Pusat Kajian Hadits

<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS-WBT0iZTaTzFe8l51-mPZ7w767lRFXcsYGoFTSyRNzLYmGQHw4Q"><img alt="" border="0" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS-WBT0iZTaTzFe8l51-mPZ7w767lRFXcsYGoFTSyRNzLYmGQHw4Q" style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 269px; height: 187px;" /></a><em>Dari Anas bin Malik </em><em>: Rasulullah</em><em> </em><em>bersabda:</em><p style="text-align: justify;">بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ -وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى</p><p style="text-align: justify;"><em> </em><em>“Aku diutus, dan kiamat (demikian dekat) sebagaimana (dekatnya) dua jari ini.” Beliau rapatkan jari telunjuk dan jari tengah.</em></p><p style="text-align: justify;"><em> </em></p><p style="text-align: justify;"><strong>Takhrij Hadits</strong></p><p style="text-align: justify;">Hadits Anas bin Malik  dengan lafadz tersebut di atas diriwayatkan Al-Imam Muslim dalam <strong>Ash-Shahih</strong> (4/2268 no. 2951) dari jalan <em>Abu Ghassan Al-Misma’i</em>, dari <em>Mu’tamir</em> <em>bin Sulaiman bin Tharkhan, </em>dari bapaknya, dari <em>Ma’bad bin Hilal Al-‘Anazi, </em>dari <em>Anas bin Malik </em>.</p><p style="text-align: justify;">Semua perawinya <em>tsiqah</em>, termasuk para perawi <strong>Ash-Shahihain</strong>, kecuali <em>Abu Ghassan</em>, Al-Bukhari tidak meriwayatkan haditsnya dalam <strong>Ash-Shahih</strong>.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Diriwayatkan pula oleh Al-Imam Muslim dalam <strong>Shahih</strong>-nya (4/2268 no. 2951) dan At-Tirmidzi dalam <strong>As-Sunan</strong> (4/496 no. 2214) melalui jalan <em>Syu’bah</em>, dari <em>Qatadah</em>, dari <em>Anas </em>.</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Dalam riwayat Muslim, Syu’bah berkata:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">وَسَمِعْتُ  قَتَادَةَ فِي قَصَصِهِ  يَقُولُ: كَفَضْلِ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى.  فَلَا أَدْرِي  أَذَكَرَهُ عَنْ أَنَسٍ أَوْ قَالَهُ قَتَادَةُ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>Aku  mendengar Qatadah dalam  kisahnya berkata: “(Dekatnya kiamat itu)  seperti perbedaan panjang  keduanya.” Namun aku tidak tahu apakah Qatadah  meriwayatkan dari Anas,  atau ini ucapan Qatadah.</em></p><p style="text-align: justify;">Hadits Anas  diriwayatkan pula dari sahabat Sahl bin Sa’d  dalam <strong>Ash-Shahihain</strong> dan <strong>Musnad Imam Ahmad</strong>, demikian pula dari Jabir bin Abdillah  dalam <strong>Sunan Ibnu Majah </strong>dengan keragaman lafadz.</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong> </strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Makna Hadits</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Al-Qurthubi  berkata dalam <strong>At-Tadzkirah</strong>: Sabda beliau:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنَ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Aku diutus, dan kiamat (demikian dekat) sebagaimana (dekatnya) dua jari ini,” </em>mengandung   makna bahwasanya aku adalah nabi terakhir. Tidak ada nabi lain   sesudahku. Yang datang mengiringiku adalah hari kiamat, sebagaimana jari   telunjuk langsung diiringi jari tengah.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">(Hadits  ini juga bermakna bahwa) kiamat  itu demikian dekat. dan tanda-tandanya  telah berdatangan silih  berganti. Sebagaimana Allah sebutkan dalam  firman-Nya:</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Maka  tidaklah yang mereka  tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu)  kedatangannya kepada mereka  dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah  datang tanda-tandanya…”</em> <strong>(Muhammad: 18)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Yakni  kiamat itu telah dekat, dan tanda  pertamanya adalah (diutusnya) Nabi ,  karena beliau adalah nabi akhir  zaman. Allah utus beliau dan tidak ada  nabi lain sesudahnya hingga  tegaknya hari kiamat…” (<strong>At-Tadzkirah Bi Ahwalil Mauta Wa Umuril Akhirah</strong> 3/1219)</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Ibnu At-Tin  berkata: “Terjadi perselisihan mengenai makna sabda Rasul  <em>Seperti dua jari ini.</em> Sebagian berpendapat: ‘Seperti perbedaan panjang antara jari telunjuk   dan tengah.’ Sebagian lagi berpendapat: ‘(Maknanya), tidak ada nabi   antara beliau  dan hari kiamat.’ Demikian dinukilkan Al-Mubarakfuri   dalam <strong>Tuhfatul Ahwadzi</strong> (6/73).</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Pembaca <em>rahimakumullah</em>.