخِذِي الْقَيْنَاتِ ، وَلابِسِي الْحَرِيرِ ، وَشَارِبِي الْخُمُورِ “
“Muhammad bin Mu’afa bin Abi Hanzhalah Ash Shaidawi menuturkan kepadaku, Muhammad bin Shadaqah Al Jublani menuturkan kepadaku, Muhammad bin Khalid Al Wahbi menuturkan kepadaku, dari Ziyad bin Abi Ziyad, dari Abu Sa’id, ia me-marfu’-kan kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda: “Di umat ini kelak nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan diubah wajahnya. Itu terjadi pada para penyanyi, para lelaki yang memakai sutra dan para peminum khamr”.
Muhammad bin Shadaqah Al Jublani statusnya shaduq, Ziyad bin Abi Ziyad Al Jashash dikatakan oleh Ibnu Hajar: “ia dhaif”. Sedangkan perawi lainnya tsiqah. Sehingga sanad ini lemah namun bisa menjadi syahid.
Diriwayatkan dengan jalan lain oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir (3333),
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْحَاقَ التُّسْتَرِيُّ ، ثنا عَلِيُّ بْنُ بَحْرٍ ، ثنا قَتَادَةُ بْنُ الْفُضَيْلِ الرَّهَاوِيُّ ، قَالَ : سَمِعْتُ هِشَامَ بْنَ الْغَازِ يُحَدِّثُ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ ، أَنَّ أَبَا مَالِكٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : ” يَكُونُ فِي أُمَّتِي الْخَسْفُ وَالْمَسْخُ وَالْقَذْفُ ” ، قُلْنَا : فِيمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” بِاتِّخاذِهِمُ الْقَيْنَاتِ ، وَشُرْبِهِمُ الْخُمُورَ “
“Al Husain bin Ishaq At Tastari menuturkan kepadaku, Ali bin Bahr menuturkan kepadaku, Qatadah bin Al Fudhail Ar Rahawi menuturkan kepadaku, aku mendengar Hisyam bin Al Ghaz berkata, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Abu Malik berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Di umat ini kelak nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan diubah wajahnya”. Beliau ditanya, “Karena apa hal itu terjadi wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Karena banyaj orang menjadi penyanyi dan banyak orang minum khamr”.
Al Ghaz tidak ditemukan jarh wa ta’dil-nya namun Hisyam (perawi tsiqah) meriwayatkan darinya, sehingga statusnya majhul hal. Sedangkan ayahnya, Abu Al Ghaz Rabi’ah bin ‘Amr, statusnya mukhtalif fii shahbatihi namun Ad Daruquthni men-tsiqah-kannya. Sedangkan yang lainnya tsiqah. Karena adanya perawi yang majhul sanad ini tidak bisa menjadi syahid.
Diriwayatkan dengan jalan lain, dicatat dalam Jami’ At Tirmidzi (2142), Musnad Ar Ruyani (146)
نا ابْنُ إِسْحَاقَ ، أنا أَبُو مُوسَى الْهَرَوِيُّ ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْقُدُّوسِ ، قَالَ : حَدَّثَنِي الأَعْمَشُ ، عَنْ هِلالِ بْنِ يَسَافٍ ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” يَكُونُ فِي هَذِهِ الأُمَّةِ خَسْفٌ وَقَذْفٌ وَمَسْخٌ ” ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَتَى ذَاكَ ؟ قَالَ : ” إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَازِفُ ، وَكَثُرَتِ الْقِيَانُ ، وَشُرْبُ الْخُمُورِ “
Ibnu Ishaq mengabarkan kepadaku, Abu Musa Al Harawi mengabarkan kepadaku, Abdullah bin Abdil Quddus menuturkan kepadaku, Al A’masy menuturkan kepadaku, dari Hilal bin Yasaf dari Imran bin Hushain, dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda: “Di umat ini kelak nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan diubah wajahnya”. Beliau ditanya, “Kapankah hal itu terjadi wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Ketika alat-alat musik merajalela, banyak muncul para penyanyi dan banyak orang minum khamr”.
Semua perawinya tsiqah kecuali Abdullah bin Abdil Quddus. Ia orang syiah dan statusnya dhaif, sebagaimana dikatakan oleh Yahya bin Ma’in, An Nasa-i dan Ad Daruquthni. Sehingga sanad ini juga lemah namun bisa menjadi syahid.