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Kehidupan  Ar-Rasul  adalah kehidupan  yang penuh kasih sayang dan bimbingan. Tak  ada satu kebaikanpun  melainkan telah beliau sampaikan. Demikian pula  tidak ada satu  kejelekanpun bagi umat ini melainkan telah beliau  peringatkan umat  darinya. Dengan penuh kasih dan cinta beliau tarbiyah  umat untuk  berjalan menuju ridha Allah hingga wafatnya ditahun sebelas  hijriyah. <em>Shallallahu ‘alaihi wasallam.</em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Dalam  hadits Anas , ada bimbingan  Rasulullah  bagi umat ini untuk segera  bangkit dari kelalaian dan  bergegas menyiapkan bekal menghadapi hari  kiamat yang telah dekat.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Dekatnya hari itu dengan diutusnya beliau  ibarat dekatnya jari telunjuk dan jari tengah yang dihimpitkan. Allah  berfirman:</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Tidak  adalah kejadian kiamat itu,  melainkan seperti sekejap mata atau lebih  cepat (lagi). Sesungguhnya  Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”</em> <strong>(An-Nahl: 77)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong> </strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Jika dekat, kenapa tak kunjung tiba?</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Kabar  dekatnya kiamat telah berlalu  empatbelas abad silam. Mungkin ada yang  bertanya: Jika kiamat telah  dekat, kenapa hingga saat ini belum  ditegakkan?</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Kata-kata ini boleh jadi muncul sebagai  bentuk pengingkaran orang kafir atas  berita Allah dan Rasul-Nya . Atau,  mungkin juga pertanyaan ini adalah  waswas setan yang dibisikkan pada  sebagian dada muslimin.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Adapun  orang kafir, perkaranya telah  jelas. Ungkapan ini sangat wajar muncul  dari mulut orang-orang yang  hatinya telah buta dan telinganya telah  tuli. Dengan mudahnya mereka  ingkari kiamat dan hari kebangkitan,  sebagaimana Allah sebutkan tentang  mereka dalam firman-Nya:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Orang-orang  yang kafir mengatakan,  bahwa mereka sekali-kali tidak akan  dibangkitkan. Katakanlah: “Tidak  demikian, demi Rabbku, benar-benar kamu  akan dibangkitkan, kemudian  akan diberitakan kepadamu apa yang telah  kamu kerjakan.” Yang demikian  itu adalah mudah bagi Allah.</em> <strong>(At-Taghabun: 7</strong><strong>)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Dalam ayat lain Allah  berfirman:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Tentang  apakah mereka saling  bertanya-tanya? Tentang berita yang besar, yang  mereka perselisihkan  tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka akan  mengetahui, kemudian  sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. </em><strong>(An-Naba’: 1-5)</strong><em> </em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Bagi mereka, cukup kita bacakan firman Allah yang Maha Agung:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami sediakan bagi orang yang mendustakan kiamat api yang menyala-nyala.”</em> <strong>(Al-Furqan: 11)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong> </strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Kiamat dekat, jika dibandingkan umur umat terdahulu</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Kedatangannya adalah sebuah kepastian. Sungguh segala sesuatu yang pasti kedatangannya, maka ia adalah perkara yang dekat.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Jarak  diutusnya Rasul  hingga kiamat  nanti adalah waktu yang sangat dekat  jika dibandingkan umur dunia yang  sudah sangat lama, sejak sebelum Adam   menempatinya bersama Hawa.  Rasulullah  bersabda:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">مَثَلُكُمْ  وَمَثَلُ أَهْلِ الْكِتَابَيْنِ  كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَأْجَرَ أُجَرَاءَ  فَقَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ  غَدْوَةٍ إِلَى نِصْفِ النَّهَارِ عَلَى  قِيرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ الْيَهُودُ.  ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ  نِصْفِ النَّهَارِ إِلَى صَلَاةِ  الْعَصْرِ عَلَى قِيْرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ  النَّصَارَى. ثُمَّ قَالَ: مَنْ  يَعْمَلُ لِي مِنَ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ  تَغِيبَ الشَّمْسُ عَلَى  قِيرَاطَيْنِ؟ فَأَنْتُمْ هُمْ. فَغَضِبَتِ  الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى  فَقَالُوا: مَا لَنَا أَكْثَرُ عَمَلًا وَأَقَلُّ  عَطَاءً؟ قَالَ: هَلْ  نَقَصْتُكُمْ مِنْ حَقِّكُمْ؟ قَالُوا: لاَ. قَالَ:  فَذَلِكَ فَضْلِي  أُتِيهِ مِنْ أَشَاءُ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Perumpamaan  kalian dan dua ahlul  kitab (Yahudi dan Nasrani) adalah seperti seorang  yang menyewa  pekerja-pekerja. Ia berkata: “Siapakah yang mau bekerja  untukku dari  pagi hingga tengah siang dengan upah satu qirath?” Maka  bekerjalah  Yahudi. Lalu ia berkata: “Siapakah yang mau bekerja untukku  dari tengah  siang hingga shalat ashar dengan upah satu qirath?” Maka  bekerjalah  Nasrani. Kemudian ia berkata: “Siapa yang mau bekerja untukku  dari  ashar hingga tenggelam matahari dengan upah dua qirath?” Maka   (bekerjalah suatu kaum, dan kalianlah mereka. </em><em>Marahlah  Yahudi  dan Nasrani. Mereka berkata: “Kenapa kami yang lebih banyak   pekerjaannya tetapi pemberiannya lebih sedikit?” Allah berfirman:   “Apakah Aku mengurangi sesuatu dari hak kalian? Mereka berkata: “Tidak.”   Allah berfirman: “Itulah keutamaan-Ku, Aku berikan kepada siapapun  yang  Aku kehendaki.”</em><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn1" target="_blank">[1]</a><em> </em></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Demikian perumpamaan umat Rasulullah    dan umat-umat sebelumnya. Hidup di akhir-akhir kehidupan dunia dengan   umur yang sangat pendek, namun Allah berkahi dan Allah lipatgandakan   pahala.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Ibnu Umar  mengisahkan, suatu saat sesudah shalat ashar, ketika matahari bersinar dari arah bukit Qu’aiqi’an<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn2" target="_blank">[2]</a><em>, </em>Rasulullah  duduk bersama para sahabat. Beliau bersabda:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">مَا أَعْمَارُكُم فِي أَعْمَارِ مَنْ مَضَى إِلَّا كَمَا بَقِيَ مِنَ النَّهَارِ وَفِيْمَا مَضَى مِنْهُ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Tidaklah  umur kalian jika  dibandingkan umur umat sebelum kalian kecuali seperti  apa yang tersisa  dari hari ini (yaitu waktu ashar) dan yang telah lalu  darinya.”<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn3" target="_blank"><strong>[3]</strong></a></em></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Dalam hadits lain Rasulullah  bersabda:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">إِنَّمَا أَجَلُكُم فِي أَجَلِ مَنْ خَلَا مِنَ الْأُمَمِ مَا بَيْنَ صَلَاةِ الْعَصْرِ وَمَغْرِبِ الشَّمْسِ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Sesungguhnya  ajal kalian dan ajal  umat-umat yang telah lalu hanyalah seperti masa  antara shalat ashar dan  tenggelamnya matahari.”<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn4" target="_blank"><strong>[4]</strong></a></em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Hadits-hadits  di atas semuanya  menunjukkan bahwasanya apa yang tersisa dari umur  dunia dibandingkan  umurnya yang telah lalu adalah waktu yang sangat  sedikit. Umat  Muhammad  adalah kaum terakhir yang hidup di muka bumi,  sebagaimana  Rasulullah  adalah rasul terakhir yang Allah utus kepada  manusia.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Pembaca <em>rahimakumullah</em>.   Sesungguhnya apa yang dikatakan dekat oleh Allah dan Rasul-Nya maka   kita katakan itu dekat, walaupun manusia menganggapnya jauh. Allah   berfirman:</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi).”</em> <strong>(Al-Ma’arij: 6-7)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong> </strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Kiamat adalah rahasia allah</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Meskipun dekat, namun hari itu Allah rahasiakan. Tidak ada seorangpun mengetahuinya. Allah berfirman:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Mereka  menanyakan kepadamu tentang  kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah:  “Sesungguhnya pengetahuan  tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku;  tidak seorang pun yang  dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. </em><strong>(Al-A’raf: 187)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Pengetahuan tentang hari kiamat adalah ilmu yang Allah khususkan untuk diri-Nya. Allah  berfirman:</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Sesungguhnya  Allah, hanya pada  sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan  Dia-lah Yang  menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.  Dan tiada  seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang  akan  diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di   bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha   Mengenal.” </em><strong>(Luqman: 34)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Lima perkara inilah kunci-kunci ghaib yang Rasulullah  sabdakan dalam hadits-Nya:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">مِفْتَاحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ لَا يَعْلَمُهَا إِلَا اللهُ… -مِنْهَا: وَلَا يَعْلَمُ مَتَى السَّاعَةُ إِلاَّ اللهُ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Kunci-kunci  ghaib ada lima, tidak  ada yang megetahuinya kecuali Allah … Di  antaranya adalah: dan tidak  ada yang mengetahui kapan hari kiamat  kecuali Allah.”