Diriwayatkan dengan jalan lain, dicatat Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis (117) dari jalan Shalih bin Abdillah,
صالح بْن عَبْدِ اللَّهِ ، ثنا الفرج بْن فضالة ، عَنْ يَحْيَى بْن سَعِيد ، عَنْ مُحَمَّد بْن عُمَر بْن عَلِيّ بْن أبي طالب ، عَنْ عَلِيّ بْن أبي طالب رَضِيَ اللَّهُ عنه ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إِذَا فَعَلَتْ أُمَّتِي خَمْسَ عَشْرَةَ خِصْلَةً حَلَّ بِهَا الْبَلاءُ فَذَكَرَ مِنْهَا إِذَا اتُّخِذَتِ الْقِيَانُ وَالْمَعَازِفُ “
Dari Shalih bin Abdillah, Al Faraj bin Fadhalah menuturkan kepadaku, dari Yahya bin Sa’id, dari Muhammad bin Umar bin Ali bin Abi Thalib, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Jika umatku melakukan 15 perbuatan, maka mereka layak mendapatkan bala bencana”. Beliau menyebutkan diantaranya berprofesi menjadi penyanyi dan bermain alat musik.
Al Faraj bin Fadhalah statusnya dhaif. Adapun yang lainnya perawi tsiqah. Sehingga sanad ini juga lemah namun bisa menjadi syahid.
Diriwayatkan dengan jalan lain oleh Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Ausath (5203),
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ النَّضْرِ الأَزْدِيُّ ، قَالَ : نَا بِشْرُ بْنُ الْوَلِيدِ ، قَالَ : نَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْيَمَامِيُّ ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ لا تَنْقَضِي الدُّنْيَا حَتَّى يَقَعَ بِهِمُ الْخَسْفُ ، وَالْمَسْخُ ، وَالْقَذْفُ ” ، قَالُوا : وَمَتَى ذَاكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” إِذَا رَأَيْتَ النِّسَاءَ رَكِبْنَ السُّرُوجَ ، وَكَثُرَتِ الْقَيْنَاتُ ، وَشُهِدَ بِشَهَادَاتِ الزُّورِ ، وَشَرِبَ الْمُصَلُّونَ فِي آنِيَةِ أَهْلِ الشِّرْكِ : الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ ، وَاسْتَغْنَى الرِّجَالُ بِالرِّجَالِ ، وَالنِّسَاءُ بِالنِّسَاءِ ، فَاسْتَدْفِرُوا وَاسْتَعِدُّوا ” ، وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ فَوَضَعَهَا عَلَى جَبْهَتِهِ يَسْتُرُ وَجْهَهُ
Muhammad bin Nadhar Al Azdi menuturkan padaku, Bisyr bin Al Walid mengabarkan kepadaku, Sulaiman bin Dawud Al Yamami mengabarkan padaku, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: “Demi Dzat yang mengutusku dengan Al Haq, sungguh dunia tidak akan berakhir sebelum terjadi peristiwa orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), diubah wajahnya, dan dilempari batu”. Beliau ditanya: ‘Kapan itu terjadi wahai Nabi?’. Beliau menjawab: “Ketika kalian melihat wanita berkendara di atas pelana, dan banyak penyanyi wanita, dan banyak orang yang bersumpah palsu, dan banyak prang-orang yang masih shalat namun mereka minum dari bejana kaum musyrikin yang terbuat dari emas dan perak, lelaki merasa cukup berhubungan dengan lelaki, dan wanita merasa cukup dengan wanita. Maka waspadalah dan bersiaplah“. Beliau lalu memberi isyarat dengan menutup dahi dan wajahnya menggunakan tangannya.
Kelemahan terdapat pada Sulaiman bin Dawud Al Yamami, Al Bukhari berkata tentangnya: “munkarul hadits“. Juga pada Yahya bin Abi Katsir, perawi yang masyhur sebagai mudallis, meriwayatkan dengan lafadz ‘an. Sehingga sanad ini sangat lemah dan tidak bisa menjadi syahid.