</em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Alhasil,  tidak satu makhlukpun mengerti  kapan hari kiamat terjadi. Rasulullah   hanya mendapatkan wahyu dari  Allah bahwa kiamat terjadi pada hari Jumat,  sebagaimana Allah juga  mewahyukan kepada beliau tentang tanda-tandanya.  Selebihnya beliau  tidak tahu kepastian hari tersebut.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad <em>hafizhahullah </em>berkata:   “Adalah Nabi ketika ditanya tentang hari kiamat, beliau menjawabnya   dengan menyebut sebagian tandanya. Maka tidak ada seorangpun selain   Allah yang mengetahui di tahun berapa kiamat itu, di bulan apa kiamat   itu, dan di tanggal manakah di bulan itu. (Adapun hari), hadits Rasul    telah menetapkan bahwa hari itu adalah hari Jum’at. Beliau n bersabda:</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">خَيْرُ  يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ  يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيْهِ خُلِقَ  آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةُ  وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ  السَّاعَةُ إِلَّا يَوْمُ  الْجُمُعَةِ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Sebaik-baik  hari yang matahari  terbit padanya adalah hari Jumat. Di hari itu Adam  diciptakan, di hari  itu ia dimasukkan jannah, dan di hari itu pulalah ia  dikeluarkan dari  jannah. Dan tidaklah kiamat itu ditegakkan kecuali  pada hari Jumat.” <a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn5" target="_blank">[5]</a></em>(<strong>Qathfu Al-Janad Dani Syarh Muqaddimah Risalah Ibni Abi Za’id Al-Qairawani</strong> hal. 115)</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Nabi  Muhammad  –rasul paling mulia dari  kalangan manusia–, demikian pula  Jibril  –rasul (utusan) paling mulia  dari kalangan malaikat– keduanya  tidak mengerti bilakah hari itu  terjadi. Ketika Jibril datang dalam  bentuk manusia yang tidak dikenal,  ia bertanya kepada Rasulullah   kapankah hari kiamat? Jawaban  Rasulullah  ketika itu tidak melebihi  ucapan beliau:</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">مَا الْمَسْؤُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Tidaklah yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.” (Yakni keduanya sama-sama tidak mengetahui). </em><strong>(HR. Muslim)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Jika keduanya tidak mengerti kapan hari kiamat, masuk akalkah jika kemudian ada seseorang yang mengaku tahu kapan hari itu? <em>Subhanallah</em>, ini adalah kedustaan yang nyata!!</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Bahkan <em>Israfil</em> –malaikat peniup  sangkakala yang dengan tiupannya kiamat akan  ditegakkan– pun tidak  mengetahui kapan Allah perintahkan dia untuk  meniupkan sangkakala. Yang  ia lakukan hanyalah terus menatapkan  pandangannya ke arah ‘Arsy –tidak  berkedip sedikitpun– menanti perintah Allah untuk meniupkannya.  Rasulullah  bersabda:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">إِنَّ  طَرْفَ صَاحِبِ الصُّورِ مُنْذُ  وُكِّلَ بِهَ مُسْتَعِدٌ نَحْوَ الْعَرْشِ  مَخَافَةَ أَنْ يُؤْمَرَ قَبْلَ  أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْهِ طَرْفُهُ كَأَنَّ عَيْنَيْهِ كَوْكَبَان  دُرِّيَّانِ</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Sesungguhnya  pandangan malaikat  peniup sangkakala selalu tertuju ke arah Arsy  semenjak Allah tugaskan.  Khawatir andai ia diperintah meniupkannya  sebelum mengedipkan keduanya,  seolah-olah matanya dua bintang yang  memancar.”<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn6" target="_blank"><strong>[6]</strong></a></em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Dua jawaban Rasulullah </strong><strong> atas pertanyaan kapankah kiamat?</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Rasulullah  tidak mengetahui kapankah  kiamat. Oleh karenanya, ketika ada  pertanyaan diajukan kepada beliau  tentang kiamat, beliau menjawabnya  dengan dua jenis jawaban.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Pertama,</strong> beliau jawab pertanyaan itu dengan menyebutkan tanda-tandanya.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Kedua</strong>,  beliau arahkan  penanya untuk melakukan hal yang lebih penting, yaitu  mempersiapkan  bekal untuk menghadapinya. Anas bin Malik  berkata:</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ n  عَنِ  السَّاعَةِ فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: وَمَاذَا أَعْدَدْتَ  لَهَا؟  قَالَ: لَا شَيْءٌ، إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ . فَقَالَ:  أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Seorang bertanya kepada Nabi </em><em> tentang hari kiamat, ia berkata: Kapankah hari kiamat? Beliau bersabda:   “Apa yang telah kau siapkan untuk menghadapi hari itu?” Dia menjawab:   “Tidak banyak bekalku, tetapi aku mencintai Allah dan Rasulnya </em><em>.” Bersabdalah Rasulullah kepadanya: “Engkau bersama orang yang kau cintai.” </em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Sabda Rasulullah  yang mulia ini benar-benar membahagiakan para sahabat. Kebahagiaan itu terungkap dari ucapan Anas berikutnya:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرِحْنَا  بِقَوْلِ النَّبِيِّ n: أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ. قَالَ أَنَسٌ:  فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ n وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ  أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ  أَعْمَالِهِمْ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Tidaklah kita berbahagia (setelah Islam) sebagaimana bahagianya kita dengan sabda Nabi </em><em>: “Engkau bersama orang yang kau cintai.” Kemudian Anas berkata: “Maka aku mencintai Nabi </em><em>,   Abu Bakr dan Umar; aku berharap akan bersama mereka (di jannah) dengan   kecintaanku pada mereka meski aku tidak mampu beramal sebagaimana amal   mereka.”<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn7" target="_blank"><strong>[7]</strong></a> </em></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Alangkah  indahnya sabda beliau, dan  betapa jujurnya sahabat Anas . Sungguh kita  pun berkata: “Ya Allah aku  mencintai Nabi-Mu , Abu Bakr Ash-Shiddiq,  ‘Umar bin Al-Khaththab,  Utsman bin ‘Affan, Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan,  Al-Husain, Ummahatul  Mukminin dan seluruh sahabat-sahabat Nabi-Mu. Aku  berharap kepada-Mu,  ya Allah, Engkau kumpulkan diriku bersama mereka di  Firdaus-Mu… Walau  aku tak mampu beramal sebagaimana amalan mereka.  Walau aku tak mampu  bertaubat sebagaimana taubat mereka.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Hadits-hadits yang menetapkan kepastian waktu terjadinya kiamat adalah hadits <em>maudhu’</em> (palsu)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Semua hadits tentang penentuan hari  kiamat tidak benar penyandarannya kepada Rasulullah . Demikian Ibnu  Katsir  memberikan faedah penting ini dalam kitabnya <strong>An-Nihayah.</strong><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn8" target="_blank">[8]</a></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Ada baiknya pada majelis ini kita simak sebuah hadits yang dinukil<em> </em>Ibnul Qayyim dalam kitabnya <strong>Al-Manarul Munif</strong>,<strong> </strong>sebagai contoh hadits <em>maudhu’ </em>(palsu) tentang hari kiamat, karena penyelisihannya yang sangat jelas terhadap Al-Kitab dan As-Sunnah.</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah  bersabda:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">إِنَّهَا سَبْعَةُ آلَافِ سَنَةٍ وَنَحْنُ فِي الْأَلْفِ السَّابِعَةِ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Dunia itu berusia tujuh ribu tahun, dan kini kita berada pada seribu yang ketujuh.”</em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Mengomentari hadits ini, berkata Ibnul Qayyim: “Ini adalah kedustaan yang sangat nyata. Andaikata hadits ini <em>shahih</em>, niscaya semua orang tahu bahwa kiamat akan terjadi 251 tahun mendatang.”<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn9" target="_blank">[9]</a> (<strong>Al-Manarul Munif Fish-Shahih Wadh-Dha’if </strong>hal. 80)</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Ibnu Hazm <em> </em>berkata:  “Kami  tidak sedikitpun memastikan hitungan tertentu. Sedangkan orang  yang  menyangka bahwa dunia itu berumur tujuh ribu tahun atau lebih dari  itu,  atau kurang darinya, sungguh dia telah berdusta dan berbicara  dengan  sesuatu yang tidak pernah sedikitpun Rasulullah menyabdakannya  dalam  lafadz shahih. <strong>Bahkan telah shahih dari beliau  apa yang menyelisihi persangkaannya.</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Kita memastikan bahwasanya dunia itu memiliki urusan yang tidak ada seorangpun mengerti kecuali Allah . Allah berfirman:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Aku tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri…” </em><strong>(Al-Kahfi: 51) </strong>[<strong>Al-Fishal</strong> 2/84]<strong><em> </em></strong></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong> </strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Ghuluw kaum Sufi</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Di antara bentuk <em>ghuluw </em>adalah  perkataan sebagian pengikut hawa nafsu bahwa  Nabi  mengetahui ilmu  ghaib, termasuk di antaranya hari kiamat.  