Diriwayatkan dengan jalan lain, dicatat oleh Ibnu Abid Dunya dalam Dzammul Malahi (4),
حَدَّثَنِي الْحَسَنُ بْنُ مَحْبُوبٍ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ , قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مَعْشَرٍ , عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ , عَنْ عَائِشَةَ , رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَكُونُ فِي أُمَّتِي خَسْفٌ وَمَسْخٌ وَقَذْفٌ» قَالَتْ عَائِشَةُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , وَهُمْ يَقُولُونَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ؟ قَالَ: «إِذَا ظَهَرَتِ الْقِيَانُ , وَظَهَرَ الرِّبَا , وَشُرِبَتِ الْخَمْرُ , وَلُبِسَ الْحَرِيرُ , كَانَ ذَا عِنْدَ ذَا»
Al Hasan bin Mahbub menuturkan padaku, Abu Nadhr Hasyim bin Al Qasim menuturkan kepadaku, Abu Ma’syar menuturkan padaku, dari Muhammad bin Munkadir, dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Di umat ini kelak nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan diubah wajahnya”. Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu bersyahadat laailaaha illallah?“. Beliau menjawab, “Ya, itu terjadi ketika banyak penyanyi, riba merajalela, khamr banyak diminum, sutra banyak dipakai lelaki, lalu begini dan begitu”.
Abu Ma’syar di sini adalah Nazif bin Abdirrahman As Sindi, statusnya dhaif. Al Husain bin Mahbub tidak ditemukan jarh wa ta’dil-nya namun Ibnu Abid Dunya meriwayatkan darinya, sehingga ia statusnya majhul haal. Selainnya, tsiqah. Sehingga sanad ini sangat lemah dan tidak bisa menjadi syahid.
Dan masih ada beberapa jalan lagi yang tidak lepas dari kelemahan.
Sampai disini kita bisa lihat bahwa hadits ini memiliki beberapa banyak jalan yang saling menguatkan dan mengangkat derajatnya minimal menjadi hasan li ghairihi. Namun terdapat masalah lain, yaitu terdapat jalan lain secara mursal, dicatat dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (36843)
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنِ ابْنِ سَابِطٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إِنَّ فِي أُمَّتِي خَسْفًا وَمَسْخًا وَقَذْفًا ” , قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ , وَهُمْ يَشْهَدُونَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ؟ فَقَالَ : ” نَعَمْ , إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَالْخُمُورُ وَلُبِسَ الْحَرِيرُ “
Waki’ menuturkan kepadaku, dari Abdullah bin ‘Amr bin Murrah, dari ayahnya, dari Ibnu Sabith, ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Di umat ini kelak nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan diubah wajahnya”. Beliau ditanya, “wahai Rasulullah, apakah mereka orang-orang yang bersyahadat laailaaha illallah?” Beliau menjawab, “Iya, itu terjadi ketika alat-alat musik merajalela, banyak muncul para penyanyi dan banyak orang minum khamr, serta banyak orang memakai sutra”.
Semua perawinya tsiqah kecuali Abdullah bin ‘Amr bin Murrah, ia berstatus shaduq.
Para ulama hadits berbeda pendapat mengenai masalah ta’lil al maushul bil irsal, yaitu apakah hadits yang maushul menjadi cacat jika ternyata ada jalan lain yang mursal. Syaikh Jamaluddin Al Qasimi menjelaskan:
فقد كثر إعلال الموصول بالإرسال، والمرفوع بالوقف إذا قوي الإرسال أو الوقف بكون راويهما أضبط أو أكثر عددًا على الاتصال أو الرفع وقد يعلون الحديث
“Banyak terjadi ta’lil (pencacatan) terhadap hadits maushul karena terdapat jalan lain yang mursal. Juga terhadap hadits mar’fu karena terdapat jalan lain yang mauquf. Jika jalan yang mursal atau mauquf itu perawinya lebih kuat dari sisi dhabt-nya atau lebih banyak jalan-jalannya dibanding dengan yang muttashil atau marfu, maka ketika itu haditsnya menjadi tercatati” (Qawa’id At Tahdits, 131)
Sehingga jika kita tinjau data-data di atas, jika kita gabungkan jalan-jalan yang maushul, hadits ini tidak bisa tercacati oleh mursal-nya sebab jalan-jalannya lebih banyak dan kualitas perawinya lebih bagus karena saling menguatkan.
Kesimpulannya, derajat hadits ini hasan, sebagaimana dinyatakan Asy Syaukani (Nailul Authar, 8/262), bahkan Al Albani menyatakan hadits ini bisa terangkat sampai derajat shahih (Shahih At Targhib, 3665). Wallahu’alam.
—
Penulis: Yulian Purnama
0 comments:
Post a Comment