Anehnya, di antara mereka  berdalil dengan hadits shahih. Tentu saja  mereka pelintir maknanya  menurut pemahaman dan hawa nafsu mereka. <em>Na’udzubillah minal fitan </em>(Kita berlindung dari godaan dan fitnah)<em>.</em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Sabda Rasulullah  kepada Jibril  ketika bertanya tentang kapan hari kiamat:</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">مَا الْمَسْؤُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلَِ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari yang bertanya.”</em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Mereka  tafsirkan dengan penafsiran yang  menyelisihi Al-Kitab dan As-Sunnah,  serta menyelisihi kesepakatan  umat. Kata mereka: “Makna hadits ini  bahwasanya aku (Rasulullah ) dan  engkau (Jibril ), <strong>sama-sama mengetahui kapan terjadinya hari kiamat</strong>.”</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Lihatlah,  wahai kaum muslimin.  Bagaimana setan menipu mereka dan menghiasi  kebatilan dengan  angan-angan dusta yang mengantarkan kepada kebinasaan.  Mereka tafsirkan  hadits dengan penafsiran yang menyelisihi kesepakatan  salaf umat ini  dari kalangan sahabat, tabi’in, atba’ut tabi’in dan orang  yang  mengikuti mereka dengan baik. Bahkan menyelisihi nash (dalil yang   jelas) dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Melengkapi pembahasan dalam <strong>Al-Manarul Munif,</strong> Ibnul Qayyim membantah pemahaman keliru dan batil akan hadits Jibril di   atas dengan pembahasan yang sangat bagus. Beliau sertakan juga   hadits-hadits shahih yang menunjukkan ketidaktahuan Rasulullah    terhadap perkara ghaib. Kesimpulan bantahan itu kita katakan bahwa   Rasulullah  –<em>ketika datang Jibril dalam bentuk seorang Arab badui dengan baju yang sangat putih dan rambut yang sangat hitam</em>– <strong>beliau samasekali tidak mengetahui bahwa laki-laki itu adalah Jibril</strong>. Dalam sebuah riwayat Rasulullah bersabda:</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">مَا أَتَانِي فِي صُورَةٍ إِلَّا عَرَفْتُهُ غَيْرِ هَذِهِ الصُّورَةِ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Tidaklah  Jibril datang padaku  dalam suatu bentuk kecuali aku mengenalinya,  kecuali bentuk ini (yakni  dalam kejadian hadits Jibril).”<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn10" target="_blank"><strong>[10]</strong></a></em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Akankah  beliau mengatakan kepada orang  yang beliau sangka manusia badui biasa,  dan beliau tidak tahu dia  adalah Jibril dengan ucapan: “Aku dan engkau  (wahai lelaki badui yang  tidak aku kenal-pen) mengetahui kiamat?”  Mahasuci Allah. Ini tentu  sebuah kedustaan.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Terlebih  lagi ayat-ayat Al-Qur’an dan  hadits-hadits nabawi dengan tegas  menyelisihinya. Jawaban Ibnul Qayyim  dan pembahasan yang sangat  bermanfaat selengkapnya bisa dilihat dalam  kitab tersebut hal. 81-84.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Pembaca <em>rahimakumullah</em>.  Ghuluw  kepada Nabi  bukan hanya perkataan mereka bahwa beliau   mengetahui  hari kiamat. Lebih dari itu, mereka meyakini bahwa Rasulullah   mengetahui segala yang ghaib dan mengerti semua yang ada di <em>Al-Lauhul Mahfuzh</em>.</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Dalam <strong>Mimiyah Al-Bushiri</strong>, yang dikenal dengan <strong>Qashidah Burdah</strong>, penulisnya Al-Bushiri<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn11" target="_blank">[11]</a> berkata:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">وَمِنْ عُلُومِكَ عِلْمُ اللَّوْحِ وَالْقَلَمِ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Dan di antara ilmu-ilmumu (wahai Nabi) adalah ilmu Al-Lauhil Mahfuzh dan pena (pencatat taqdir).</em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Sungguh,  sebuah ucapan yang telah  mencapai puncak kebatilan. Di mana  kandungannya menetapkan bahwa  Rasulullah  mengetahui perkara-perkara  ghaib. Perlu diketahui bahwa  ucapan-ucapan serupa yang penuh dengan syirik dan kebid’ahan banyak  tertera dalam Qashidah tersebut. <em>Wal ‘iyadzubillah. </em></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Dengan lancang ia selisihi Al-Qur’an dan  As-Sunnah yang menunjukkan bahwa Rasulullah  tidak mengetahui perkara  ghaib. Allah  berfirman:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong> </strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Katakanlah  (wahai Nabi): “Tidak  ada seorang pun di langit dan di bumi yang  mengetahui perkara yang  gaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak  mengetahui bila mereka akan  dibangkitkan.</em> <strong>(An-Naml: 65)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Allah juga berfirman:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong> </strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Dan  pada sisi Allah-lah  kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang  mengetahuinya kecuali Dia  sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di  daratan dan di lautan, dan  tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan  Dia mengetahuinya (pula),  dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam  kegelapan bumi dan tidak sesuatu  yang basah atau yang kering, melainkan  tertulis dalam kitab yang nyata  (Al-Lauh Al-Mahfuzh).”</em> <strong>(Al-An’am: 59)</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Wahai para penyanjung <strong>Qashidah Burdah</strong>,  dan mereka yang selalu mendendangkannya. Jawablah dengan jujur. Ucapan  Bushiri-kah yang benar atau firman-firman Allah dan sabda Rasul-Nya?  Renungkan ayat-ayat di atas, lalu bandingkan dengan bait-bait <em>kufur</em> <strong>Qoshidah Burdah</strong> yang kalian dendangkan. Segeralah kembali ke jalan yang benar sebelum Allah menutup pintu taubat.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Ramalan kiamat, upaya mendangkalkan aqidah umat</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Desember  2012 diramalkan sebagai hari H  berakhirnya dunia. Ramalan ini bukan  kedustaan pertama dalam peradaban  manusia. Ramalan-ramalan kiamat  sebenarnya telah tercatat dalam  catatan panjang sejarah, namun tetap  saja ramalan serupa dihembuskan  ditengah-tengah manusia.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Muslim yang kokoh akidahnya akan segera melihat ramalan ini sebagai kedustaan. Akan tetapi di saat berita ini diterima oleh <em>orang </em>yang lemah imannya, yang tidak mengerti akidah yang benar, goncanglah jiwanya dan sempitlah dadanya.</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Ada  satu sisi yang ingin kita ingatkan  di sini. Sesungguhnya musuh-musuh  Islam terus berusaha menghembuskan  berita-berita dan keyakinan yang  merusak aqidah umat dengan segala  media yang mereka miliki. Berita  kiamat 2012 adalah sebagian kecil dari  upaya musuh Islam mendangkalkan  aqidah dan akhlak kaum muslimin.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Dari sini muncul sebuah pertanyaan: “Apa benteng untuk menghadapi perang pemikiran itu?”</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><strong>Al-Kitab dan As-Sunnah adalah benteng dari kesesatan</strong></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Al-Kitab  dan As-Sunnah adalah pelita di  tengah kegelapan dan benteng dari  kesesatan. Apapun ujian/godaan yang  menimpa, ketika seorang  mengembalikan kepada keduanya niscaya dia  dapatkan jawaban yang  membantah semua kerancuan.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Seorang  mukmin yang mengenal Allah,  Rasul-Nya dan agama Islam, ketika ramalan  kiamat mengetuk gendang  telinganya ia akan segera tersentak dan menjawab  bahwa dalil-dalil  Al-Kitab dan As-Sunnah secara tegas menunjukkan bahwa  kiamat tidak ada  yang mengetahuinya kecuali Allah.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Di  akhir majelis, sejenak kita baca  sebuah hadits di antara hadits-hadits  yang membantah ramalan kiamat  2012, yaitu hadits tentang turunnya Isa  bin Maryam  ke muka bumi.  Beliau akan turun dan menetap di dunia selama  tujuh tahun. Dalam hadits  tersebut dikatakan:</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">فَيَبْعَثُ  اللهُ عِيْسَى بْنَ مَرْيَمَ …  ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ  لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ  عَدَاوَةٌ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ رِيْحًا مِنْ  قِبَلِ الشَّامِ فَلَا  يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ  مِثْقَالُ ذَرَّةٍ  مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيْمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>“Maka Allah utus ‘Isa bin Maryam</em><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn12" target="_blank"><em><strong>[12]</strong></em></a><em> … kemudian hiduplah manusia selama tujuh tahun, tidak ada permusuhan antara dua orang,<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn13" target="_blank"><strong>[13]</strong></a> hingga Allah kirimkan angin dari arah Syam. Tidak ada seorangpun di   muka bumi yang ada kebaikan atau iman dalam hatinya melainkan angin ini   akan mewafatkannya.”<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftn14" target="_blank"><strong>[14]</strong></a> </em></p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;">Kita  katakan, seandainya Nabi Isa turun  di tahun ini, 2010 M, niscaya beliau  akan tinggal di dunia tujuh tahun  ke depan. Artinya, kita bisa pastikan  bahwa 2012 bukanlah hari kiamat  yang mereka sangkakan.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;">Kaum muslimin, <em>rahimakumullah</em>.   Setelah hadits ini dan hadits-hadits yang demikian banyak menunjukkan   kedustaan semua ramalan kiamat, akankah kemudian seorang yang beriman   terusik dengan berita-berita dusta itu?</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><em>Wallahu a’lam bish-shawab. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Wa shallalahu ‘ala Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.</em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><hr style="margin-left: 0px; margin-right: 0px;" size="1"><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref1" target="_blank">[1]</a> Al-Bukhari no. 2268.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref2" target="_blank">[2]</a> Sebuah gunung 12 mil selatan Makkah. Lihat <strong>An-Nihayah fi Gharibil Hadits</strong> (4/88).</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref3" target="_blank">[3]</a> <strong>Musnad Al-Imam Ahmad</strong> (8/176 no. 5966) dengan tahqiq Asy-Syaikh Ahmad Syakir, beliau berkata: <em>“Sanadnya shahih.”</em></p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref4" target="_blank">[4]</a> Al-Bukhari (6/495 no. 3459)</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref5" target="_blank">[5]</a> HR. Muslim dalam <strong>As-Shahih</strong> (2/585 no.854) dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi z.</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref6" target="_blank">[6]</a> HR. Al-Hakim dalam <strong>Al-Mustadrak</strong> (4/603). Ibnu Hajar menghasankannya dalam <strong>Al-Fath </strong>(11/447), dishahihkan Al-Albani dalam <strong>Ash-Shahihah</strong> (3/65 no. 1078).</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref7" target="_blank">[7]</a> Al-Bukhari meriwayatkan hadits Anas z dalam <strong>Shahih</strong>-nya no. 3688.</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref8" target="_blank">[8]</a> Lihat <strong>An-Nihayah </strong><strong>Fil Fitan Wal Malahim </strong>(1/195).</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref9" target="_blank">[9]</a> Ucapan Ibnul Qayyim menunjukkan bahwa kitab <strong>Al-Manarul Munif</strong> ditulis sekitar tahun 749 H, yaitu 251 tahun sebelum tahun 1000 H. Kini   kita memasuki tahun 1431 H, kedustaan itu semakin terang. Jika berita   ini benar dari Rasulullah n niscaya kiamat sudah terjadi 431 tahun   silam.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref10" target="_blank">[10]</a> <strong>Musnad Imam Ahmad</strong> (1/53) dari Umar bin Al-Khaththab .</p><div style="text-align: justify;"><br /><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref11" target="_blank">[11]</a> Muhammad bin Sa’id Al-Bushiri, (608-695 H) berkubang dalam lumpur   tashawuf, dibenci manusia lantaran kata-katanya yang kotor.   Meminta-minta bahkan menjilat penguasa demi harta, adalah kebiasaannya.   Menetapi tarekat Syadziliyyah dan menulis <strong>Qashidah Burdah </strong>yang dipenuhi <em>ghuluw</em>, bid’ah dan kesyirikan.</p><div style="text-align: justify;"><br /></div><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref12" target="_blank">[12]</a> Yakni Allah turunkan beliau dari langit.</p><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref13" target="_blank">[13]</a> Di masa Isa bin Maryam As bumi penuh dengan keadilan dan keamanan   bahkan disebutkan dalam riwayat bahwasannya anak-anak kecil bermain   dengan ular-ular tidak ada sedikitpun bahaya. Lihat Musnad Imam Ahmad   (2/406) dan dishahihkan sanadnya oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari   (6/493)</p><p style="text-align: justify;"><a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4#_ftnref14" target="_blank">[14]</a> HR. Imam Muslim dalam <strong>Shahih</strong>-nya no.2940</p><div style="text-align: justify;"><strong>Oleh:</strong> Al-Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc<br /></div><p style="text-align: justify;">Sumber: Majalah Asy Syariah<a rel="nofollow" href="http://www.asysyariah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25:kiamat-sudah-dekat-namun-tak-ada-seorang-pun-mengerti&catid=4:hadits&Itemid=4" target="_blank"></a></p>

Kiamat Sudah Dekat

Dari Anas bin Malik : Rasulullah bersabda: بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ -وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى “Aku diutus, dan ki...